✌GC-12✌

6.2K 881 164
                                    

Aku khilaf lagi malah triple up🏃 lihat komen rame sama 1 atau 2 orang, tapi bisa tembus sampe 50 komen lebih, udah buat aku girang gak karuan🏃🏃🏃🏃🏃

><

Haira dan Alam langsung datang ke rumah sakit begitu Gema menelepon keduanya, memberitahu kan perihal kondisi Gama yang drop.

"Gama gak papa kan!?" Alam begitu panik, air mata bahkan tak bisa dia tahan lagi.

Gema menyeka air mata dipipinya dan menunduk pelan. "Gema gak tau Pi..hiks..dokternya belum keluar.." isaknya lirih.

Helaan napas pelan Haira berikan, dia memeluk Gema pelan dan menenangkannya. "Sudah, pasti Gema gak papa, udah jangan nangis lagi abang." bujuknya.

Gema mengangguk, dia benar-benar panik dan kalut, sesampainya mereka tadi di rumah sakit, Gama tak sadarkan diri dan langsung dimasukan ke IGD.

Gema menunggu di depan IGD sementara Arcila harus kembali ke kantor, dia harus memulangkan semua pegawainya dan menjatuhkan hari libur beberapa hari.

Arcila tak bisa fokus jika Gama belum membaik, dia sangat takut, dan juga nampaknya Arcila harus memberi pengumuman pada karyawannya perihal Gama tadi.

Saat fokus pada ponselnya, Arcila tidak sengaja menabrak bahu seseorang sampai yang ditabrak itu terjatuh.

Bruk!

"Aw..sakit.." Arcila langsung menyimpan ponselnya, dia berniat membantu remaja tadi berdiri tapi tangannya ditepis remaja perempuan disebelahnya.

"Gak papa, saya aja yang urus, kakak duluan saja. Jiwa sini Rainy gendong."

Remaja laki-laki berwajah manis yang dipanggil Jiwa tadi langsung merona malu, tapi ada yang aneh. "Dia..buta ya?" tanya Cila spontan.

Gadis bernama Rainy tadi langsung mendelik, terlebih saat ekspresi sedih diwajah manis Jiwa saat mendengar kata buta.

"Iya dia buta, jadi tolong kaka pergi saja." usirnya.

Arcila mengangguk, dia sempat mendengar sedikit percakapan antara Rainy dan Jiwa.

"Jiwa jangan nangis, gak papa kok, nanti kan Jiwa dapat pendonor." bujuk Rainy.

"T-tapi..hiks..Rainy sampai..luka..hiks..gara-gara nolongin Jiwa terus..hiks..Jiwa gak berguna yah?"

"Jangan gitu ah, gaboleh gitu yah, Arska Jiwandra itu berharga banget buat Rainy, jadi jangan berpikir kaya gitu."

"Jiwa buta..terus juga cacat..hiks.."

"Aku bakal marah loh kalau kamu bilang gitu terus."

"Aaaa jangan! Hiks..maafin Jiwa, Rainy jangan marah heumm, nanti Jiwa nurut kalau Rainy minta Jiwa buat pakai baju maid!"

"Hahaha enggak ah,"

"Yah..kok gitu? Apa karena Jiwa tepos?"

"Enggak sayang." Rainy langsung membawa Jiwa pergi, sementara Arcila cukup terkesan dengan cara bicara Rainy tadi.

Dia tipe gentlewoman nampaknya.

...

"Mana yang sakit? Dada kamu sakit?" Gama sudah sadar sejak 10 menit yang lalu, Dokter mengatakan jika Gama hanya terkena serangan panik dan untung saja tak ada yang rusak.

Gama yang memakai masker oksigen menatap sayu Haira, dia menggeleng pelan. "Es..krim.." lirihnya.

"Ey, gak boleh kata Dokter, nanti ya kalau udah keluar dari rumah sakit." Gama mengangguk pelan.

Dia menatap kearah Gema yang tampak menangis lirih disebelahnya, alis Gama menukik pelan.

"Abang..nangis kenapa?" tanya nya sedih.

Gema menggeleng pelan. "Gak papa, Abang gak papa."

"Boong ih..boong ndak boleh..ntar hidungnya panjaaang.."

"Bener abang gak bohong."

"Eum..Gama..ketemu Cila mau.."

"Besok yah, ini sudah malam."

"Eung..mau Cila.."

Gama mulai menunjukan tanda-tanda mau menangis, mau tak mau mereka harus menurutinya atau Gama bisa sesak napas karena menangis.

Gama juga dilarang menangis, keseringan menangis tak baik untuk jantung Gama yang sudah memburuk.

Tapi Gama malah sering menangis, heran sekali, tapi ya sudah, mereka juga sudah berusaha mencari pendonor untuk Gama.

Semoga saja bisa ditemukan secepatnya, karena mereka tak bisa kehilangan matahari mereka ini, hidup mereka akan suram jika Gama pergi.

Gama matahari ditengah keluarga mereka. "Kamu tidur aja sayang, besok Cila bakal datang."

"Bener kan.."

"Iya bener sayang."

Gama harap itu bukan bohong, dia berharap Cila datang menjenguknya besok.

✌Bersambung✌

Lovely Gama [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang