15. Perjalanan Bisnis dan Rindu

1.1K 121 38
                                    

❗️❗️❗️❗️
Disarankan untuk membacanya secara on line. Ada beberapa pict ilustrasi chat yang sengaja aku send untuk menyempurnakan part hari ini.

 Ada beberapa pict ilustrasi chat yang sengaja aku send untuk menyempurnakan part hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Ya woy!"

"Apaan?"

"Lemes amat lo bestie," kata Shania saat melihat kegontaian Soya saat ini.

"Belum disuruh makan sama ayang ya?" ujar Lilis.

"Waaah bahaya nih, dia kan gak punya ayang. Secarakan dia jomblo," setelahnya gelak tawa mengisi koridor fakultas Kesehatan tersebut, yang mana pelakunya adalah Lilis serta Shania.

Sementara Soya hanya bisa mendelik jengah melihat kelakuan dua sahabatnya itu yang kelewat membuatnya malu di tengah banyaknya orang di koridor fakultasnya ini. Entah ada angin apa, gadis bernama lengkap Shania Jovanka itu tiba-tiba mengajaknya untuk ngantin bersama di kantin fakultas Hukum. Kedoknya memang mengajaknya makan, namun Soya yakin niatnya adalah ingin ngapel dengan pacarnya, secara pacar Shania merupakan anak jurusan Hukum. Pastinya di sana dia hanya akan menjadi nyamuk, sementara Lilis akan menjadi si lalat yang tidak tahu malu.

"Lisoya! Lu jangan gila ya, cuma gara-gara gak punya ayang lu mati kelaperan. Mending sekarang kita ngantin, tenang gue yang bayarin sampe lu kenyang" ucap Lilis seraya meraih kedua bahunya.

Benar-benar sinting -pikir Soya.

Bagaimana bisa dia berteman dengan mereka berdua.

"Apaan sih lo pada!" akhirnya Soya buka suara.

"Ya elu dari tadi mingkeeeem mulu, wajah lu juga kusut banget tuh, ya kali aja gitu lu lagi ikutan demam trend ayang-ayangan," sahut Lilis.

Soya berdecak jengah, sungguh teman-temannya ini, dia tak habis pikir dengan pemikirannya

"Jangan lah Ya, lu itu jomblo inget. Jangan karena trend ini lu jadi jones," timpal Shania menepuk bahu milik Soya.

Astaga! Apa pembahasan tentang ayang ini bisa berhenti? Soya benar-benar muak! Cemoohan teman-temannya ini benar-benar menguras emosi, tidak tahu saja mereka jika Soya sudah bersuami.

Ah dan mengingat tentang suami, lagi-lagi sesuatu yang membuatnya kesal sejak tadi kembali dia ingat.

Sudah sekitar satu minggu ia tinggal dan tidur sendiri di rumah, Alvian pergi untuk melakukan perjalanan bisnis di luar kota. Dan selama itu pula dia mulai merasa kesal, mungkin bukan kesal, akan tetapi galau. Ia merasa kesepian di rumah, ternyata ketidak hadiran Alvian di rumah membuat keadaan rumah terasa kosong dan hampa, entah kenapa dia rindu perhatian pria itu, omelan kecilnya, dan tingkah menyebalkannya yang kerap kali membuatnya tersulut kekesalan.

Dia mungkin sudah gila, tapi hatinya tak bisa menyangkal jika dia merasakan semua itu. Tak ada Alvian yang selalu ikut hadir membantunya mencuci piring setelah makan malam, tak ada Alvian yang selalu menghampirinya hanya untuk mengangkat cucian, tak ada Alvian yang selalu memintanya untuk memakaikan dasi, tak ada Alvian yang selalu mengingatkannya untuk tidak tidur larut malam.

Merried to Om-omTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang