kosong sembilan ;

14 3 4
                                    

setelah yaya benar benar memasuki kamar kini tinggal haruto Asahi jaehyuk junghwan dan jeongwoo lah yang masih berada ditempat.

sementara anggi dan dewi sedang mencoba membujuk dan menenangkan yaya yang tak kunjung membukakan pintu kamarnya.

jeongwoo terduduk lemas disofa bersama asahi disampingnya

"bang gimana anjir" ia mengusak usak rambutnya frustasi

"lo pada tau kan gue ga sengaja banget peluk isa demi tuhan itupun cuma beberapa detik doang"

"kenapa jadi kaya gini"

jeongwoo bercerita sambil menatap lurus kedepan, pandangannya kosong, matanya ikut memerah.

"kan gue udah bilang woo, lo baru tau sebagian sifat yaya"

"jangan nyimpulin sendiri dari awal" kata jaehyuk prihatin kepada jeongwoo

anak itu makin lemas.

"lo tuh ga pernah berubah ya woo dari dulu" haruto membuka suara

"selalu aja ngeremehin sesuatu banget"

"dari jaman lo pacaran sama kak Isa juga gitu, berubah woo berubah" lanjut ruto.

"emang gue gitu ya?" tanyanya tak bersalah

kepalanya ditoyor jaehyuk

"mau tonjok tonjokan babak kedua apa gimana woo?" jaehyuk sudah ancang ancang berdiri.

"bercanda bang.."

"gue.. gimana ya karna dari kecil selalu dimanja, terus ditambah sekarang ditreasure jadi maknae line mungkin itu yang bikin sifat buruk gue ini jadi tambah parah" jelas jeongwoo panjang lebar.

"ya makannya diubah dongo" haruto ikut menoyor jeongwoo

"anjing sakit"

"jadi gimana sama yaya? gamau nyamperin dulu?" tanya asahi

"Bentar dulu bang, gue mau redain emosi juga, takut malah adu mulut lagi nanti"

"lo nanti keatas, ketemu yaya, bener bener dijelasin kronologinya, kenapa elo bisa pelukan, isa itu siapa" lanjut Asahi

"lah jadi selama ini kak yaya gatau kak Isa siapanya bang woo?" tanya junghwan

"gak tau wan"

junghwan menghela napas

"makannya dijelasin satu satu, jangan ada yang ditutupin lagi" ucap jaehyuk

"yaya pasti juga nambah kecewa tau isa ternyata mantan lo"

"dan lo ga pernah cerita" lanjut jaehyuk

"emang nyeritain masa lalu tuh pentingnya ya bang?" tanyanya

"em gak penting sih"

"tapi yaya pernah nanya tentang masa lalu lo gitu atau apa"

"pernah nyinggung soal mantan dikit tapi gue bilang gue gasuka bahas nya"

"lo kasih alasan gak ngapa gak mau nyeritain?"

"engga.."

ketiganya menghela napas lelah

"woo gue tau lo baru pacaran dua kali tapi jangan jadi goblok gini bisa gak?" haruto lelah

"emang goblok dari sononya gimana" balas jeongwoo

"lahh ni anak"

"komunikasi itu penting park jeongwoo" ucap asahi

"orang bisa ldr sampe berbulan bulan tanpa ada masalah karna apa?"

"ya karna komunikasi mereka lancar"

"makannya lo yang udah deket gini kalo jarang terbuka komunikasi nya buat apa?" kata sahi panjang lebar

"iya bang.."

"jangan iya iya aja lakuin"

jeongwoo tersenyum pahit

"emang gue masih bisa sama yaya ya bang?"

"kayanya gue udah ga bisa bareng sama yaya lagi deh bang" lanjutnya

"lo ngapa patah semangat gini dah bang" ucap junghwan

"iyakan wan? gue udah ga pantes sama yaya"

"bukan ga pantes, kalian sama sama keras kepala, ga ada yang mau ngalah" lanjut junghwan

"itu juga salah satu faktor kalian bisa gini" timpa jaehyuk

"yaya yang gamau dengerin penjelasan lo dulu, dan lo yang nyerah gak berusaha langsung ngejelasin ulur ulur waktu gajelas"

"iya bang maaf"

"maaf nya ke yaya jangan ke gue"

lalu jeongwoo bangkit dari duduknya

"yaudah gue mau ke atas dulu, doain"

"luka lo bersihin dulu woo infeksi" balas asahi

"ntar aja ah bang gampang"

setelah berucap demikian jeongwoo langsung menaiki tangga ngacir ke kamar kekasih nya itu.

sementara disisi lain

tok tok tok

"ya ini gue beliin soto sama buat teh anget dikit makan dulu ayo" kata anggi yang sedari tadi berusaha mengetuk pintu kamar yaya

"lo dari tadi belum makan, nanti kebanjur jadi maag ya" timpa dewi

"atau mau cerita dulu? buka dulu pintunya sini"

"g——gue gamau makan sekarang, taroh situ aja" katanya dari dalam menyahut dengan serak

"gue taro depan sini ya nanti ambil sendiri"

akhirnya anggi dan dewi menaruh soto dan teh nya dimeja samping pintu kamar yaya.

sebelum menaruh itu, jeongwoo datang dengan muka babak belurnya itu.

"kenapa nggi wi? kok kalian diem disini?" tanya jeongwoo heran

"yaya gamau makan, ini tadinya mau anter makanan"

lalu jeongwoo maju selangkah mengetuk pintu kamar yaya

tok tok tok

ehm gugup sedikit

"ya? buka pintunya yuk makan sebentar" akhirnya suara jeongwoo keluar agak keras

yaya didalam sana yang mendengar suara jeongwoo pun langsung terlonjak kaget

masih tidak ada sahutan

"kalo kamu gamau ketemu aku gapapa, tapi ini kasian anggi sama dewi susah susah bawa makanan" lanjutnya

lalu pintu terbuka

menampilkan Yaya yang sama berantakannya dengan jeongwoo

yaya mengambil nampan berisi soto dan teh itu

"makasih ya" katanya pada anggi dan dewi

lalu tatapannya beralih ke jeongwoo

"mau ngomong bentar bisa?" tanyanya pada jeongwoo

jeongwoo yang tidak mengira ini terjadi pun hanya menggagukkan kepalanya tak percaya

"dikamar aja" lanjut Yaya

🐺🐺🐺

mereka berdua masuk ke kamar bernuansa coklat itu meninggalkan anggi dan dewi yang sepertinya sudah balik ke ruang tengah

"yaya.." balas jeongwoo yang akhirnya membuka suara setelah hening yang menyiksa keduanya.

"mau jelasin kan? ayo jelasin aku dengerin" kata yaya dengan santai sambil menatap lurus jeongwoo

yang ditatap sebegitu nya gugup setengah mati

mampus gue.


okee last part lanjut takbiran bubayy

be with me ; park jeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang