Flashback 2 Minggu lalu.
"Selamat pagi anak-anak ibu yang wangi, yang ngga wangi ngga selamat pagi," sapa bu Mutia selaku wali kelas XI-IPA-2 dengan wajah sumringah berjalan ke depan kelas.
"PAGI BUUU MUT!" jawab semua anak di kelas dengan heboh.
"Eh Bang Sat jawab juga, kamu kan ngga ibu sapa."
"Saya kan wangi bu, enak aja. Noh si Jeki yang bau jigong," Seloroh Satria tak terima.
By The Way tuh anak memang biasa di panggil Bang Sat sama teman-teman nya, sampai wali kelas mereka yang usil juga ikut-ikutan memanggilnya dengan sebutan itu.
Tapi tenang aja, sifatnya ngga sebangsat namanya juga kok! Sejauh ini sih.
"Jeki lagi yang kena, nasib nasib," Pasrah Jeki yang lagi-lagi kena imbas.
"HAHAHA...." gelak tawa memenuhi kelas.
"Sudah-sudah, ibu punya Informasi buat kalian," ujar bu Mutia menenangkan
"Cakra silahkan masuk!"
Kelas yang tadinya berisik berubah senyap begitu Cakra melangkahkan kakinya ke dalam kelas dan berdiri di depan kelas.
"Perkenalkan diri kamu ke teman-teman!"
"Oke nama gue Cakrawala Kawanda Putra pindahan dari Amerika, gue harap kelas ini cocok buat gue."
"Welcome To The Society Of Handsome," sambut Jiro merentangkan tangannya.
"Dihh muka tukang nasi goreng depan kompleks gue aja lebih ganteng dari lo," ujar Galuh sewot
"Yayang Galuh jangan galak-galak dong."
"Yayang-yayang bapak lo kayang," semprot Galuh tak tanggung-tanggung
"Jiro Galuh, kok malah ribut sih, masalah rumah tangga jangan di bawa ke sekolah dong," Goda bu Mutia
"Ngawur."
"Kamu silahkan duduk di sebelah Satria, kamu jalan aja ke deretan itu, nah Satria itu yang bau!"
"Anjir wali kelas gini amat," celetuk Satria
Perkara ia pernah hampir telat satu kali dan ngga sempat mandi malah berimbas jadi bahan ejekan sampai sekarang, padahal kan sekali doang, apa salahnya sih?Lagipula Satria itu lebih mementingkan on time tiba di sekolah daripada berlama-lama mandi ujung-ujungnya telat. Ya walaupun tujuan nya ke sekolah hanya untuk meramaikan kelas, tapi setidaknya ada fungsi, iya kan?
"Makanya punya muka ganteng kek gue, pasti ngga ada yang berani ngeledek," ujar Oza yang duduk di belakang Satria
"Berisik lo bucin."
Cakra berjalan ke arah Satria dan duduk di sebelahnya.
"Kenalin bro, gue Satria. Noh yang diam kek patung namanya Bian, kalau yang sebelahnya Jiro. Terakhir makhluk bucin di belakang gue namanya Oza," ujar Satria memperkenalkan teman-teman nya. "Btw gue ngga bau kok aslinya!"
Cakra terkekeh mendengar ucapan Satria. "Oke santai," jawabnya singkat
Ya Satria emang ngga bau sih, hanya ngga sewangi ketiga temannya. Apalagi sekarang ada Cakra yang wanginya saja sudah tercium dari jarak 10 meter, Satria mah ngga ada apa-apanya dibanding dia.
Seperti kata pepatah, berteman sama tukang minyak wangi maka akan ikut wangi, nah siapa tau Satria jadi ikutan wangi setelah Cakra duduk di sampingnya. Syukur-syukur kalo ikutan ganteng sama cerdas juga kan, biar otak udangnya bisa berguna!
"Yes bu Mutia ngga keluar-keluar, gue malas di ajar pak Bambang," bisik Jiro pada Bian yang hanya diam di sebelahnya
"Permisi bu, apa urusan nya sudah selesai, soalnya ini jam pelajaran saya!"
"Ya elah Bambang, baru juga gue senang lo ngga ada," ungkap Jiro kecewa
"Oh silahkan pak," ujar bu Mutia sambil berjalan keluar kelas.
"Baik kita lanjutkan materi minggu lalu mengenai Turunan Fungsi Aljabar."
Beberapa dari mereka menghembuskan nafas lega. Suatu kebahagiaan bagi mereka adalah saat guru lupa pernah memberikan Pr di minggu lalu.
"Yes dia lupa ada Pr."
"Selamat, gue belum ngerjain anjir."
"Para Jingan jangan ada yang bahas soal Pr, awas lo. " ucap beberapa dari mereka dengan berbisik-bisik.
Tiba-tiba Fany mengangkat tangannya, memotong penjelasan pak Bambang.
"Ada apa Fany?"
"Pak Pr minggu lalu kapan dikumpulkan ya?"
Nah ini nih ciri-ciri anak pintar di kelas yang pastinya menjadi musuh teman-teman nya, yang hidupnya ngga seru dan ngga berani melanggar aturan. Jelas banget di lihat dari penampilan nya yang rapi, sepatu hitam polosnya dan dasi yang terpasang rapi di lehernya.
Kenapa sih dalam satu kelas pasti ada aja orang kek gini, dasar caper!
"oh iya bagus Fany kamu mengingatkan bapak. Anak-anak silahkan kumpulkan Pr nya sekarang, bagi yang tidak mengerjakan Pr, silahkan berdiri dengan satu kaki di luar kelas."
"Wah si Fany benar-benar minta di sembelih ya."
Itu siapa lagi yang ngomong. Ngeri amat, dasar Psikopat! Satria bergidik ngeri.
"Udah, muka lo ngga di jelek-jelekin gitu juga udah jelek, kuy!" ajak Satria pada Jiro yang merengut kesal.
Satria jadi curiga. Jangan-jangan tuh anak punya niat buat ngelempar bom kentut ke wajah polos Fany. Hih seram!
"Gue juga lupa ngerjain lagi," Ujar Oza
"Ya iyalah ngebucin mulu, mana sempat," Celoteh Satria
"Yan kalo lo setia kawan, lo temanin kita di hukum."
Tanpa menjawab, Bian langsung berdiri dan berjalan ke luar mengikuti ketiga temannya itu. Yah, ia bisa apa menghadapi ketiga makhluk yang sudah menjadi temannya sejak TK itu, daripada pusing kan! Lagipula di antara mereka berempat hanya Bian lah yang bisa di bilang paling waras dan paling irit mengeluarkan kata-kata. Tipe-tipe cowok kulkas 32 pintu nih.
"Kamu ngga perlu keluar Cakra, kamu kan masih murid baru," cegah pak Bambang begitu Cakra hendak keluar kelas
"Gapapa pak, saya keluar aja sama mereka, Permisi," Ujar Cakra langsung berjalan keluar, bergabung bersama ke-empat teman baru nya.
Awal yang menarik sebagai siswa baru SMA Pandora.
* * *
Gimana guys? Lanjut ngga nih?
Btw aku udah tulis dari tahun lalu sih, cuma baru sempat publish sekarang :)Semoga kalian enjoy ya bacanya. See you next Chapter ✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior High School
Romansa//Beberapa Chapter akan di private, Jangan lupa follow dulu biar bisa ngikutin terus ceritanya // [ Update secepatnya, diusahakan setiap hari ] Btw aku bakalan revisi setelah End ya. Cerita masa SMA memang berkesan. Perihal Cinta, Persahabatan dan...