"Hai Arimbi Letta," ucap Juan.
Letta langsung terlonjak karena pria itu tiba-tiba sudah berada di belakangnya. Letta berbalik untuk memastikan dan ternyata itu memang Juan.
"Mau ke mana? Nggak makan di kantin?"
"Kak Juan ngapain di sini?!" marah Letta. Ia benar-benar muak dengan pria itu.
"Loh ini kan koridor umum, siapapun bisa lewat sini," jawab Juan dengan senyuman puas dan sesekali memainkan alisnya.
Letta menarik napas panjang lalu menghembuskannya dengan kasar,"Yaudah,Kak Juan mau kemana?" tanyanya.
"Mau jalan-jalan aja,nggak ngikutin elo kok tenang aja," ucap Juan dengan senyuman penuh misteri.
"Yaudah cepet pergi!" usir Letta dengan perasaan yang masih jengah. Siapa yang tidak kesal saat Letta sudah benar-benar senang karena akan lepas dari Juan tapi semuanya malah gagal berantakan.
"Betewe, ngobrolin apa sama El barusan? Kok kayaknya El nggak nyaman gitu,ya? Risih deh kayaknya dia sama lo," nyinyir Juan. Ekspresinya berbanding terbalik dengan Letta,ia terlihat cerah dan sangat bahagia.
"APAAN SIH?!" Emosi Letta tak tertahan lagi. Ia pun berlalu terlebih dulu sambil berkata dengan ketus,"Nggak jelas!"
Juan terkekeh,gemas sekali dengan tingkah Letta. Senang sekali bisa menggodanya seperti itu. Dan yang paling membuat Juan senang adalah ia memiliki kartu As El,ia mengetahui aib terburuk El. Juan heran,kenapa El berani merebut Letta sementara Juan justru sangat berjasa dalam hidup dan nama baiknya.
"Lagi ngapain?!"
Sontak senyuman Juan lenyap seketika. Ia menoleh ke belakang ternyata ada Riani di sana. Wanita itu benar-benar merusak kesenangannya.
"Barusan Letta,ya? Ngobrol apa sama dia?" tanya Riani dingin.
"Nggak kok," jawab Juan berusaha meyakinkan. Ia memasang senyum yang dipaksakan.
"Alah! Ngobrol apa tadi sama Letta!" ujar Riani ngotot,"Kamu masih ada hubungan,ya,sama dia?"
"Apa sih? Nggak ada. Tadi kebetulan aja papasan," jelas Juan berusaha untuk tetap terlihat tenang walaupun rasanya ia ingin pergi dari hadapan wanita itu sekarang juga.
Riani memicingkan matanya,"Bener?"
"Bener."
"Yaudah ayo ke kantin." Riani langsung merangkul tangan Juan.
Juan tersenyum kaku lalu pelan-pelan melepaskan rangkulannya itu dengan sangat hati-hati,"Bukannya nggak mau,tapi aku abis dari kantin. Masih kenyang." Juan kembali melebarkan senyuman, senyuman yang terpaksa.
"Yaudah anter aku aja," pelas Riani. Ia takut Juan menemui Letta kembali. Padahal hanya lengah sebentar saja tapi ia sudah memergoki mereka ngobrol bersama.
***
Letta bergabung bersama Rani,Kayla,Vio,Laskar, Adi dan Aldo. Mereka tengah berbincang bersama makanan mereka masing-masing. Di UKS yang lumayan luas itu memang telah menjadi basecamp paling para anggota PMR.
Mereka menyambut Letta dengan sangat baik. Meskipun ada kursi dan meja tetapi mereka lebih memilih berkumpul duduk lesehan dengan beralaskan karpet.
"Tapi Kak Anggara juga biasa aja,ya," ucap Vio. Saat itu ia tengah memainkan game candi crush di handphonenya sambil bersender pada lemari penyimpanan obat.
"Ada apa emang?" tanya Letta menimbrung.
"Kasian Kak Kayla tahu,dia diperlakuin semena-mena sama Kak Riani. Mentang-mentang dia kandidat ketua," terang Rani.
"Emang Kak Kayla diapain sama dia?" tanya Letta penasaran sembari melahap mie ayamnya.
"Enggak yang gimana-gimana sih,cuman dia banyak komen soal cara gue beresin obat-obatan,cara gue nyetok. Kalau PO obat juga harus dia cek dulu sebelum gue kasih ke Kak Bisma trus nantinya dia yang kasih ke Kak Bisma. Pas begitu obat-obatannya datang semua sesuai sama PO yang gue buat,entah apa yang dia revisi."
"Penjilat banget anjir!" sahut Vio.
"Pengen kepake kali,ya?" komentar Letta. Tak bisa disangkal,ia masih sangat membenci gadis itu.
"Sejak kapan seorang Letta suka ngegosip?" sahut Laskar yang saat itu tengah bergelut dengan laptopnya.
Letta menoleh Laskar sejenak lalu terdiam,Laskar benar biasanya Letta tidak begitu tertarik dengan hal-hal semacam itu. Letta hanya akan menyahut pada pembahasan yang menyangkut pelajaran,musik atau hal-hal menyenangkan lain kecuali membicarakan orang lain.
"Nggak papa,ya, kali-kali," sahut Kayla.
"Oh iya,Ta,gimana? Sukses?" ucap Rani tiba-tiba.
Letta menghela napas dengan lesu lalu menggelengkan kepalanya.
"Apa?" tanya Kayla penasaran.
"Enggak," jawab Letta sambil terkekeh, pasalnya disana juga ada Vio,Laskar dan Adi dan Aldo. Meskipun Adi dan Aldo tengah asik dengan game online mobile legends mereka,tapi pendengaran mereka masih memungkinkan untuk menangkap percakapan.
"Oh iya,Ta. Lo sebenernya putus sama Kak Juan itu gara-gara apa sih? Gara-gara Riani,kan?" tanya Vio tiba-tiba. Sontak Letta langsung terbatuk-batuk. Ia kelabakan mencari minum padahal ia ke sana tanpa membawa minum.
Kayla menyodorkan es macca namun Letta bergeleng sambil terbatuk-batuk,ia tak suka macca. Hingga sebuah air mineral yang masih disegel pun tersodor padanya. Tanpa berpikir lagi Letta langsung mengambil air tersebut dan membuka segelnya lalu meneguknya sampai batuknya reda.
"Makanya kalau makan jangan ngegosip," ucap orang yang memberikan minuman itu sambil terkekeh.
"Eh,Laskar ini minum elo ya? Gimana dong,keminum," ucap Letta dengan perasaan tidak enak.
"Nggak papa,gue tinggal beli lagi kok," jawab pria yang tak lain adalah Laskar.
"Makasih."
Laskar hanya mengangkat kedua alisnya lalu beranjak dan kembali duduk di dekat Vio dan menyimpan laptopnya di pangkuannya.
"Yaampun,Ta. Sampe langsung keselek gitu," ledek Vio.
"Ya abisnya gue kaget,kenapa tiba-tiba bahas Kak Juan sih," kesal Letta. Ia kembali melanjutkan memakan mie ayamnya.
"Tapi gue penasaran,Ta. Gosip yang beredar kan gitu. Tapi elo,Kak Juan sama Kak Riani nggak ada yang mau klarifikasi," ucap Rani. Dia juga sama penasarannya karena memang tidak ada seorangpun yang tahu pasti penyebab putusnya Letta. Letta sengaja menutup rapat-rapat aib mantannya itu.
"Eh tapi Kak Riani koar-koar tahu,negasin kalau Juan tuh sebenernya udah suka sama dia sebelum kalian putus."
"Oh ya?" tanya Kayla tercengang.
Letta memutar malas bola matanya. Ia sengaja istirahat di UKS agar bisa menghindari Juan, tapi pria itu malah menjadi topik utama saat ini. Setelah mie ayamnya habis Letta membuah mangku plastik tersebut lalu duduk di dekat Laskar dan membiarkan Rani,Kayla dan Vio bergosip sesuka mereka.
"Lagi ngapain lo? Serius banget dari tadi," ucap Letta.
"Tugas," jawab Laskar lesu. Letta memiringkan kepalanya mengintip ke layar laptop Laskar.
"Loh itu kan ditugasinnya udah dari dua minggu lalu,lo baru ngerjain?" ujar Letta tak habis pikir. Laskar hanya menjawabnya dengan cengiran.
Namun tiba-tiba Kayla,Rani dan Vio berhenti berbicara padahal sebelumnya mereka sangat gencar membicarakan Riani,hanya tersisa umpatan dari Adi dan Aldo yang timnya hampir kalah.
Sontak Letta mendongak,di dapatinya Riani dan Juan sudah berdiri di ambang pintu UKS. Letta dan Juan sempat saling beradu tatap namun Letta langsung mengalihkan pandangannya. Sementara Juan masih menatap Letta dengan tatapan tajam.
"Gue sama Juan ikut istirahat di sini ya."
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Pamit Tapi tak Pergi
Teen FictionKamu satu-satunya orang yang berhasil buat aku yakin kalau nggak semua cowok itu jahat. Tapi kamu sendiri yang matahin keyakinan itu. -Arimbi Letta Biani *** Juan Juniar, pria yang sudah menjalin hubungan hampir dua tahun dengan Arimbi Letta Ziani...