26. Kabar Sendu

716 104 51
                                    

⭐️Biasakan selalu memberikan Vote⭐️

Soya berjalan gontai meninggalkan areal parkiran kampus setelah mengunci mobilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Soya berjalan gontai meninggalkan areal parkiran kampus setelah mengunci mobilnya. Belakangan ini dia sedikit agak tidak bersemangat menjalani hari, sudah satu minggu sejak keberangkatan dinas Alvian, dan rasanya ada sesuatu yang bersemayam memberatkan hatinya saat ini. Dia tidak tahu itu apa, tetapi sungguh dia benar-benar ingin melihat kehadiran pria itu di hadapannya. Ya memang setiap malam Alvian selalu menghubunginya untuk melakukan video call, tetapi rasanya tidak puas.

Ini gila dan aneh. Tapi jujur Soya rindu kehangatan pria itu, dekapannya, senyumannya, semua tentang Alvian dia merindukan itu. Demi Tuhan dia sampai tidak nyenyak tidur karena merasa hampa, itu sebabnya ketika melakukan video call dia selalu menuntut Alvian untuk tidak mengakhirinya sampai dirinya tidur, dengan alibi takut tidur sendirian, padahal ada niat lain. Di tambah akhir-akhir ini banyak sekali tugas dari dosen, membuat makalah, jurnal ditambah tugas praktikum. Ruwet, pusing dan kesal menjadi satu, kepalanya bahkan terasa akan pecah. Dia butuh istirahat, juga mungkin pelukan Alvian.

Wait... Sejak kapan dia jadi berketergantungan seperti ini pada Alvian? Oh astaga....

Kelas hari ini dimulai pukul delapan pagi, tepat hari ini pula jadwal pengumpulan salah satu makalah tugasnya. Tetapi sial seribu sial! Lembaran kertas berisi tugas makalahnya yang baru saja diprint kemarin tertinggal, dia melupakannya di rumah. Dia panik seketika apalagi semua temannya sudah mengumpulkan rangkuman tugas tersebut.

“Kamu ini gimana sih? Ceroboh sekali, saya sudah bilang kalau waktu terakhir pengumpulannya hari ini!”

Soya hanya bisa menunduk gugup tak mampu menjawab ketika Dosen marah padanya karena kecerobohannya meninggalkan makalah miliknya. Sosok ini adalah salah satu Dosen yang dikenal tidak memiliki toleransi terhadap kecerobohan mahasiswanya. Dan Soya sedang kesialan hari ini.

“Saya tidak mau tau, jika salah satu dari kalian tidak mengumpulkannya saya tidak akan menerima makalah kalian, dan tidak ada nilai bagi kalian dia mata kuliah saya!” kata Dosen itu mengarah pada seluruh menghuni ruangan.

Suara protesan langsung mengisi ruang kelas itu, mereka menyorak tak terima dan ada beberapa yang menyalahkan Soya.

“Saya kasih kamu kesempatan karena kamu salah satu mahasiswi yang selalu hadir dan tepat waktu mengerjakan tugas dari saya. Saya beri waktu kamu untuk memprint ulang makalah kamu, saya tunggu di sini,” ujar Dosen pada Soya.

Soya yang saat itu matanya sudah berkaca-kaca sontak mengangkat kepalanya yang sejak tadi menunduk. “Te-terima kasih Pak.” Lalu setelahnya dengan langkah cepat melesat ke luar kelas untuk menuju tempat fotocopyan terdekat dari universitasnya.

Untung dia sudah menyalin tugasnya itu dalam bentuk dokumen ke ponselnya, jika tidak bisa lebih sial dia hari ini karena tidak membawa laptop. Dengan mata yang sedikit berkaca-kaca dia meminta penjaga fotocopyan untuk memprinter tugas makalahnya. Dia tak peduli pandangan orang padanya kini, biar mereka menatapnya aneh karena matanya yang memerah, yang ada dalam pikirannya saat ini adalah; dia ingin segera menyerahkan tugasnya pada Dosen.

Merried to Om-omTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang