12. Pengakuan Alvian

1.2K 127 11
                                    

⭐️Biasakan selalu memberikan Vote⭐️

⭐️Biasakan selalu memberikan Vote⭐️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—•oOo•—

“Si Jamal emang mantan Om.”

Padahal Alvian hanya menerka tadi, tapi ternyata pemuda yang muncul sebagai orang yang mengantar Soya di depan rumah tadi memang memiliki hubungan khusus dengan sang istri. Tetapi mereka hanya mantan bukan? Artinya sudah tidak memiliki hubungan. Tapi benih-benih cinta bisa saja kembali tumbuh di antara keduanya, bisa saja itu terjadi, apalagi jika sering bertemu dan berinteraksi. Kenapa hatinya mendadak kesal seperti ini saat mengingat sosok pemuda bermotor sport hitam tadi.

Apakah dia tengah mengalami kecemburuan saat ini, cemburu ketika sang istri berdekatan dengan pria lain selain dirinya. Sepertinya memang benar, perasaan aneh yang ia rasakan akhir-akhir ini ketika berdekatan dan melihat sosok Soya adalah cinta, walaupun sudah lama tidak merasakannya lagi, tapi Alvian yakin dengan perasaannya ini. Kekhawatiran disertai rasa kesal menyelimuti Alvian saat menatap Soya yang masih tertawa di sisinya saat ini.

“Mantan musuh lebih tepatnya,” ujar Soya, yang saat itu juga langsung menarik penuh atensi Alvian.

Apa maksudnya ini?

“Dulu tuh yah, sebelum temenan seakrab sekarang, aku sama si Jamal tuh musuh bebuyutan. Kita ‘kan ketemu dan kenal di forum ekstra kurikuler. Pas awal-awal, aku liat Jamal tuh bawaannya keseeeel mulu, soalnya dia anaknya tengil bukan maen, SKSD lagi, udah gitu hobinya ngeprofokasi orang. Eh tapi lama-lama malah jadi temen deket, panjang deh kalo harus diceritain,” papar Soya dengan sisa tawanya.

Tidak tahu saja dia, bahwa di sampingnya diam-diam Alvian menghembuskan nafas lega.

“Terus, kalian pernah pacaran?”

“Ya nggak lah! Ya kali aku mau sama si Jamal. Ya walaupun dia genteng sih, aku juga sempet punya rasa kagum buat dia, tapi selebihnya gak lebih dari itu, lagian aku rasa wajar aja sih, visualnya emang W.O.W, mana ada cewek yang nggak terpesona pas liat dia. Tapi, intinya walaupun dia ganteng, cowok modelan tokek tembok kayak si Jamal, not my type.

Panas? Tentu saja, Alvian cukup merasa kesal saat bagian di mana Soya memuji sosok pria lain di depannya.

“Deket banget?”

Soya kembali menoleh, gadis itu agaknya mulai keheranan dengan Alvian yang terus melontarinya dengan pertanyaan seperti itu. “Om kenapa sih? Dari tad- ” gadis itu seketika menghentikan ucapannya, ekspresinya dalam sekejap langsung berubah tengil.

“Jangan bilang Om cemburu yaaa?.....hm, hm?” tuduhnya dengan senyum jahil, kedua alisnya naik turun.

“Kalo ‘Iya’ emang kenapa?”

Kendati jawaban spontan Alvian seketika itu juga langsung membuat raut tengilnya berubah. “Eh?” cengonya.

“Saya emang cemburu, saya gak suka liat kamu sama laki-laki lain selain saya,” kata Alvian, yang semakin membuat Soya diam.

Merried to Om-omTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang