•31 - peluk

753 107 6
                                    

Sebenarnya Arjuna itu paling malas jika rumahnya didatangi banyak orang. Seperti sekarang dia melihat tidak suka pada anak-anak yang baru jadi mahasiswa sedang bercengkrama ria di ruang tamu.

Padahal tidak banyak, hanya Dipta, Reihan, Baro, dan Claudio saja. Tidak ada Farel, anak itu sudah pulang siang tadi.

"beresin kalo udah makan!"

"iyaa kak iyaaa yaelah. buang aja ini ntar ke kamarnya kak Arjun!" Seru Reihan.

"..."

"BECANDA!"

Bersyukur setelah itu Arjuna pergi ke kamarnya mampu membuat Reihan mengelus dadanya lega.

"jangan dibikin kesel kak Arjun, pulang kerja capek," tegur Dipta malas.

"Jonathan kerja mulu juga. tapi ga capek tuh," balas Reihan.

"berati tingkat kejahatan di kota kita menurun. syukur, bego!" Cibir Claudio, merotasikan bola matanya jengah.

"lu sensi mulu ama gua ngepens?" Reihan lelah juga lama-lama seperti dimusuhi orang.

Padahal sumbernya dari dia sendiri.

"orang gila aja mikir dua kali ngepens ama lu."

"monyet."

Usai menghabiskan waktu tiga jam, tersadar sekarang jam menunjukkan pukul 10 malam.

"pulang kapan?" Tanya Claudio, pada Baro.

"sekarang boleh deh. lu ga usah anter, gua gojek aja—"

"gua anter."

Ini pertama kali Dipta, melihat dua sahabatnya as orang pacaran. Entah rasanya bangga atau geli, dia ingin tertawa.

"lucu deh kalian," komentar Dipta tiba-tiba.

"Baro emang lucu," sahut Claudio.

"apaan dah, konteks dong konteks!" Cibir Baro.

Berbeda dengan Dipta, Reihan justru menunjukkan tatapan aneh, "lu ga tau aja. Baro kalo ama Dio kaya lagi ospek, takut gitu bawaannya. Dio emang serem."

"mana ada takut! itu mah gerak-gerik sayang, lu yang ga tau!" Balas Dipta.

Mendengarkan ke sok tau-an dua orang itu, Claudio tertawa, "idih salah lu berdua, sotoy semua. Baro kalo ada kalian doang begitu." Memberi tahu sembari berjalan keluar.

"dih serem," bisik Reihan pada Dipta.

"bisik-bisik begitu biar apa orang gua bisa denger tau?" Kesal Baro. Beralih menatap si pacar yang sudah naik ke atas motornya sembari memakai helm, "lu jangan kasih informasi ambigu gitu dong. perasaan gua biasa aja juga?" Protesnya.

"gapapa, malu-malu dalam hubungan itu emang wajar apalagi masih awal."

"berisik, Rei!!"

Reihan tertawa mengejek, hobi barunya menggoda Baro karena dulu jarang sekali sisi Baro ini keluar. Semenjak ada hubungan dengan Claudio, menurutnya Baro jadi mudah kesal.

"jangan balik kesini lagi ya," Reihan melambaikan tangannya pada dua tamu yang hendak pulang, penuh semangat.

"bacot, kaya ini rumah lu aja?!"

"udahh buru balik. hati-hati, kalian!" Seru Dipta.

"awas Dipta jangan deket-deket Reihan!"

Mendengar itu Reihan merengut malas, menarik badan si tuan rumah untuk mendekat lalu merangkul pundaknya, "Dipta suka deket-deket gua, mau apa lu?" Berucap sombong.

alter • harubby ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang