Tiba-tiba saat hendak berbelok, dari arah yang berlawanan ada sebuah mobil truk besar yang berjalan dengan kecepatan tinggi.
"Eh awaaaas!"
Ciiiiiiittt
Suara decitan ban motor pun terdengar begitu keras dan meninggalkan bekas di jalanan. Beruntungnya Juan mampu menghindar dengan sigap dan sangat baik. Akhirnya kecelakaan pun terhidari.
Karena kaget dan ketakutan, Letta refleks memeluk Juan dengan sangat erat.
"Woy kalau bawa mobil yang bener dong!" teriak Juan geram sementara mobil truk tersebut tetap maju begitu saja.
"Kamu nggak papa?" tanya Juan.
Kedua bola mata Letta membulat sempurna, ia langsung melepaskan pelukannya dari Juan.
"Nggak papa," jawab Letta ketus.
"Syukurlah, hampir aja."
"I-iya, hampir aja," jawab Letta gelagapan, jujur ia benar-benar malu karena telah memeluk Juan dengan begitu erat.
"Aku keren kan bawa motornya? Kalau sama orang lain udah pasti celaka kamu," ujar Juan. Ia kembali melanjutkan perjalanan.
"Belagu! Kebetulan aja itu," elak Letta.
Obrolan-obrolan tidak penting itu terus mewarnai sepanjang perjalanan mereka. Keduanya sama-sama bahagia, kerinduan mereka kini terobati meskipun Letta masih harus berpura-pura ketus untuk mempertahankan gengsinya. Ia tidak ingin dikira luluh segampang itu meskipun kenyataannya begitu.
Beberapa saat berlalu. Akhirnya mereka sampai di depan rumah Letta. Letta turun dan hendak pergi, namun Juan langsung berkata, "Makasih."
Letta berbalik menatap Juan, "Buat?"
"Makasih karena udah mau aku anterin," jawab Juan dengan senyuman.
"Jangan kepedean. Aku ngojek ke Kak Juan, ongkosnya udah aku simpen di saku jaket tadi," jawab Letta tersenyum lalu berlari memasuki rumahnya.
Kedua mata Juan terbelalak. Ia merogoh saku jaketnya ternyata Letta memasukan uang duapuluh ribu ke sana.
"Ih Bia!" dengus Juan kesal. Ia turun dari motor hendak mengembalikan uang itu namun ia kembali berpikir, jika ia terlalu gencar mengejar Letta itu bisa membuat Letta risih.
Ia memutuskan untuk kembali mengantongi uang itu. Dan tersenyum karena sebuah ide tiba-tiba hinggap di kepalanya.
Makasih udah ngasih aku alesan buat ketemu kamu lagi besok.
🌹🌹🌹
Setumpuk pakaian sudah dilipat dengan sangat rapi di atas tempat tidur, pakaian sekolah juga sudah selesai Letta setrika dan tinggal diberi gantungan.
Letta bangkit dari duduknya lalu memasukan pakaian-pakaian yang sudah ia lipat ke dalam lemari. Setelah itu ia mengambil gantungan pakaian dan memasukannya ke dalam seragam sekolahnya, setelah itu ia menggantungkannya di salah satu paku yang ada di kamarnya.
Gadis yang memiliki tinggi badan 155cm itu menghembuskan napas lega, "Akhirnya beres juga. "
Namun kelegaannya sirna setelah tak sengaja melirik meja belajarnya. Masih ada lima soal Kimia yang harus ia kerjakan malam ini juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pamit Tapi tak Pergi
Teen FictionKamu satu-satunya orang yang berhasil buat aku yakin kalau nggak semua cowok itu jahat. Tapi kamu sendiri yang matahin keyakinan itu. -Arimbi Letta Biani *** Juan Juniar, pria yang sudah menjalin hubungan hampir dua tahun dengan Arimbi Letta Ziani...