O6 - DAY 1

8.8K 585 2
                                    

Ini adalah kali kedua Starla menginjakan kaki di rumah Naka. Dengan satu koper bawaannya, perempuan itu terus berjalan mengikuti langkah asisten bos nya yang mengarah ke sebuah kamar.

Ya, sesuai dengan perjanjian Starla dengan Alex. Ia pergi tanpa membawa uang sepeserpun yang ada di atm nya. Karena sebagian besar, uang itu berasal dari Alex, sugar daddy nya.

Wkwk..

"Kamar kamu disini ya." tunjuk Niel pada sebuah kamar yang letaknya di pinggir. "Yang ditengah itu kamarnya Aga. Lalu yang ujung, kamar Pak Naka." beritahu nya.

Starla mengangguk paham, ia menatap Niel sejenak. "Maaf, tapi ini beneran gak papa saya tidur dikamar ini?" tanya Starla.

"Ya gak apa-apa, memangnya kenapa?" Kening lelaki itu mengerut.

Starla meringis. "Gak enak, masa kamar babu sama majikan sebelahan." sahutnya dengan tampang polos.

Niel mengalihkan pandangan nya kearah lain sembari mengulum bibir. "Saya cuma menjalankan perintah dari Pak Naka. Kalau sekiranya kamu ingin protes, silahkan langsung ke orangnya."

"Mana berani gue." gumam Starla pelan. Ia memberikan senyum pepsodent kearah Niel. "Hehe gak jadi deh, kamar ini juga gak masalah kok."

Kepala Niel terlihat mengangguk. "Oke, silahkan beres-beres barang kamu. Setelah itu langsung turun kebawah, kamu sudah bisa bekerja hari ini."

***

"Ciluk Baa!!"

Bayi lelaki itu tertawa ngakak saat Starla terus menerus membercandai nya. Kedua tangan mungil Aga terangkat, seolah ingin menggapai wajah pengasuh barunya.

Walaupun notabene nya Starla adalah orang baru. Namun itu tak menyulitkan ia untuk berinteraksi dengan Aga yang mudah sekali akrab dengan orang yang baru pertama kali dilihatnya.

Starla memainkan kedua tangan mungil Aga yang mengudara. "Anak capa ci ini? Hm? Gemes banget."

Ia tanpa henti menciumi seluruh permukaan wajah Aga yang mulus. Sementara si bayi terus mengoceh dengan bahasa yang tak Starla pahami.

"Apa? Aga ngomong apa hm?" tanya Starla dengan tatapan mata yang tak lepas dari Aga.

"Mi mi."

"Hm? Aga haus? Mau mimi?"

"Iya Nte," sahut Starla dengan suara yang ia buat-buat seperti anak kecil.

Aga kembali tertawa, menampilkan lesung pipinya. Ia seolah paham akan ucapan Starla.

Starla mengarahkan dot susu ke mulut Aga seraya menepuk-nepuk pelan paha bayi sepuluh bulan itu agar cepat tertidur.

Beruntung nya, di hari pertama Starla kerja, Aga sama sekali tak rewel. Bayi itu tak menangis, hanya saja ia terus mengoceh dan mengajak bermain, seolah tak membiarkan Starla istirahat barang sejenak.

Tapi disisi lain, Starla senang karena akhirnya bisa bekerja. Bonusnya, ia mendapat anak asuh yang tampan seperti Aga.

Melihat kedua mata bulat Aga yang perlahan tertutup membuat Starla diam-diam tersenyum. Tangan nya tak berhenti menepuk pelan paha bayi itu agar semakin lelap dalam tidurnya.

Bahkan tanpa sadar, mata Starla ikut terpejam. Dan menyelami alam mimpi bersama Aga.

***

Naka sampai dirumah setelah adzan maghrib selesai dikumandangkan. Dengan pakaian kantornya yang sudah berantakan, lelaki itu berjalan memasuki rumahnya yang sepi.

"Ma!" panggil Naka.

"Mama.."

Panggilan kedua pun tak ada sahutan. Aihs, Naka lupa kalau pagi hari tadi, wanita paruh baya itu berpamitan untuk arisan dirumah temannya yang berada di luar kota. Sudah pasti belum pulang atau mungkin masih diperjalanan.

Lantas ia berjalan kearah dapur. Kosong, tak ada makanan apapun. Starla kemana? Kenapa sama sekali tak ada makan malam? Begitulah sekiranya isi kepala Naka sekarang.

Sebenarnya untuk urusan kebersihan dirumah, sudah ada Bi Ningsih yang menghandle. Beliau bekerja dari jam 7 pagi sampai jam 3 sore. Dan soal makanan, biasanya Niara yang akan memasak. Namun sekarang soal urusan masak memasak menjadi tanggung jawab Starla.

Tanpa banyak berpikir Naka melangkah ke lantai atas. Sampai didepan pintu kamar Starla, lelaki itu terdiam sebentar. Lalu kemudian menempelkan telinganya di pintu, namun ia tak mendengar suara apapun dari dalam.

Perlahan, Naka memutar kenop pintunya. Pemandangan yang pertama kali ia lihat adalah, Starla yang tertidur sambil memeluk Aga. Persis seperti ibu yang sedang mengeloni anaknya.

Tanpa sadar, kedua sudut bibir Naka terangkat. Sekuat tenaga ia menahan untuk tak menerjang keduanya dengan pelukan dan ikut terlelap bersama. Hft, Naka please, jangan aneh-aneh.

Tak ingin membangunkan Starla dan anaknya. Naka beringsut mundur dan kembali menutup pintu. Ia memutuskan untuk membersihkan diri sejenak sebelum nanti akan membangunkan Starla.

***

Cklek!

Naka membuka pintu kamar Starla, yang ternyata pemilik kamar sudah terbangun dan sedang mengganti pampers Aga.

Terlihat sangat amatir, maklum karena ini adalah pertama kalinya untuk Starla menggantikan pampers bayi. Beruntung ia sempat diajari Bi Ningsih kemarin.

"Anak Papi pup?"

Mendengar suara sang Papi, Aga menoleh. Tertawa lebar sampai matanya menyipit. Tangan dan kakinya bergerak-gerak, membuat Starla sedikit kesusahan.

"A ya brrrhh..."

"Bentar ya nak.." kata Starla yang paham kalau bayi itu ingin digendong Papi nya.

Naka mendekat, mengecup berkali-kali pipi gembul Aga. Dia menatap Starla. "Sudah?"

Starla mengangguk sembari menghembuskan napasnya lega.

"Kamu mandi saja biar Aga saya yang menjaga."

Tak butuh waktu lama akhirnya Starla selesai dengan urusan mandi dan membuang pampers kotor Aga. Ia dengan segera turun ke dapur untuk membuatkan Naka makan malam.

Dalam hati perempuan itu merutuk, bisa-bisanya ia ketiduran dan belum memasak makan malam untuk bos nya. Huh, maafkan Starla. Pasti Naka sudah sangat kelaparan.

Setelah lama berkutat dengan akat dapur, akhirnya menu masakan malam ini jadi juga. Starla memasak sayur sop dan ayam suwir kemangi.

Sambil berjalan, ia melepas celemek nya. Kemudian memanggil Naka yang menonton siaran bola diruang tengah.

"Pak Naka, makanannya udah siap." ucap Starla saat berdiri disebelah majikannya itu.

Naka mengangguk dan membawa Aga digendongan nya. "Ayo kita makan sama-sama."

TBC

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hello! Mas (Duda)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang