O5 - DITERIMA

8.3K 587 6
                                    

Pukul tujuh malam, Starla baru tiba di rumah. Ia melangkah diiringi dengan senyum lebar. Sampai Alex yang melihat saja terheran-heran.

"Abis menang lotre ya kamu? Lebar banget senyumnya." komentar Alex yang duduk diruang keluarga.

"Ini mah lebih dari menang lotre Pa." Starla berseru dengan semangat. "Nei diterima kerja tau, hiii seneng banget!" beritahu nya.

"Oh ya?" Kejora menyahut dari arah belakang seraya membawa nampan berisikan teh madu dan cemilan. "Bagus dong. Selamat buat anak bontotnya Mama."

Lengkungan bibir itu semakin naik keatas. "Makasih Ma.."

Alex memandang Starla yang masih setia dengan wajah berseri nya. "Jadi, kapan kamu mulai kerja?"

"Lusa Pa." Starla tersenyum kikuk kemudian. "Tapi, ada tapinya nih.."

"Apa?"

"Kalau Nei tinggal disana, boleh kan?" tanya Starla menatap lekat kedua orangtuanya.

Ia harap-harap cemas, takut tak diizinkan Papa nya tinggal disana. Secara, teman seatap Starla duda. Wajar sih jika tak diperbolehkan.

Namun dugaan itu Starla telan bulat-bulat kala Alex manggut-manggut menyetujui. "Boleh,"

Kejora ikut-ikutan mengangguk. "Mama juga yes. Tapi kamu harus tanggung jawab sama pekerjaan mu ya, yang paling penting kamu harus bisa jaga diri."

Perempuan itu menatap Mama dan Papa nya bergantian. Mengapa kedua orangtuanya begitu santai memberi izin? Bahkan tanpa tau seluk beluk dari orang yang akan menjadi bos nya nanti.

Lu gak tau aja

Hehehehe..

"Kok enteng banget ngasih izinnya?" Starla tak dapat menyembunyikan raut heran nya. "Nei kira Mama Papa bakal banyak tanya kayak wartawan."

"Komen mulu, masih untung diizinin. Mau Papa tarik lagi izinnya?" Alex pura-pura mengancam.

"Ya jangan dong.." sahut Starla ngegas.

"Yaudah diem. Papa kasih izin tuh berarti Papa percaya kamu."

Papa percaya kamu

Sesimpel itu..

***

"Nteee!"

Zee berlari kearah Starla yang baru saja tiba di rumahnya. Perempuan itu dengan sigap menggendong Zee yang bobot tubuhnya semakin berat saja.

"Duh makin mbrot aja kamu." komentar Starla.

"Iya yah, oyang Je di acih mamam ama ayah ama bubun." Zee menyahuti ucapan Tantenya dengan bahasa yang masih belepotan.

"Mamam apa?"

"Mam naci." jawabnya polos.

Starla manggut-manggut paham, ia lalu menurunkan Zee di sofa ruang tengah. "Nasi doang?"

"Ndak, cama kaki ayam."

Starla sontak tertawa. "Ceker itu namanya dek."

"Je sayah?" Mata bulat Zee menatap Starla sambil mengerjap.

"Gak. Nte yang salah." Lantas Starla mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru rumah. "Ayah Je udah pulang belum dek?"

"Dah, agi mamam ama bubun."

"Di ruang makan berarti?"

"Ndak, di koyam yenang." Starla melirik keponakan nya itu sebal. Beberapa hari tak bertemu, Zee semakin kesana semakin kesini saja.

"Huu dasar Je jelek!" Starla memeletkan lidahnya dan kemudian beranjak dari sana. Berjalan keruang makan, mendapati si Abang yang tengah bermain ponsel, dan kakak iparnya tengah mencuci piring. Sepertinya acara makan mereka telah selesai.

"Abang.." panggil Starla.

Dirga menoleh, kapan adiknya itu datang?

"Kapan dateng? Abang gak denger suara mobil." kata Dirga saat Starla tengah mencium punggung tangan nya.

"Nei jalan." cengir nya.

Kedua alis Dirga menyatu. "Malem-malem begini, bahaya dek. Udah ijin sama Mama Papa belum?"

"Udaahhh."

"Besok jangan gitu lagi. Kalau mau kesini, dianter Papa atau gak sama supir. Walaupun jaraknya dekat, tapi--,"

"Iyaa abangku sayangg, janji besok gak lagi." sela Starla dengan senyum meyakinkan.

Dirga mengangguk dan mengajak Starla untuk duduk. "Mau ngomong apa?" tanya Dirga langsung.

Starla nyengir lagi. "Ih kok tau banget kalo aku mau ngomong sesuatu."

"Udah kebaca dari wajah kamu itu." Dirga mengibaskan tangannya.

Starla mengangguk-angguk. "Nei lusa mau kerja." ucap Starla.

"Hm, jadi manager di perusahaan? Kok Abang gak tau?"

"Hehe bukan.."

"Terus?"

"Nei diterima jadi pengasuh." ucap Starla sambil cengengesan.

Kedua mata Dirga sontak membelalak. "Yakin kamu?"

Starla mengangguk berkali-kali. "Yakin Abang. Lusa Nei udah mulai kerja, tapi Nei tinggal disana." cicit Starla diakhir kalimatnya.

Dirga menghela napas. "Dimana alamatnya?" tanya nya.

Lalu Starla menyebutkan alamat rumah Naka. Dirga yang mendengar itu sontak mengerutkan keningnya.

"Bos kamu siapa namanya?" Dirga bertanya lagi.

"Pak Naka."

Dirga manggut-manggut paham. "Abang izinin, tapi kamu harus bisa jaga diri dan tanggung jawab atas pekerjaan kamu itu. Ya?"

TBC

karena kemarin aku ga up, hari ini jadi double. tapi satu part lagi nanti ya sorean✋🏻😄

Hello! Mas (Duda)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang