17.Ending

2.2K 58 6
                                    

   Begitu pulang, Letta disambut oleh ayah dan ibunya. Keduanya tampak berbinar membuat Letta tak tega jika harus memberi tahu mereka keadaannya saat ini.

"Sini sayang, bantuin ayah sama ibu buat milih yuk," ucap sang ayah.

Letta duduk di tengah-tengah mereka. Ayahnya menunjukan berbagai macam dekorasi pernikahan di laptopnya. Letta bingung. Di satu sisi ia senang karena ayah dan ibunya berniat untuk rujuk dan menyempurnakan kembali keluarga kecil mereka. Tapi di sisi lain Letta benar-benar kehilangan Juan.

Letta memilih-milih salah satu di antara dekorasi itu adalah dekorasi yang sempat ia lihat bersama Juan di pinterest saat mereka pacaran dulu. Kelak mereka ingin pernikahan mereka mengusung tema vintage seperti di dekorasi tersebut. Sederhana namun elegan.

"Letta suka dekorasi ini, Letta mau yang ini."

Mungkin pernikahan tersebut tak akan pernah terjadi, namun Letta ingin dekorasi itu direalisasikan.

***


Juan melangkahkan kakinya memasuki gedung pernikahan yang sudah ramai dengan tamu undangan. Diperhatikannya setiap detail dekorasi ruangan itu lalu tersenyum kecil, ia tahu benar siapa yang memilih dekorasi tersebut.

Juan celingukan mencari sang pelaku namun tak kunjung menemukannya. Ada banyak sekali orang di sana membuat Juan kebingungan tak tahu harus kemana.

Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya. Juan pun berbalik.

"Nyari siapa?"

Wajah Juan berbinar, sudah lama sekali ia tak berjumpa secara langsung dengan gadis tersebut.

"Nyari yang milih dekorasi ini," jawabnya belagak serius.

"Mau ngapain emang?" tanya gadis itu dengan kedua alis yang saling beradu.

"Mau marahin dia, enak aja ngejiplak ide aku. Dulu aku sama Bia udah pilih dekorasi ini buat pernikahan kita," ujar Juan.

Gadis itu terkekeh, "Niar!"

"Iya, kenapa Bia?" tanya Juan dengan lembut.

"Di luar, yuk. Berisik," ajak gadis yang tak lain adalah Letta.

Mereka pun keluar dari gedung pernikahan tersebut. Mereka duduk berdua dan saling terdiam, keduanya bingung harus mulai berbincang dari mana.

"Maaf." Akhirnya Letta berani bersuara.

"Buat konsep dekorasi yang aku jiplak."

Juan tertawa kecil, "Becanda, Bia."

"Boleh nanya?" tanya Letta dengan keberanian yang ia paksakan.

"Boleh."

"Kemarin-kemarin Niar kenapa?" tanya Letta pada akhirnya.

"Boleh nyerita?"

"Boleh," jawab Letta yang sudah sangat siap mendengarkan cerita dari Juan.

"Kita bahas dari awal, ya."

Letta mengangguk.

"Tiga bulan sebelum kita putus, aku sempet ngejalanin hubungan Backstreet sama Riani."

Pamit Tapi tak PergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang