•1

3.2K 307 20
                                    

"IH ITU BOCIL LARI KEMANA COBA?!!"

Maudy dan Claudio ikut mencari keberadaan sahabatnya. Karena hal ini, satpam sekolah ikut mengejar mereka semua.

"kita kenapa ga diem aja sih?!" Protes Claudio usai ditarik begitu saja oleh Maudy, "lagian si Reihan ga ikut ngejar."

"jahat banget dah, mentang-mentang itu pada temen-temen lu!" Seru Maudy.

"lah soudzon ama gua? maksudnya mending kita ngomong baik-baik ke mereka," ucap Claudio sebal.

"ngomong kalo Dipta lagi ga waras apa gimana?"

"idih jahat juga lu!"

"WOY DIO!!"

Mendengar teriakan itu Maudy lari lebih dulu sembari menarik tangan Claudio. Karena salah satu yang membuat Claudio kesal adalah, dia tidak ingin ikut berlari.















alter

















"aduh, gila capek banget gua."

Dipta mengatur napasnya. Melawan satu temannya saja sudah lelah setelah dia buat babak belur tadi, sayangnya yang lain datang. Membuat mau tidak mau Dipta harus berlari lagi.

"sirkelnya jelek banget lawan satu doang bawa seribu orang," dengus Dipta.

Bersembunyi dibalik gerobak di gang sempit, bersyukur 'mereka' tidak melihat Dipta dan berlari terus.

"lah lu Brion tangan kosong, tapi bawa mobil?"

Dipta menolehkan kepala ke atas. Dari atap gedung sekolah, Reihan berjongkok. Dia lupa jika tempatnya saat ini berada persis di belakang sekolah, alias seharusnya dia mencari tempat sembunyi lebih jauh.

Reihan melompat dengan santai dari atap menuju pagar bumi, lalu melompat lagi ke tanah, persis di depan Dipta sekarang.

"gitu juga temen-temen lu, kalo lu lupa," cibir Reihan.

Dipta mendengus.

"satu lawan satu kan mau lu?" Tantang Reihan.

"oke ga takut gua!"  Dan tantangan itu diterima.

Dipta menendang lebih dulu pipi Reihan, dan gerakannya sangat cepat, nyaris tidak terlihat. Lalu Reihan membalas lawannya itu dengan tinjuan yang dilayangkan ke arah pipi walau sayangnya meleset.

Suara perkelahian dua orang itu terdengar lumayan keras, beruntung mereka di tempat sepi orang lewat.

Berakhir Reihan terduduk di tanah, kemudian dengan tatapan jengkel, Dipta menginjak dada si blonde.

"senyum lu!" Cebik Dipta kesal.

"iya haha. capek juga berantem sama lu..." balas Reihan, napasnya tidak beraturan, wajahnya sedikit lebam di beberapa daerah.

"gua kasih tau ya, bukan gua yang nabrak Brion. ngapain coba gua nabrak dia?" Ketus Dipta tanpa melepaskan injakan kakinya.

"lepas— uhuk! dulu dong... gua ga bisa napashh!!" Cibir Reihan.

"bilangin temen-temen lu jangan main keroyokan mending selesain pake kepala dingin, brengsek!" Dipta semakin tidak santai akibat emosi.

Belum sempat Reihan membalas lagi, sebuah teriakan—

"WOY INI ORANGNYA!!!"

—membuat mereka terkejut. Seketika raut Dipta memelas, bersiap lari lagi.

"ANJING LAH LU SEMUA GUA TANDAIN YA, SIALAAN!!"



















alter • harubby ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang