kosong sepuluh ; end

21 4 24
                                    

"mau jelasin kan? ayo jelasin aku dengerin" kata yaya dengan santai sambil menatap lurus jeongwoo

yang ditatap sebegitu nya gugup setengah mati

mampus gue.


jeongwoo menunduk kepalanya tak berani mengangkat pandangan barang sedetikpun ketika ia ingin menjelaskan

"diangkat kepalanya dong, gimana gue bisa denger jelas lo ngomong apa?"

jeongwoo dibuat bingung

tadi aku kamu

sekarang lo gue

mau yaya apasih, pusing.

akhirnya jeongwoo mengangkat kepalanya, pandangannya bertemu dengan yaya untuk kedua kalinya.

mata keduanya sama sama memerah

kantung mata membengkak

mereka sama berantakannya.

"maaf—" ucap jeongwoo

lalu terpotong

"gamau dimaafin, jelasin dulu baru maaf nya belakangan" kata yaya

hadeh.

lalu jeongwoo menjelaskan semuanya kepada yaya dan ditutup tutupi barang sekata pun.

"iya aku pelukan sama isa, Isa mantan aku sebelum sama kamu"

"dia ngajak ketemuan mau ngasih kabar ternyata dia udah mau lamaran bulan depan"

yaya kaget

namun ekspresinya ia buat setenang mungkin

"aku emang sengaja ga kasih tau kamu detailnya aku mau ketemu siapa, kirain kamu ga masalah"

"ternyata malah gini" ucapnya bersalah

"kok udah lamaran? gak seumuran kamu?" tanya yaya.

"2 tahun lebih tua, seangkatan sama bang yedam" kata jeongwoo menjelaskan

"maaf ya.. aku ga bakal ngira kamu kaya gini, maafin aku udah nyepelein hal kaya gini, padahal aku ketemu orang yang notabennya mantan aku" lanjut jeongwoo

"salah aku juga dari awal"

"dia juga meluk aku itu buat terakhir kalinya katanya sebelum lamaran"

"dan aku juga udah ikhlas, ga yang gimana gimana sama dia" ucap jeongwoo lagi.

"aku gada niatan apa apa kok, cuma bales pelukan doang, tanda udah baikan sama masa lalu masing masing"

lalu Yaya tersenyum

"udah jelasinnya?"

"udah" jeongwoo mengangguk bak anak kecil yang habis mengakui kesalahannya kepada ibunya.

"gue— "

ucapan yaya dipotong

"kenapa gue lo lagi?"

oke

baik yaya salah.

"aku juga minta maaf disini, maaf karna aku egois asal nyimpulin sendiri, tanpa nunggu penjelasan kamu"

kini giliran yaya yang meminta maaf.

"kita sama sama salah, kita sama sama kalah sama ego masing masing" lanjutnnya.

lalu yaya berdiri hendak keluar

"ngapain?" tanya jeongwoo

"ambil air anget sama kain"

be with me ; park jeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang