28. Istri Sempurna

1.2K 105 24
                                    

⭐️Biasakan selalu memberikan Vote⭐️

Soya membuka pintu dengan perlahan, mengintip sebentar untuk memastikan keberadaan penghuni kamar yang akan dimasukinya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Soya membuka pintu dengan perlahan, mengintip sebentar untuk memastikan keberadaan penghuni kamar yang akan dimasukinya itu. Gadis itu kemudian masuk, menutup dengan pelan pintu kayu tersebut seraya menjaga keseimbangan nampan yang tengah dibawanya.

Dia menyimpan nampan berisi sepiring makan malam dan gelas air itu di atas kasur, lantas memilih menghampiri kursi gaming yang tengah diduduki Kei yang nampaknya tak sadar akan kehadirannya saat ini.

“Kak?” panggilnya. Tetapi sepertinya pria itu tak mendengarnya karena keberadaan earphone gaming di telinganya. Dia mencolek bahu pemuda itu, “Kak Kei?” panggilnya sekali lagi.

Dan kali ini sang empu merespon, Kei spontan menoleh dan ketika sadar jika itu dirinya buru-buru pemuda itu melepas earphone gamingnya.

“iiih dipanggilin juga,” rengek Soya.

“Gak kedengeran,” sahut Kei.

“Katanya istirahat. Main game apa istirahat?” cibir Soya.

“Ya istirahatnya main game.”

“Udah dulu, itu aku bawain makan.”

“Kela nanggung,” sahut Kei masih sibuk dengan mouse permainan Gamenya.

(“Sebentar nanggung”)

Soya berdecak. “Kei!” kesalnya.

“Eunya-eunya, meuni euweh kasabaran pisan,” ucap Kei seraya mengakhiri permainannya.

(“Iya-iya, gak sabaran banget.”)

Soya tersenyum melihatnya, apalagi ketika Kei memutar kursi gaming yang didudukinya.

“Nanaonan ka dieu?” tanya Kei lagi-lagi dengan logat sundanya.

(“Ngapain ke sini?”)

“Dibilang bawa makanan, sebenernya denger gak sih tadi orang ngomong? Lagian kenapa gak turun ikut makan bareng? Niat banget ngasih kerjaan ke orang. Jadinya aku juga yang kena disuruh Bunda buat nganterin makan,” kata Soya dongkol.

“Orang lagi gak nafsu makan, gak bisa dipaksain lah,” sahut Kei membela diri.

“Ya harus lah. Harus tetep dipaksain, gak makan situ mati. Udah cepet, aku udah repot-repot ni bawa ini, masa gak dimakan juga.” Soya berlalu menuju tempat tidur dimana nampan makanan yang dibawanya tadi disimpan.

“Cepet!” serunya saat Kei malah diam di kursi gamingnya.

Kei dengan sedikit ogah-ogahan bangkit menghampiri adik perempuannya itu dan duduk di pinggiran tempat tidurnya.

“Cepet makan. Lagian udah jarang banget juga pulang ke rumah, emang gak kangen makan bareng-bareng?” oceh Soya dengan kedua alis menukik.

“Ini juga mau dimakan. Ni, liat ni,” ujar Kei mulai menyantap makanannya.

Merried to Om-omTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang