.
.
.
Ugh lisa muak sekali dengan tata cara duduk di meja makan saat ini.
Lihat saja di depan lisa ada si kembar dan sang paman. Lalu di sebelah kanan nya dimas dan kiri jiona.
Lisa ingin pindah!
Namun sebelum lisa bangkit dimas menyentuh tangan lisa, lisa langsung menepisnya kasar "kita bukan muhrim" tekan lisa.
Si kembar hanya menggeleng pasrah, ck kenapa mereka harus disini?! Jika bukan karena paman pasti mereka berdua berada di dekat lisa.
Lisa masih diam menunduk untuk menahan amarah yang luar biasa.
"Lisa" lisa mendongak dan menatap pamannya.
"Kamu belum cari pasangan hm?"
Lisa tersenyum "belum paman, lisa masih fokus kerja. Ga ada niatan cari pasangan"
"Ahhh gitu... Tadi paman dengar dari ayah kamu kayanya tetangga kamu lagi cari perhatian sama kamu ya?"
Lisa lumayan terkejut lalu tersenyum culas "seperti nya begitu paman." ahhh ini yang di maksud oleh thev
Dimas mengepalkan tangannya erat, sialan.
"Wahhh, kamu harus pilih salah satu dari mereka lisa."
"Tentu paman, aku akan memilih nya. Tentu yang setia kepadaku dan tidak berbohong" lisa melirik dimas.
"Nah azan magrib sudah terdengar ayo kita berdoa dan langsung berbuka" ujar ayah
Mereka pun berbuka puasa dengan nikmat.
Lisa sudah siap dengan tas kain di tangannya, dia juga udah wudhu. Ya mau kemana lagi kalo bukan tarawih.
Semuanya ikut kecuali kak jiona dan bunda. Bunda harus menemani kak jiona.
"Seandainya aku bisa jalan, aku mau tarawih lis"
Lisa menunduk dan mengelus bahu kak jiona "kakak ga usah sedih, Allah sudah Mengatur semuanya."
"Suatu hari nanti kakak pasti bahagia, jangan nyerah oke?"
"Oke!" senyum lisa merekah saat kak jiona tersenyum lebar.
Lisa berpamitan untuk keluar karena ada yang memanggilnya "kak lisa~"
KAMU SEDANG MEMBACA
Edisi Ramadan
Teen FictionCuma kisah pendek lisa sama para imam komplek Calandra. "heh walaupun gue pindahan dari solo gue ga bisa bahasa gaul kaya lu pada ye!" "Astaghfirullah, taheer..." "ck, lu mau punya pacar sholeh? lah ga salah? lu lagi nyari babi tapi halal? gila k...