•16 - pusing

1K 142 16
                                    

"tuhkan! udah gua bilang kalo masuk dibatesi!"

"yah, kalo susternya ga lihat ya rame-rame aja dong! lagian kak Jerome satu kamar gede, bukan sharing!"

"emang ga ada cctv? kalo kita diusir gimana?"

"lama deh ayo masuk, kasihan kak Jerome sendirian!"

Pening, Arjuna berdecak kesal pada anak-anak SMA di sini. "siapa yang nyuruh bocil-bocil kesini? Jerome ga butuh dijenguk," berucap pada salah satu pekerjanya.

"butuh, kak! kangen sama kak Je!" Seru Kevin.

"dia ga kangen sama lu, pergi lu semua," usir Arjuna. Dia sedang telepon dengan seseorang, menghentikan aktivitasnya kala sang adik datang bersama Claudio dan Jonathan.

Mengerutkan keningnya heran, "ngapain di sini?"

"mau jenguk kak Je."

"yes yes tuh Dipta mau jenguk kak Je! ayo masuk!!" Seru Rian semangat.

"emang boleh ramean, kak?" Tanya Baro.

"kalian jenguk cuma ngotorin kamar aja," ketus Arjuna, padahal Baro bertanya baik-baik.

"dih kok kak Arjun jahat?"

"ngomong apa? gua emang jahat."

Nyali Baro menurun kala melihat tatapan mengintimidasi dari yang lebih tua. Hanya bisa menggerutu sendiri dan kembali bersama teman-temannya.

"masuk aja ayo-ayo masuk!" Ajak Farel ricuh.

"awas kalo gua masuk kamar jadi kotor."

Ancaman Arjuna ini dengan cepat diangguki oleh para murid SMA. Usai di lorong terasa sepi karena semuanya masuk ke dalam, dia mengkode seseorang untuk datang.

Dan seseorang yang dimaksud, Devano.

"Jonathan bareng sama Dipta tuh?" Cibir Arjuna.

"gua ga tau, kenapa Jonathan ngide banget pengen ambil posisi lu... kalo temenan mereka rusak gimana?" Tanya Devano, heran.

"kalo Dipta minta gua buat bunuh Jonathan—"

"ga akan!" Potong Devano cepat, bagaimanapun dan apapun yang dilakukan Jonathan, Jonathan tetaplah adiknya.

Sama seperti Arjuna dan Jerome yang begitu menyayangi Dipta. Sebagai seorang kakak, Devano juga sangat peduli akan adiknya.




























alter



































"kak, ini kalo ditekan sakit kaga?" Celetuk Justin, menunjuk ke arah pundak kanan Jerome yang dibalut kain putih.

"gak. tapi kalo lu nekan, lu gua geprek," ucapan Jerome ini sukses membuat beberapa tertawa.

Sementara yang lain saling berbicara dan becanda, Dipta memilih duduk sendiri di sofa. Bukan hanya dia yang menyendiri, tapi Jonathan dan Reihan juga.

"si ganteng kenapa diem aja tumben?" Tanya Dirga.

"ga tau. lu berdua bisa pergi ga, by the way?"

"Sam lagi gak ada, lu berdua siapa yang lu maksud?" Cebik Dirga sebal.

Dari jauh sana, Reihan turut menatap Dipta yang kembali seperti dirinya, berbicara sendiri, ekspresi berubah-ubah, yah... Inisiatif mendekati lelaki itu.

"kenapa?" Tanya Reihan, berjongkok di depan Dipta.

"gapapa. ini kok tangan gua tiba-tiba luka, gua habis berantem lagi ya?"

alter • harubby ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang