13 - WEEKEND

8K 536 4
                                        

Hari minggu adalah hari mencuci. Ya, sepertinya kalimat itulah yang mendefinisikan kegiatan Starla pagi ini. Mumpung weekend dan Naka libur bekerja, Starla mempercayakan Aga kepada Papi nya selagi ia tinggal mencuci pakaian.

Mengapa Starla yang mencuci pakaian? Karena Bi Ningsih baru saja ambil cuti untuk menemani anaknya yang tengah melahirkan.

Starla bersenandung ria sembari memasukkan satu persatu pakaian Naka dan Aga kedalam mesin cuci. Aura wajahnya tampak sumringah walaupun didepannya cucian menumpuk banyak.

Ya gimana gak sumringah, orang abis gajian..

"Eh apa nih?" Starla membeo saat tangannya tak sengaja meraba kantung kemeja Naka dan menemukan sesuatu disana.

Kali aja duit

Hehehehe

Namun tak sesuai dugaan, yang Starla dapati malahan sebuah.. foto?

Rafka 🤍 Ala

Starla cukup terkejut saat melihat orang yang ada didalam foto itu. Seorang remaja lelaki yang sedang merangkul bahu gadis perempuannya. Keduanya tampak tersenyum lebar kearah kamera dengan piala dan piagam di masing-masing tangan mereka.

Mau diperhatikan seberapa lama pun, tak akan mengubah isi foto tersebut. Starla menghela napas, kali ini ia mengakui bahwa foto itu bukan editan atau karangan belaka.

Foto itu.. sangatlah mirip. Bukan hanya mirip, tapi memang sama. Sama seperti miliknya yang ia simpan rapi-rapi dirumah.

Kebetulan macam apa ini...

"Kalau dia beneran orangnya, parah sih. Berarti gue dibohongin selama ini."

"Siapa yang bohongi kamu, Starla?" Naka tiba-tiba saja datang dari arah belakang. Mengejutkan Starla yang spontan langsung menyembunyikan foto itu dikantong celananya.

"Pak! Kaget!" Starla menoleh dengan raut terkejut bukan main.

Kagetnya dikit, paniknya yang banyak.

Naka menaikkan sebelah alisnya. "Kamu dipanggil dari tadi gak nyahut, malah ngelamun terus tiba-tiba ngedumel."

Starla langsung mengalihkan pandangannya. "Siapa yang ngelamun. Orang saya lagi nyuci nih, liat, nyuci baju Bapak ini."

"Ya ya, percaya." sahut Naka yang langsung pergi dari ruang cuci. Ia melangkah ke dapur dan meneguk segelas air untuk menghilangkan dahaga nya.

Starla membuntuti dari belakang, namun saat Naka berbelok ke dapur, ia berjalan lurus keruang keluarga. Mencari keberadaan anak asuhnya.

"Ga.." Starla memanggil ketika tak melihat keberadaan bocah tersebut.

"Pa?" Kepala bocah itu melongok dari arah belakang sofa. Starla terkekeh lalu menghampirinya.

"Ngapain duduk disitu? Mandi yuk sama Nte."

"Ma mamm.."

"Oh iya, lagi mam biskuit ya." kata Starla saat melihat tangan gembul Aga menggenggam sebuah biskuit. "Abisin dulu, baru kita mandi, oke?"

***

Tidur siang Naka di weekend yang begitu panas terganggu oleh dentingan beberapa kali dari ponsel pintarnya. Dengan nyawa yang belum terkumpul semua, ia membuka pesan yang mengusik tidur nyenyak nya tersebut.

Kaiden : Gue otw rumah lo ya

Mata Naka otomatis terbuka lebar setelah melihat pesan yang dikirimkan Kai sejak satu jam yang lalu itu. Tanpa memperdulikan apapun lagi, ayah satu anak itu langsung berlari keluar kamar.

Dalam hatinya berdoa, semoga saja Kai tak berbicara hal-hal yang membuat Starla curiga terhadap nya.

Menuruni tangga dengan tergesa hingga menimbulkan bunyi yang cukup keras akibat benturan alas kakinya dengan lantai membuat atensi dua orang yang sedang berbincang di sofa itu menoleh kearah Naka.

"Kapan dateng Kai?" tanya Naka dengan napas terengah akibat berlarian.

Kai menatap Naka  lalu beralih kearah Starla. "Sekitar se-jam yang lalu, iya kan Star?"

Starla mengangguki. Setelah itu ia bangkit tanpa menoleh kearah Naka. "Kalian ngobrol aja, aku pamit ke belakang dulu."

Kai melempar senyum. "Thanks minum sama cemilan nya dek." ujar Rean yang dibalas delikan tajam Naka.

"Apaan dak-dek dak-dek?!"

Starla terkekeh menanggapi ucapan Rean, lalu ia melengos saat Naka menatapnya terus-menerus.

Alamat ketahuan. Keluh Naka dalam hatinya.

Naka duduk di sofa yang bersebelahan dengan Kai. Sahabatnya yang baru saja kembali dari New York.

"Kayaknya gue ketinggalan banyak cerita nih." kata Kai menggoda.

Naka meliriknya jengkel. "Lo emang sekurang kerjaan itu ya sampe bela-belain nyamperin gue ke rumah?"

"Kalo bukan karena nganterin titipan dari nyokap lo gue juga ogah kali Ka!" dengus Kai. "Lagian lo sensi amat sih sama gue. Lama gak ketemu nih kita, gak kangen apa?"

"Baru sebulan, gak usah drama!" Naka langsung melempar bantal sofa saat Kai bergerak mendekat hendak memeluknya.

Kaiden langsung tertawa. "Oh iya, si gembul kemana?" tanya Kai saat tawanya telah reda.

Naka sempat melirik kelantai atas sebelum menjawab. "Tidur siang. Anak bini lo gimana kabarnya? Sehat kan?"

"Aman, sehat semua."

Naka manggut-manggut paham. Lalu tak lama terdengar suara mobil memasuki kawasan rumahnya. Naka menatap Kaiden memicing.

"Lo ngundang siapa?"

"Niel doang." sahut Kai santai seraya menyeruput teh buatan Starla. "Ngapa sih, panik amat."

Naka menendang pelan kaki lelaki itu, ia bangkit berniat untuk mengintip dengan siapa Niel datang. Namun belum ada selangkah, suara menggelegar Niel langsung terdengar.

Dan ya, ternyata ucapan Kaiden barusan tidak bisa dipercaya. Karena nyatanya, Niel tidak sendirian. Ada Dirga dibelakang yang membuntuti nya.

Naka menarik napas panjang, ia yakin setelah ini Starla akan menuntut penjelasan nya.

Walah-walah, kacau..

T B C

baru dapet hidayah buat update, mmf yh✋🏻☺️

baru dapet hidayah buat update, mmf yh✋🏻☺️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hello! Mas (Duda)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang