Halo, aku mau boom up loh hari ini, tapi dimohon untuk memenuhi syaratnya ya.
200 vote 100 komen gas!
✌.✌
"Bawa saja Gama ke kantor kamu, Mami sama Papi mau ke luar negeri, ada pekerjaan disana."
Itu tadi percakapan di sebuah rumah bertingkat 2, bisa dibilang lumayan mewah karena ada 4 mobil yang terparkir di halamannya.
Gema, pria berusia 23 tahun itu menghela napas sejenak.
Bukan maksud dia gak mau ajak adiknya, cuma dia mau kerja loh, bukan main-main.
"Mah, Gema kerja loh, masa Gama mau dibawa juga." keluh Gema pelan.
Dia masih tau sopan santun pada kedua orang tuanya.
Tatapan mata Gema tertuju pada Gama yang tengah menikmati sarapan paginya.
Dengan sekitaran mulut yang sudah bercelepotan susu coklat, walau begitu dia masih terlihat tampan dan manis diwaktu bersamaan.
Rambut hitam legam Gama sangat halus dan lebat, serta poni yang menghalau dahi indahnya.
Bibir tipis sewarna cherry itu asik mengunyah sereal yang dia sendok kan sendiri ke mulutnya.
Walau berantakan, tapi Gama tak mau disuapin, dia kan sudah besar katanya.
"Adek, mau ikut sama abang gak ke kantor?" tanya Haira, Mami mereka.
Gama tak mendengar, dia memang kurang fokus jika dipanggil.
Gama ini memiliki autisme sejak masih bayi, sudah dibawa ke luar negeri namun tak bisa sembuh.
Sebab autisme memang tak bisa disembuhkan, kecuali dengan therapi, dan mengurangi hal buruk yang bisa saja anak autisme lakukan.
Anak autisme cenderung tak suka keramaian, tak bisa mandiri, cara bicara yang sulit dimengerti, dan terkadang tantrum yang akan muncul saat mereka marah.
"Gama sayang, Mami tanya loh nak." panggil Haira lagi lebih lembut.
Gama mendongak, manik berwarna coklat gelap itu terlihat polos sekali.
Pipinya menggembung lucu, isinya sereal dan susu. "Apa panggil Gama? Mam Gama lagi loh, jangan ganggu." ucap Gama kesal.
Alisnya menukik, tapi bukannya kelihatan seram, malah semakin menggemaskan dimata mereka semua.
Haira terkekeh pelan, Gema sendiri takut kalau nanti adiknya ini dijahilin karyawan kantor.
"Gama nanti mau ikut abang Gema? Main ke kantornya." sahut Alam, Papi mereka.
Gama diam, dia sedang mencerna ucapan papi nya barusan, dahinya mengerut tanda dia sedang berpikir keras.
Bibirnya mengerucut sebal. "Ada es krim? Gama no ikut kalau es krim enggak ada, Gama es krim, mau." celotehnya lagi.
Gema mau tak mau mengangguk. "Ada es krim kok, disana ada es krim." jawabnya mengalah.
Baiklah, daripada adiknya dibiarkan di rumah hanya dengan maid dan penjaga kebun, lebih baik dibawa saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Gama [Selesai]
RomanceGama itu manis, lucu, tampan, manja dan sangat menggemaskan. Walau autisme yang di derita nya tak bisa disembuhkan, tapi Gama menerima cinta dan kasih dari banyak orang. Dan Gama tau, jika dia menyukai seorang perempuan cantik berkacamata, nama pere...