"serius si Dipta?"
"hah masa sih? bukannya mereka satu geng tuh..."
"videonya sempet kesebar tadi, tapi sama kesiswaan dihapus."
Dipta, sosok yang tengah ramai dibicarakan murid-murid sekolah. Dia tidak tahu kenapa, seluruh mata memandangnya penuh curiga dan tatapan tidak suka seperti ini.
Hingga dua sahabat baiknya —Maudy dan Claudio, menghampiri dengan wajah khawatir.
"lu kenapa?" Pertanyaan ini sukses membuat Dipta semakin bingung.
"gua kenapa?" Balik tanya Dipta.
"cil..." Claudio memegang bahunya, raut wajahnya penuh tanda tanya, "lu nabrak Brion anjir semalem di depan sekolah."
"hah?"
"hah apaan? lu bener-bener ya!" Tuding Maudy kesal, "apa gara-gara kemaren Brion ngumpetin sepatu lu? sampe lu marah banget?" Tebaknya, dengan nada memelan.
"lah, gua ga ngapa-ngapain sama Brion, buset," cibir Dipta, tidak terima dituduh macam-macam.
"cuy, anaknya masuk rumah sakit. lu tau kan bokapnya tuh pengacara, lebih serem lagi abangnya, anjing. gua takut lu kenapa-kenapa please lah..." Maudy mengoceh sendiri.
"lagian lu katanya ga ikut futsal, kenapa malem-malem di sekolah sih. buronin setan?" Tanya Claudio.
"gua semalem tidur ya, anjingg! ini fitnah dari mana?" Dipta ngegas, melirik curiga pada Claudio, "lu juga bukannya semalem ke sekolah bareng anak-anak?"
"Diptaaa, lu dighibahin satu sekolah ya Tuhan. kata gua lu ga usah masuk dulu deh, serem," ucap Maudy, menarik lengan Dipta tanpa peduli si empu berseru kesal.
Bahkan mulai menatap 'nyolot' pada tatapan-tatapan sengit padanya karena ketidakjelasan dua temannya.
"Brion? yang bener aja ya anjir gua ga ada masalah sama dia! dia nuduh gua?! apaan sih setan!" Cebik Dipta.
Saat ini bertiga ada di perpustakaan yang sepi. Lagi pula masih pagi, pasti tidak ada yang kemari kecuali guru penjaga.
"heh, lu sinting ya? video lu dibikin sw jamet-jamet SMP gara-gara nabrak Brion edann, itu mobil bokap lu bisa-bisa bokap lu yang kena masalah! untung kaca jendela dibuka!"
"VIDEO APAAN GUE GA PAHAM?!!!!!" Bentak Dipta.
"video lu nabrak Brion, brengsek!!" Bukannya takut, Maudy tambah meninggikan nada suaranya.
Yang mana sebagai penonton, Claudio mengelus dadanya sabar, "lu diem, Dy. Dip, lu pura-pura bego apa beneran bego dah?" Akhirnya bertanya.
Dipta menggeleng-gelengkan kepalanya, masih mencerna semua ini. Melirik Maudy yang tengah mencari-cari sesuatu di ponselnya, lalu perempuan itu menunjukkan pada Dipta.
Sebuah video berisi mobil putih dengan lampu mati, jendela terbuka, kecepatan tinggi memutar-mutari seorang bernama Brion. Lalu di depan gerbang sekolah ada teman-temannya, menonton dengan kaget. Tidak lupa para orang lewat turut berhenti bahkan beberapa dari mereka memvideokan aksi itu.
Yang membuat Dipta melotot, orang di dalam mobil itu adalah dirinya, "ini mobil bokap gua..." Bisiknya tertahan.
"ITU ELUU, ANJINGG!" Kesal Maudy.
"lu semalem beneran ga inget lagi ngapain gitu?" Tanya Claudio, berusaha santai walau aslinya tidak.
"asli. gua tidur awal kok, belajar sebentar," jawab Dipta, yakin.
"lu amnesia apa gimana?" Claudio mendengus.
"masa itu gua?" Dipta masih tidak percaya.
Maudy membuang napasnya kasar, mengantongi ponselnya setelah melihat pukul berapa sekarang, "kata gua, lu jangan masuk kelas dulu deh bolos aja sana. tadi ada yang bilang anak-anak geng lu dateng ke kelas nyari lu," perintahnya, khawatir.
"weh serius itu bukan gua, orang nyamar jadi gua kali!" Seru Dipta.
"gua semalem di sekolah juga. itu lu, Diptaa," jelas Claudio.
kring!
"ih kan bel!! buru sana balik aja!!" Maudy mendorong Dipta untuk keluar dari perpustakaan.
"yah yah... anak-anak doang kok, ga serem lah? lagian itu bukan gue, kenapa mesti takut?" Cebik Dipta masih percaya diri.
Dengan hati dongkol sembari tetap berjalan keluar dari perpustakaan. Yang mana sebenarnya membawa dirinya ke kesialan pada hari ini.
Karena berhadapan langsung dengan teman-teman Brion atau yang biasa Dipta panggil 'anak-anak', baru saja dia bicarakan.
Mata Dipta bertemu dengan seseorang di barisan paling depan. Murid lelaki berpostur tinggi rambut blonde menyala menjadi khas murid itu selama sekolah di sini.
"anak-anak doang kok..." Murid itu menirukan nada Dipta. Lalu mendekat, menurunkan kepalanya menyamakan tinggi badan si buronan teman-temannya.
"serius lu yang bikin Brion masuk rumah sakit?"
"wah..." Dipta menarik napas panjang, mendorong si murid tinggi itu agar menjauh dari wajahnya, "ga usah nuduh sembarangan ya, Rei."
Si empu tertawa kecil, "orang gila aja tau itu elu, mau pura-pura bego?"
Wajah Dipta semakin ditekuk kusut, awal hari yang membingungkan dan menyebalkan, sejujurnya.
"lu lari sebelum digebukin anak-anak ya," ucap murid itu —Reihan.
Dari dalam, Claudio dan Maudy sudah panik. Nyaris ikut keluar jika tidak melihat gestur tangan kanan Dipta dari bawah, agar mereka tidak keluar.
Dipta bimbang, tapi gelagat menyebalkan Reihan yang mengetuk-ngetuk jam tangannya membuatnya mau tidak mau mengambil ancang-ancang untuk berlari.
"empat... tiga... dua..."
"AAAAH BUSETTT, APES BANGET DAH GUA!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
alter • harubby ✓
Fanfictiontentang Dipta, kepribadiannya yang lain, dan apa yang terjadi pada malam itu. ⚠️bxb! ⚠️mention of mental health, murder, blood, violence, bullying . . . . start: 260422 end: 070722 gosah salpak y monyet