27. Wejangan

730 87 8
                                    

⭐️Biasakan selalu memberikan Vote⭐️

Alvian menggenggam telapak tangan Soya yang terasa dingin, dia usap punggung tangan gadis itu dengan lembut penuh afeksi, sesekali mengecupnya dalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alvian menggenggam telapak tangan Soya yang terasa dingin, dia usap punggung tangan gadis itu dengan lembut penuh afeksi, sesekali mengecupnya dalam. Dia menatap wajah Soya yang tak kunjung juga sadarkan diri setelah pingsan beberapa saat yang lalu, tangan kirinya terulur untuk mengusap pucuk kepala gadis itu yang tertidur menjadikan pahanya sebagai bantalan.

Tiba-tiba sosok Adam muncul menampakan diri dari balik pintu mobil yang sengaja Alvian buka kacanya agar sirkulasi udara lancar.

“Soya masih belum sadar juga?” tanya pria itu.

“Belum Mas,” jawab Alvian.

Adam kemudian membuka pintu mobil, dia masuk dan mendudukan diri di spasi kosong bagian kaki Soya.

“Dia syok berat, ini yang kedua kalinya dia pingsan,” ujar Adam seraya membuka tas kedokterannya yang sebelumnya dia ambil dari mobil miliknya.

Alvian diam memperhatikan serangkaian tindakan yang dilakukan Adam, dari mulai memeriksa detak jantung di beberapa titik menggunakan stetoskop, kemudian laju nadi di pergelangan tangan gadis itu.

“Dia cuma syok,” ucap Adam setelah memastikan tak ada gejala lain.

Kemudian pria itu mengambil minyak kayu putih dari tasnya, mengarahkan lubang botol tersebut pada hidung Soya untuk menyadarkan gadis itu.

“Dek,” panggil Adam berusaha menyadarkan.

Usahanya itu berhasil, Soya mulai bereaksi nampak sadarkan diri. Adam kemudian menjauhkan botol minyak kayu putih itu dan menutupnya.

“Kamu ada air mineral gak?” tanya Adam pada Alvian.

“Ada Mas di depan,” tunjuk Alvian di kursi bagian setir.

Adam lekas turun guna mengambilnya dan segera memberikannya pada Soya yang sudah sepenuhnya sadar kini.

“Minum dulu Dek,” ucap Adam memberikan botol air mineral tersebut pada Soya.

Soya nampak bergerak lemah, Alvian kemudian membantu gadis itu untuk bangun dan selanjutnya membiarkan Adam membantu istrinya itu untuk minum.

“Gimana? Badan kamu baikan? Atau pusing lagi?” tanya Adam seraya menutup tutup botol.

Soya dengan mata terpejam menyandarkan dirinya pada sandaran jok mobil. “Pusing,” jawabnya setengah meringis.

Adam kembali membuka botol minyak kayu putih di tangannya dan menumpahkan sedikit isinya untuk dia oleskan pada pelipis sang adik. “Habis dari sini kamu langsung ngisi perut, bisa jadi pusingnya karena kamu belum makan, asam lambung kamu mungkin naik,” kata Adam di sela kegiatannya.

Kemudian setelahnya Adam berpamitan guna melihat keadaan di tenda pusara almarhumah Oma Sarah, meninggalkan pasutri itu hanya berdua di dalam mobil.

“Mau saya pijit?” tanya Alvian membuka suara.

Merried to Om-omTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang