✌GC-08✌

7.2K 1.1K 71
                                    

Lama bener komennya👎 210 vote 60 komen doang loh padahal, gas!

><

Helaan napas kasar terdengar di ruangan milik Gema, itu berasal dari si manis Gama yang kini merasa bosan.

Sebentar lagi jam makan siang, dan Gama belum minum susu apalagi tidur setelah sampai disini, dia sibuk menggambar sejak tadi pagi.

"Abang." panggil Gama pelan, dia memilin ujung hodie bertudung telinga beruang itu.

Gema berdehem sebagai jawaban, dia tak menoleh karena memang sibuk dengan file dan berkas-berkas dimeja nya.

"Kenapa? Adek butuh sesuatu?" tanya Gema setelah tak mendengar suara Gama sesaat sesudah memanggilnya.

Gama menggeleng. "Gama main ke Acila yah, boleh?" izinnya memelas.

Dia menatap Gema dengan tatapan mata nya yang lucu, mirip tatapan mata kucing saat minta makan.

Gema mendongak, kini dia menatap jelas kearah Gama, lalu menghela napas lirih. "Buk Arcila lagi ada tamu Gama, kamu gak bisa masuk." benar, tadi Gema melihat seorang pria asing di ruangan Cila.

Makannya dia bilang begitu.

Gama menunduk sedih, bahunya mulai naik turun mengatur napasnya yang memberat, tak lama terdengar isakan lirih.

"Hiks..mau main Cila sama.." isaknya ditempat.

Oke, Gema jadi gak tega kan, dia mengecek jadwal Arcila hari ini, dia memastikan jika orang yang di dalam itu bukan klien mereka.

Dan untungnya, hari ini tak ada klien yang datang, jadi kemungkinan pria di ruangan Arcila bukan klien mereka.

"Ayo deh, abang anter." Gema bangkit dari duduknya lalu berjalan menghampiri Gama, dia menarik lembut tangan Gama agar berdiri.

Gama masih sesenggukan, pipi nya mulai memerah dengan ingus yang tak berhenti keluar masuk, Gema dengan telaten membersihkan ingus itu dengan sapu tangan.

Mereka berjalan menuju ruangan Arcila, Gama memang selalu bersemangat jika sudah bertemu Cila, walau tak bisa terlalu sering.

Cklek.

"Permisi Buk Cila, Gama mau ketemu sama anda." Arcila yang tadinya tengah mengelus punggung Aga yang tertidur dipangkuannya menoleh.

Dia tersenyum senang melihat tampilan manis Gama hari ini, perlahan Cila menepuk punggung Aga.

"Aga bangun, ini ada temen main kamu." ujarnya lembut.

Aga mulai merengek dan mendusel brutal diceruk leher Cila, lalu turun dari pangkuan Cila sambil menahan tangisnya.

"Lihat, itu nama nya Gama, temen kamu."

Aga menatap Gama tajam, sementara Gama sendiri juga ikutan menatap Aga tak suka. "Jangan deket-deket Cila! Cila punya nya Aga!" pekik Aga seraya memeluk lengan kiri Cila.

Arcila yang memang sudah berdiri dari duduknya hanya tersenyum saja, dia mau lihat seberapa menggemaskannya 2 makhluk imut ini.

Gama menggeram kesal, dia berjalan kearah Cila lalu memeluk Cila dari depan, dia mendusel dileher Cila.

"Cila Gama punya! No Aga punya!"

"ENGGAK! CILA AGA PUNYA!"

"NDAK! GAMA PUNYA!"

Aga menjambak rambut hitam lebat Gama dengan kesal dan mendorongnya jatuh, dengan ganasnya Aga menduduki tubuh Gama dan menjambaknya kuat.

"AGA PUNYA! CILA ITU AGA PUNYA!" teriaknya histeris.

Gama tak mau kalah, dia membalas jambakan Aga dan membalik posisi, Gama menduduki perut Aga dan menjambak seraya menghantukan kepala Aga ke lantai.

"NDAK! CILA ITU GAMA PUNYA!" jeritnya kuat.

Gema panik, sementara Cila hanya tertawa saja. "Heh sudah jangan berkelahi—"

Bugh!

Gema tersungkur saat kepalan tangan Aga mengenai wajah manisnya. "Aw.." rintihnya hampir menangis, matanya mulai berkaca-kaca.

Arcila kembali tertawa kuat, manis sekali mereka, Arcila tak tahan dengan kemanisan ini, bisa diabetes dia.

Tapi bagaimana cara menghentikan pertengkaran mereka ini ya.

"Hei! Yang anak baik dan berhenti saling jambak akan dapat es krim." seru Cila semangat.

Sontak Gama langsung berhenti menjambak dan berdiri dari tubuh Aga, dia berbalik menatap Cila dan kembali merengek.

Tampilannya sudah tak karuan, rambut berantakan dan bekas cakaran dipipinya.

"Aaaaaaaaaa Gama es krim mauuuuu." rengeknya seraya bergelayut dilengan kanan Cila.

Aga sendiri melengkung kan bibirnya kebawah, dia gak suka es krim, berarti dia bukan anak baik?

"Hiks Aga gak suka es krim..hiks..Aga anak baik bukan yah.." isaknya sedih, duh bayik.

Sementara Gema menahan tangisnya kuat, hidungnya merah dan rasanya sakit, Gema kan merasakan sakit ini terakhir saat tawuran di SMA.

Dan sudah jarang lagi. "B-buk..saya mau kembali ke ruangan ya.." izin Gema dengan suara bergetar.

Cila jadi kasihan. "Disini saja Gema, biar saya obati dulu ya, itu keluar darahnya sedikit." Gema tersentak, dia menyeka bawah hidungnya dan benar saja.

"D-darah!?" Gema phobia pada darah sebenarnya, dan itu di dapat 4 tahun belakangan ini.

Kepalanya mulai terasa pusing berkunang-kunang.

Brugh!

Gema akhirnya pingsan karena shock.

✌Bersambung✌

Lovely Gama [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang