Riuh tawa terdengar dari meja yang terletak diujung ruangan. Tiga orang lelaki yang tengah bercengkrama, entah membicarakan apa. Sudah lebih dari tiga jam mereka duduk di sana, namun sampai sekarang tak ada satupun tanda-tanda akan beranjak.
Niel mencomot kentang goreng milik Naka dan melahapnya dengan santai. "Lo dah tau belom Ga?" Niel kembali membuka obrolan setelah tawa diantara mereka telah reda.
Dirga langsung menatapnya. "Apa?"
"Adek lo tinggal sama si duda." Niel melirik Naka yang berada disebelahnya.
"Dia kerja, bukan tinggal doang." ralat Naka.
Dirga tertawa pelan. "Tau. Sehari sebelum berangkat kerumah Naka dia udah izin sama gue." papar Dirga. "Awalnya gue kaget, ni bocah gak ada angin gak ada ujan mau kerja, jadi pengasuh pula."
"Mana dia belum lama balik dari Aussie kan."
"Terus-terus, bonyok lo gimana respon nya? Secara, Starla anak perempuan mereka satu-satunya.." Naka memutar bola matanya jengah mendengar seruan kepo Niel. Namun diam-diam ia juga menyimak cerita Dirga.
"Ya dikasih. Orang anaknya sendiri yang mau." kelakar Dirga. "Papa juga pasti udah nyari tau tentang lo, Ka. Dia gak mungkin seenteng itu ngasih izin kalau gak tau seluk-beluk calon majikan nya Nei ini kayak apa."
Naka mengangguk menyetujui. Karena mustahil Alex dengan enteng memberi izin tanpa tau seluk-beluk seseorang yang setiap hari akan selalu berinteraksi dengan anak gadisnya.
"Tapi ngomong-ngomong nih. Dia masih kontekan sama si Nasar gak sih?" tanya Niel si paling kepo akut.
Naka langsung menatapnya tajam. "Lo!"
"Apa? Gue cuma nanya." ucap Niel polos.
Dirga tertawa menanggapi. "Setau gue sih udah enggak ya.." jawab nya.
"Tuh udah enggak!" kata Niel sambil terang-terangan menatap Naka. "Langsung gas nikahin aja buruan."
Dirga ikutan menatap Naka dengan tawa yang semakin keras terdengar. "Udah tujuh tahun lewat, masih stuck di adek gue aja lo?"
Naka mendengus. Kan, jadi dia yang di ceng-cengin. "Ntar,"
"Ntar-ntaran terooss." cibir Niel greget. "Dulu juga kebanyakan ntar, ujungnya kesalip si Nasar kan." ungkap nya yang menjadi saksi kebodohan Naka dimasa lalu.
"Sabar makanya!" sahut Naka kesal. "Dia sekarang taunya gue Naka, bukan Rafka. Kan aneh kalo tiba-tiba gue ngelamar terus ngajak nikah!"
Dirga ngakak menyaksikan perdebatan kedua temannya itu. Ia bahkan tak menyangka, Naka masih menyimpan rasa terhadap adiknya. Padahal sudah lama sekali, dari jaman mereka berseragam putih abu.
"Si goblok lu kompor bener!" ujar Dirga yang dibalas cengiran Niel. "Abisnya nih mulut gue gatel, tiap liat adek lo bawaan nya pengen cepuin terus."
"Tapi serius nanya." Dirga menatap Naka serius. "Lo nyangka nggak, kalo ternyata yang jadi pengasuh anak lo itu Starla?"
Naka langsung menggeleng. "Gak lah. Gue juga kaget waktu tau ternyata dia yang chat gue bilang mau jadi pengasuh Aga." tutur nya.
"Lo gak tau aja Ga." Niel kembali berulah. "Nih orang waktu di depan Starla mah cool, kalem, jaga image bener. Giliran dibelakang Starla mesam-mesem kek ABG baru jatuh cinta."
Naka memejamkan matanya kesal.
Nih orang mulutnya bener-bener minta dilakban.
"Dari pada lo, nt terus." sarkas Naka pada akhirnya.
Niel langsung kicep, sementara Dirga lagi-lagi tertawa. Ayah satu anak itu benar-benar receh sekali.
Naka ikutan tertawa melihat perubahan wajah Niel yang langsung cemberut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello! Mas (Duda)
عشوائيMenjadi orang tua tunggal bukanlah hal mudah untuk seorang Naka Alghafar Viandra. Apalagi ditengah kesibukannya sebagai pemimpin perusahaan, Naka lumayan sulit membagi waktu untuk pekerjaan dan putranya. Maka dari itu ia memutuskan untuk mencari bab...