19 - MEET FEBBY & JANUAR

7.4K 490 26
                                    

"Udah dibeli cincinnya?"

"Belum Ma." sahut Naka seraya membopong tubuh gempal anaknya mendekat.

"Kamu ini gimana, lama banget geraknya. Keburu dia diambil orang!" cerca sang Mama dari seberang sana.

Naka menghela napas. "Sabar ah Ma, lagian aku belum izin sama orang tuanya." jawab Naka.

"Jangan lama-lama! Apa perlu Papa bantu buat atur jadwal ketemu nya?" tawar Niara.

"Gak usah, biar aku aja nanti. Mama Papa tinggal terima beres pokoknya."

"Yaudah. Cucu Mama mana? Udah tidur kah?"

"Belum, masih seger ini matanya." Naka mengubah ke panggilan video agar Mama nya bisa melihat Aga yang sedang tengkurap diatas kasur.

"Halo cucu nenek!" sapa Niara. Aga yang mendengar suara neneknya langsung menatap ponsel Naka. Matanya menyipit dengan bibir yang terus mengeluarkan ocehan.

"Duh, Nenek tinggal makin gembul aja ya kayaknya. Mbul udah mamam belum?"

Naka menoleh ke arah Aga yang menatap layar ponselnya dengan binar. "Ditanya Nenek tuh Ga, dah mam belum?"

"Dah!"

Niara terkekeh. "Pinternya.. Lagi main apa sih itu, sibuk banget kayaknya." tutur Niara pada sang cucu yang sibuk mencoreti buku gambarnya.

"Anaknya lagi seneng mewarnai Ma. Sampe tembok kamar juga ikut dicoret-coret sama dia."

"Wah coba Nenek mau lihat dong hasil warnanya."

Naka memutar kamera nya menjadi kamera belakang sehingga Niara dapat melihat hasil karya sang cucu yang tengah mewarnai rusa.

Sedangkan disisi lain, tepatnya dilantai bawah. Starla bersama kedua temannya tengah bercengkrama. Tidak, lebih tepatnya hanya Starla dan Febby saja yang sibuk bicara ngalor ngidul. Sedangkan Januar hanya diam sambil menatap sekeliling rumah yang seperti tak asing dimatanya.

"Lu ngapa sih Jan?! Dari tadi gak kelar-kelar lu mandangin ni rumah." Febby menepuk pundak lelaki yang sibuk dengan pikirannya itu.

Januar menggeleng. "Bukan. Gue kayak gak asing aja sama ni rumah." tutur nya. "Kayak pernah kesini, tapi lupa."

"Mending makan aja nih, sushi lo dari tadi dianggurin." Starla menimpali.

Dan Januar menuruti, akhirnya mereka makan bersama sambil terus bercerita mengenai keluh kesah selama sibuk bekerja.

"Jadi selama lo kerja, belum pernah balik ke rumah ya?" tanya Febby.

Starla menggelengkan kepalanya. "Belum. Paling minggu depan gue izin balik, Zee ulang tahun."

Febby manggut-manggut.

"Omong-omong, bayi lo mana? Dari tadi gak kelihatan." Januar bertanya.

"Ada dikamar. Sama Bapaknya."

"Kok lo nyantai banget dah. Majikan lo gak marah apa kita-kita main kesini?" ucap Febby yang merasa heran.

"Nggak lah, ngapain marah. Lagian--,"

Perkataan Starla terpotong saat suara celotehan bayi terdengar semakin dekat. Ketiga orang yang sedang lesehan itu kompak menoleh kearah tangga. Dimana ada Naka yang berjalan kearah mereka sembari menggendong Aga.

"Pak Naka?" Januar dan Febby membelalak saat melihat atasan nya berjalan kearah mereka.

Naka mengangguk singkat. "Aga mau gabung, boleh kan Om Tante?"

"Te!" Aga mengangkat kedua tangannya saat melihat keberadaan Starla. Perempuan itupun langsung berdiri dan mengambil alih Aga.

"Kalian santai saja, saya gak gigit kok." ucap Naka saat melihat raut tegang dari karyawan nya itu.

Januar dan Febby hanya mengangguk dan tersenyum canggung. Starla menyeletuk. "Tau, kayak gak pernah liat orang ganteng kaosan aja."

Naka mengulum bibirnya, menahan tawa. "Yasudah, silakan dilanjut. Saya tinggal ya." ujar Naka  lalu pamit undur diri dari sana.

"Eh Pak! Ada bakmi di dapur buat Bapak, makan aja!"

Setelah mendengar balasan Naka. Barulah Starla duduk dan kembali bergabung bersama kedua temannya, pun dengan Aga yang ikutan duduk dengan tampang polosnya.

"Kata gue sih lo mending mingkem sekarang sebelum liur lo netes." cibir Starla pada Febby yang menganga sejak awal melihat Naka.

Febby langsung mingkem saat itu juga. "Ngapa lo gak bilang kalo majikan lo itu Pak Naka?" sungut Febby dengan suara yang amat pelan. Takut-takut Naka mendengar ucapannya barusan.

"Emang kenapa kalo majikan gue Pak Naka?"

"Jantung gue hampir merosot gila ngeliat Pak Naka kaosan begitu."

Januar memutar bola matanya malas. "Pantes aja gue kayak gak asing sama ni rumah. Ternyata emang pernah kesini."

Starla menggaruk kepalanya. "Kalian emang kenal sama Pak Naka dimana?" tanya perempuan itu heran.

Febby menepuk jidatnya. "Lah emang lo gak tau kalo dia atasan gue sama Janu di kantor?"

Yang ditanya menggeleng polos.

Januar geleng-geleng kepala. "Sempit amat dunia."

"Ma ma mam!"

Atensi ketiganya beralih ketika anak lelaki Naka itu merengek pada Starla.

"Mau apa sayang?" Starla langsung menatap Aga yang menampilkan puppy face nya.

"Mau ini kali, dari tadi ngeliatin mulu." Januar menyodorkan es jeruk milik Starla hingga mengenai kaki Aga yang kontan membuat si empu langsung menggeliat karena dingin.

"Lucu amat sih mbul mbul gini kakinya." Febby memegang sebelah kaki Aga seolah-olah ingin ia lahap.

"Siapa namanya La?" tanya Januar yang juga ikut gemas dengan Agarish.

Starla menunduk menatap Aga yang memainkan sedotan es jeruknya. "Ditanya sama Om, ini namanya siapa?" tanya Starla seraya memegang tangan bocah itu.

"Agaaa.."

"Yis!"

"Pinter.."

"Kalo anak asuhnya gemes kayak gini, gue juga mau kali." gumam Febby.

"Alah lo mah bukan mau ngasuh anaknya, tapi bapak nya!" damprat Januar tanpa filter.

Febby cengengesan saat pikirannya berhasil terbaca oleh Januar. "Emang lo doang yang paling ngerti gue Nu!"

"Pret."

T B C

hehehe halooww👋🏻👋🏻

bacain komen kalian.. ga nyangka ih banyak yg baca dan nungguin cerita mas naka🥺🤍 maaci yh😘

up kali ini pendek dulu, besok lanjut lagi👋🏻

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hello! Mas (Duda)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang