alter • harubby ✓

•4

Reihan membuka matanya perlahan. Selama jam pertama dan kedua ini kelasnya kosong, dia gunakan untuk tidur karena semalam begadang.

Pandangan buram khas bangun tidur, dapat melihat seseorang duduk di kursi sampingnya.

"Dipta?" Panggil Reihan heran, mengucek matanya menajamkan penglihatan.

Dipta tersenyum kecil, ikut menidurkan kepalanya di meja. Sorot matanya terus memandang pada Reihan yang berbanding menatapnya bingung.

"kelas lu ga ada guru? kenapa kesini?" Padahal mereka berbeda kelas.

"ganteng, hehe."

Aneh, Reihan menatap isi kelas yang sepi. Pasti karena murid-murid kelasnya sedang menuju ke kantin, sudah jam istirahat.

"mau ke kantin?" Tawar Reihan.

Terlihat lawan bicaranya itu menggelengkan kepala. Perlahan mendekatkan kursi pada kursinya. Tapi tiba-tiba menolehkan kepala ke arah lain.

"Dip? lu oke kan?"

Dipta kembali menatapnya, lalu berdiri dengan wajah kusut, padahal sebelumnya dia terlihat senang.

"ganteng," ucap Dipta lagi.

Biasanya Reihan akan percaya diri dan semakin sombong, tapi Dipta saat ini sedang tidak baik-baik saja.

"he—"

"manis bibirnyaa."

sruuut

Jonathan yang baru masuk kelas langsung menyemburkan air minumnya ke depan. Lalu Farel melongo, nyaris menjatuhkan esnya.

Mata mereka tidak salah melihat.

Bahkan si korban, Reihan mematung, memproses apa yang baru saja terjadi padanya. Dan pelaku utama, alias Dipta, melangkahkan kakinya keluar kelas seolah tidak terjadi apa-apa.

Dipta mencium bibirnya.

alter

"darimana saja kamu, Dipta?"

Yang ditanya sedang melepas sepatu, tanpa minat menolehkan kepala pada sang Papa yang sedang berdiri di ruang tengah sembari melipat tangannya di dada.

"aku dari kamar kok," ucap Dipta pelan.

Membuat Papanya mengerutkan kening heran melihat itu, "kamu dari luar, sekarang jam 2 pagi. kamar di luar maksud kamu?"

Sontak mata Dipta membulat lebar, bergegas mengecek pakaian yang dia gunakan. Benar-benar seperti orang yang suka bermain malam padahal dia tidak.

Dan seingatnya dia sudah tidur dengan pakaian rumahnya jam 10 tadi.

"jangan bohong. jujur saja saya pasti mengizinkan. terserah apapun yang kamu lakukan, asal jangan sampai orang tahu kalo saya orang tua kamu."

alter