18. PHO?

1K 111 55
                                    

⭐️Biasakan selalu memberikan Vote⭐️

⭐️Biasakan selalu memberikan Vote⭐️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—•oOo•—


Huuufft....'

Untuk kesekian kalinya Soya menghembuskan nafas miliknya dengan berat, ia menggeleng kecil kemudian melanjutkan kegiatannya yang kini tengah memindahkan pakaian basah dari mesin cuci ke dalam keranjang untuk dia jemur.

Tak terhitung sejak bangun tidur tadi, bayangan apa yang dilakukan Alvian semalam terus berputar di benaknya, benar-benar membuatnya frustasi. Ah kenapa pula semalam dia hanya diam saja saat Alvian melakukan itu padanya, harusnya ia menolak.

'Huuuuft...'

Sudahlah, semuanya sudah terjadi, memang apa yang bisa dia harapkan dari kejadian yang sudah berlalu, ia tak bisa mengubah atau mengulanginya kembali. Point penting baginya sekarang adalah bagaimana cara dia menghindari Alvian, karena sungguh dia benar-benar malu untuk menampakan diri di depan pria itu setelah kejadian semalam.

Bangun tidur tadi dia berhasil menghindar dengan segera turun ke bawah dan memulai rutinitasnya mencuci pakaian, dan kembali saat Alvian tengah membersihkan dirinya di kamar mandi untuk menyiapkan keperluan pria itu, lalu kemudian dengan cepat turun untuk memasak sebelum Alvian keluar dari kamar mandi.

Semuanya dia kerjakan dengan secepat mungkin, bahkan dia sudah berencana untuk tidak sarapan di jam biasanya dan membiarkan sepiring nasi goreng juga segelas air putih di meja makan yang dia peruntukan untuk Alvian. Sementara dia akan mengulur waktu dengan menjemur pakaian dan mengurus kebun mininya di depan teras rumah.

"Soya."

Namun petaka baginya karena secara tidak dia duga sosok yang mati-matian dia hindari sejak tadi malah muncul di hadapannya. Sial! Rencana yang sudah dia susun sejak tadi sia-sia saja, jika pada akhirnya Alvian malah menghampirinya seperti ini.

"Tolong bantuin saya pasangin dasi," pinta pria itu.

Soya berdecak dalam hati, bagaimana bisa Alvian sesantai ini setelah kejadian semalam, apa mungkin saat melakukannya pria sama sekali tidak sadar.

"Soya," panggil Alvian lagi.

Dengan terpaksa Soya pada akhirnya membalikan diri setelah selesai dengan kegiatannya dengan mesin cuci.

"Saya cariin kamu dari tadi, saya pikir pergi ke luar," kata pria itu seraya menyerahkan dasi di tangannya pada Soya.

Memilih untuk bungkam, Soya mulai melakukan tugasnya dengan penuh kerapihan. Entah kenapa ia rasa akhir-akhir ini Alvian menjadi manja akan beberapa hal, seperti memakai dasi. Ini berawal di pagi saat pria itu kesiangan bangun pagi, menyebabkannya terburu-buru melakukan persiapannya, di sanalah Soya tergerak untuk membantunya. Alvian lupa akan dasinya dan sudah melipir pergi begitu saja untuk pergi bekerja, Soya yang menyadari itu langsung mengejarnya dan berinisiatif untuk memasangkannya. Dan sejak hari itulah, Alvian selalu memintanya untuk dipasangkan dasi, dengan dalih saat Soya yang memasangkannya, ikatannya terlihat lebih rapih daripada ikatan Alvian sendiri.

Merried to Om-omTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang