•14 - Dipta

1K 172 29
                                    

"ternyata si itu bapaknya Dipta."

"dih najis banget anak napi."

"serem deh kenapa bawa-bawa Reihan sih?!"

"anak napi anak napi."

"kenapa ada yang mau temenan sama dia?"

"denger-denger Dipta juga gila gitu deh, 11 12 sama bokapnya."

"mati aja anak iblis."























Komentar jahat itu... memang mengerikan. Ini sudah dua minggu, dan 3 kali dalam seminggu percobaan bunuh diri dilakukan oleh Dipta.

Lalu selalu digagalkan oleh Dirga dan Sam, juga teman-temannya.

"kalo lu mati, gua bakal mati!" Begitu ucap Dirga.

Mereka bertiga beda. Sam terlihat cukup bahagia karena kejahatan Edward sudah terungkap tapi entah apa yang membuatnya tetap di sini, seperti ada tujuan lain. Dan Dirga, tujuannya bertahan di sini hanya karena Reihan.

Tidak dengan Dipta.

Dipta jadi mengingat banyak kenangan buruknya. Bahkan malam ketika Mamanya terbunuh, itu tiba-tiba teringat jelas di otaknya.

"udah makan?"

Setidaknya 3 kali percobaan bunuh diri itu sudah sangat sedikit. Jika tidak ada Reihan, Arjuna, dan teman-temannya, mungkin dua minggu ini sudah 40 kali percobaan itu dia lakukan.

"udah." Dipta membalas pertanyaan Reihan.

"hp lu dibuang sama kak Arjun." Reihan memberi tahu, dan hanya dibalas oleh lirikan tidak minat dari Dipta.

"dia mau balik ke Singapura, tapi kak Jerome malah sekarat katanya."

Tersenyum kecil, mengusap kepala Dipta pelan. Lalu mendudukkan diri di samping si empu. Memasuki minggu ketiga pasca kejadian buruk lalu, Dipta tidak serapuh dua minggu kemarin.

Lebih tepatnya, terlihat lebih tenang.

"kak Arjun nawarin lu ikut kesana juga," ucap Reihan, sebenarnya sedikit tidak rela.

"ga mau," tolak Dipta cepat.

Menenggelamkan kepalanya ke kedua tangan yang tengah memeluk lututnya. "kalo ikut, di sana gua makin ga punya siapa-siapa..." Nadanya terdengar sedih.

Helaan napas panjang terdengar dari Reihan, lelaki itu bergerak lagi menarik yang lebih tua ke pelukannya. Tangan si empu bergetar, seperti ketakutan.

"enaknya dipeluk si ganteng," Dirga tersenyum lebar, dari balkon.

"mau apa?"

Pertanyaan Reihan ini, biasanya akan dijawab seperti, makan, peluk, kak Jerome sembuh, atau mati. Tapi sekarang Dipta diam saja, tidak berminat menjawabnya.

"bilang aja mau Reihan gitu!!" Seru Dirga lagi.

Dipta berusaha mengabaikan anak itu.

"jelek nih... kaya apa coba merah-merah gini," cibir Reihan, yang dia maksud adalah luka-luka sayatan di tangan Dipta.

"lihat. lucu kan? siapa ya? oh pacar gua," sukses mendapat satu cubitan singkat dari Dipta, akhirnya.

Reihan tersenyum lega, menyimpan lagi ponselnya usai menunjukkan foto aib Dipta. Dan semakin mengeratkan pelukannya, paham setelah ini lelaki itu akan protes.

"bukan pacar tau..." Dipta berucap pelan.

"mantan ya?"

"Rei... ga malu ya?"

alter • harubby ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang