21 - Privat Story

44 12 18
                                    

Kejujuran yang pahit, lebih indah daripada kebohongan yang manis.

_VCG.

* * *

Happy Reading 🦋🌻✨💛

“Tau ngga kenapa aku pilih bunga tulip, Anyelir sama melati?”

Cakra mengedikkan bahu pertanda tak tau. Lebih tepatnya ia sedang malas berpikir.

“Kalau Anyelir putih itu bunga kesukaan aku. Lambang dari kesetiaan dan rasa syukur.”

“Tulip?”

Violla tersenyum sebelum menjawab. Menatap tanah gembur yang baru mereka tanami  benih dan masih basah sehabis di siram. “Tulip putih itu artinya permintaan maaf Cak. Kalau melati bukan karena aku suka maka nya aku beli. Tapi aku rasa suatu hari bakalan ada alasan kenapa aku pilih itu.”

Cakra ikut menatap ke arah pandang Violla. Lalu meneguk sekaligus teh manis yang ada di depan nya. “Kamu masih mau di sini atau balik aja?” tanya Cakra.

“Balik aja Cak, udah jam segini juga.” Violla beranjak dari duduk nya sembari menatap jam tangannya yang menunjukkan setengah lima sore.

Setelah berpamitan dengan Dira. Cakra segera menjalankan motornya menuju jalan raya, mengantar Violla pulang ke rumah.

* * *

Malam merangkak semakin larut. Hanya terdengar suara kucing yang sesekali mengeong dari kejauhan.

Di kamarnya yang sunyi, Violla sedang duduk di depan meja belajarnya dengan menghadap laptop yang menampilkan foto-foto masa lalu nya bersama Pati.

Violla bukan sedang ingin bernostalgia dengan kenangan buruknya, ia hanya berusaha mencari beberapa foto yang kira-kira dapat menjadi petunjuk dari dalang yang telah mengirimi nya Email tempo lalu.

Namun, tak satupun petunjuk dapat Violla dapatkan. Semua orang yang terekam dalam video dan foto nya bersama Pati pun tak ada yang mencurigakan. Semuanya hanya teman dekat dan keluarga Pati.

Violla tersentak kaget saat menemukan foto dirinya dan Pati, beserta seorang anak sebaya mereka yang berpenampilan sedikit culun.

Kok kayak ngga asing ya muka nya? Apa gue pernah ketemu lagi di suatu tempat?”

Seingat Violla. Anak ini dulu adalah adik dari salah satu teman Pati yang satu angkatan dengan nya namun berbeda sekolah.

Violla hanya ingat bahwa foto itu di ambil saat ia menemani Pati datang ke acara ulang tahun temannya, dan di situ lah ia bertemu anak itu.

Violla kembali mencari foto-foto lainnya. Namun tak satupun ia temukan foto-foto aneh yang dapat menunjukkan sosok dari peneror nya.

Mata Violla membulat seketika. Sebuah email baru masuk lagi ke akun nya. Yang menarik kali ini adalah email itu memiliki alamat email pengirimnya.

From : PartnerInCrime@gmail.com
To : ViollaCahayaGemintang@gmail.com

Jauhin Cakra, kalau lo ngga mau rahasia lo gue bongkar.

Tubuh Violla sedikit bergetar saat membaca pesan singkat namun mengerikan itu. Ia masih menatap pesan itu dengan terus memutar otak. Mencari tau siapa oknum di balik email yang sudah dua kali datang ke padanya.

“Dasar pengecut. Gue ngga bakalan takut lagi sama lo,” tekad Violla. Ia harus segera menemukan orang ini, orang yang telah berani membuka kembali memori di masa lalu nya yang sudah perlahan ia kubur dalam-dalam.

Senior High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang