5. First Chat

1.5K 171 21
                                    

⭐️Biasakan selalu memberikan Vote⭐️

⭐️Biasakan selalu memberikan Vote⭐️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—•oOo•—

Kedua kelopak mata Soya mengerjap dalam tempo waktu yang cepat, dipandanginya sosok jangkung di belakangya itu yang kini tengah bersapa dengan kedua orang tuanya. Hei? Inikah sosok yang akan dijodohkan dengannya? Benarkah? Serius?

Ia akui sosok pria itu cukup membuatnya terpesona, terpanah pada ketampanannya yang nampak dewasa dalam balutan setelan sederhana. Namun, tetap saja dirinya tak ingin perjodohan ini terjadi.

“Om Erik. Apa kabar?”

“Baik baik, kamu sendiri gimana?” balas Erik.

“Baik Om,” jawab Alvian. “Om sama Tante baru sampe? Mamah bilang katanya Om sama Tante udah duluan sampe,” tanya pria itu kemudian.

Winni tertawa kecil canggung, tak mungkin dia dengan lugas mengatakan jika sedang mengejar Soya yang hendak melarikan diri. Oh, iya putrinya itu-

“Soya,” gumamnya seraya melarikan tatapannya mengawasi sekitar. Dan dia bernafas lega saat menemukan putrinya itu berdiri tak jauh dari posisinya sekarang.

"Orang tua kamu dimana?" tanya Erik.

"Mamah pas sampe langsung pamit ke toilet dulu tadi. Kalo Papah, sebagai suami siap siaga dia ikut nganter," jawab Alvian sedikit tersenyum kecil.

Erik membalasnya dengan tawa ringan. "Bisa aja kamu," ucapnya sembari menepuk kecil bahu Alvian.

"Oh iya,” Winni dengan cepat mengambil langkah lebar menuju Soya lalu menarik putrinya itu. “Ini Soya anak Tante," lanjutnya memperkenalkan.

Soya masih ada dalam keadaan antara sadar dan tenggelam dalam lamunan. Tetapi kemudian tak selang beberapa saat dia bisa kembali menggais fokusnya, secara praktis gadis itu mengerjap merasa menjadi pusat perhatian. Tanpa dirinya ketahui bahwa sikapnya itu mengundang setarik senyuman tipis terbit di sudut bibir Alvian yang melihatnya.

"Alvian."

Lagi-lagi Soya mengerjap, bahkan gadis itu cukup lama mencerna apa yang tengah terjadi kini, bukannya membalas jabatan tangan Alvian ia malah sibuk memandangi uluran tangan pria tersebut, lalu mengangkat pandangannya menatap wajah Alvian.

"Soya, Alvian ngajakin kamu kenalan masa kamu anggurin," seru Winni merasa gemas akan sikap putrinya tersebut.

Soya diam, mengabaikan sebentar seruan Winni tersebut untuk meyakinkan ingatan dan penglihatannya bahwa pria yang saat ini ada di depannya adalah sosok sama yang membawanya ke rumah sakit lima hari lalu. Astaga! Apa Tuhan benar-benar mengabulkan ucapan hatinya waktu itu yang bergumam; jika ditakdirkan kembali bertemu dirinya akan mengucapkan terima kasih pada sosok pria ini. Sial! Yang benar saja. Jika tau begini akhirnya, ia tarik kata-katanya tersebut.

Merried to Om-omTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang