•20 - Sam, Reihan, dan Jonathan

725 129 5
                                    

"secepet ini?"

Jonathan menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan dari Reihan. File yang seharusnya menjadi milik Arjuna seorang, dan tidak boleh siapapun membukanya, kini ada di tangan Jonathan.

"Rei, gua curiga deh," celetuknya.

"buka dong," pinta Reihan.

Jonathan mengambil laptopnya, memasangkan flashdisk itu. Ketika dibuka, banyak sekali file-file. Semuanya disendirikan, mulai dari nama-nama anggota mereka, riwayat penyakit, kasus yang disembunyikan, semuanya ada.

"Sam minta kita buat lihat apa?" Heran Jonathan.

Reihan mengambil alih mouse, memencet satu file berisi kasus yang disembunyikan. Karena jika riwayat penyakit, mungkin itu berisi Dipta, Jerome, Malvin, Brion, dan yang lain jika ada. Lalu nama anggota-anggota mereka sudah jelas siapa saja.

Jika kasus yang disembunyikan itu...

"Arjuna... Brion... Devano... Dipta?" Reihan mengerutkan keningnya, menemukannya nama Dipta di situ.

Berbanding itu, Jonathan mengambil alih mouse dan memencet nama Devano di situ. Membaca beberapa hal yang dilakukan Devano, serta file-file berisikan video, dokumen, foto.

"hah, kak Dep begini amat kerjanya?" Komentar Jonathan.

"itu dia ngelawan orang jahat, ga usah disalahin juga abang lu." Reihan kembali merebut mouse, membuka nama Dipta.

Ada dokumen laporan sidik jari. Sedikit waspada untuk Reihan membukanya. Menatap Jonathan agar meyakinkan dirinya.

Dalam beberapa detik, dia memencet dokumen itu.

Keduanya membelalakkan mata terkejut.




























alter



































flashback on

"hhh sakit— akhh jangan ditekan!!"

"maaf, diem dulu..."

"perih."

"ssst diem, Dipta..."

"nama gua, Sam."

"iya diem dulu, Sam..."

Mati-matian Reihan menahan untuk tidak menimbulkan suara. Menutup mulut Sam dengan tangan kanannya. Bersembunyi di dalam gang sempit di samping minimarket.

Ketika gerombolan orang-orang bertopeng sudah melewati mereka. Baru Reihan menjauhkan tangannya dari Sam.

"mimisan. dipukul ya tadi?" Karena tidak membawa tisu atau apapun, Reihan merobek bagian bawah kaosnya.

Memberikan itu pada Sam, untuk menahan darah yang terus keluar dari hidung lelaki itu.

"berani keluar sekarang?" Tanya Reihan.

"jangan. mereka pasti ngepung daerah ini, harus nunggu Arjuna dulu," jawab Sam.

Reihan mengangguk paham. Mengamati sosok kecil di depannya sedang sibuk sendiri dengan darah yang terus mengalir dari hidung. Sesekali raut wajahnya kesal.

"kenapa dikejar?" Celetuk Reihan.

"itu suruhan orang. gua abis dari bar, nyamperin Dirga."

"Dipta?"

"Dipta lagi tidur, seharian nangis."

Ini awal ketika Reihan masih paham-paham tidak paham dengan keberadaan dua kepribadian Dipta yang lain. Namun dia masih bisa mengiyakan, berusaha memahami sendiri dan tidak bertanya lanjut.

alter • harubby ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang