kak sadira
kak sadira
jadinya gimana??
kak sadira
kamu ikut ekskul apa?
kak sadira
karate pleasee😫😖me
sipJemie menghela nafas pelan, dia menggaruk pipinya merasa bingung. Antrean menuju ruang ekstrakurikuler sedikit ramai dan dia jadi malas untuk bergabung di ratusan siswa-siswi kelas 10 Dan Buenos.
Tetapi di opsi lain Jemie menyiapkan diri untuk mengikuti ekskul seni lukis dan pemandu sorak-cheerleader. Mengingat-ingat bahwa dia betul-betul ingin memperdalam bakatnya dalam melukis juga terinspirasi Taylor Swift pada lagu Shake It Off dimana Taylor menjadi pemandu sorak.
Fidya melirik ke layar ponsel Jemie penasaran "Jadinya gimana?" tanya dia.
Jemie mengedikkan bahu malas "Au deh."
"Lah, gimana ceritanya bisa 'au deh' begitu?" tanya Fidya lagi
Jemie berdecak kemudian mulai mengantri ketika barisan menuju ekstrakurikuler karate sudah sedikit berkurang. Dia melirik tiga pengurus yang duduk di meja depan, mereka sibuk dengan data-data baru yang tercantum pada kertas juga cap-cap berwarna oranye khas Dan Buenos yang mereka tempelkan pada berkas-berkas tadi.
Apakah Jemie harus sungguh-sungguh mengikuti karate? Maksudnya, tentu saja itu karena kemauan kakaknya entah atas dasar apa tetapi dia termasuk gadis yang lemot dan bisa saja senior karatenya mengundurkan diri karena habis kesabaran.
Ketika dia tepat berada di belakang siswa yang sedang mendaftarkan diri, Jemie mulai merapihkan penampilan nya dengan baik. Berusaha menarik perhatian pengurus yang tampaknya sudah kebosanan setengah mati karena satu jam lebih mereka berkutat dengan kegiatan para peserta didik baru.
Jemie maju selangkah begitu siswa tadi berlalu. Dia tersenyum lebar dengan lambaian tangan kecil. Gadis itu melirik id card yang tertera di saku kiri si pengurus.
'Fadli'
"Namanya siapa?" tanya Fadli dengan bolpoin yang diketuk-ketuk ke meja.
Jemie membungkuk sedikit "Jemie Amourine Dasha" jawab ia.
Baru saja Fadli hendak menulis sekonyong-konyong dia malah mendongak dan mengerutkan alis "Ribet, nama lo panjang" komentarnya.
Jemie mengerjap-ngerjap, dia mengangguk paham dan mempersingkat "Jema"
Fadli menceletuk "Kependekan buset"
Dengan mood yang berubah karena cowok bernama Fadli ini Jemie hanya tersenyum sarkas sebelum mengangkat bahu.
"Ribet, komen mulu lo, gue mau ekskul karate" cetusnya sewot.
Fadli menoleh ke dua teman pengurusnya sebelum dia menampakkan ekspresi geli dengan tingkah peserta didik baru yang satu ini.
"Ya oke, maaf Jema galak" sahutnya kemudian menulis nama panjang Jemie dengan baik dan benar di data nama.
Gadis yang dipanggil galak itu melirik arloji di pergelangan tangannya. Dia hanya ingin cepat-cepat sampai rumah kemudian menikmati sosial media yang mengerikan. Dan cara menulis Fadli amatlah memakan waktu, sempat cowok itu mencoretnya kemudian menulis ulang, Jemie tak sabar.
"Kak, tolong banget dipercepat, gue sibuk" desaknya.
Fadli menghela nafas "Udah selesai ya, Jema sibuk"
Jemie meliriknya singkat "Aneh" katanya sebelum berterimakasih dan berlalu dari ruang pendaftaran ekstrakurikuler.
"Ya oke, Jema aneh" sahut Fadli dengan cengiran lebar.
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
The Precious Jema
Fiksi RemajaSebut saja Jema, gadis pelupa, cerewet dan moody-an yang baru saja menduduki kelas 10 tersebut tahu-tahu harus mengikuti ekskul karate yang sama sekali jauh dari ranahnya. Memang tidak begitu 'oke' dengan karate, Jemie hanya betah di ekstrakulikuler...