4. Dia dan Hujan

67 23 70
                                    

🍁 Happy Reading 🍁

.
.
.

Kelas pagi bagi para mahasiswa adalah hal yang melelahkan. Ah, sepertinya hal ini juga berlaku bagi para siswa dan pekerja. Namun tanggungjawab menjadi keharusan bagi mereka untuk hadir di waktu yang tak semua orang inginkan itu.

Begitupun dengan seorang gadis manis yang kini baru saja memasuki kelasnya. Perkuliahan belum dimulai, dan satu persatu mahasiswa sudah datang dan mengambil tempat duduknya masing-masing.

Memilih duduk di barisan belakang, gadis manis tadi memasang airpod di kedua telinganya seraya menunggu kedatangan dosen di kelasnya.

Tak ingin mengikuti sesi pembahasan aneh dan gosip dari teman sekelasnya yang sudah seperti lambe turah, gadis itu kini menikmati alunan musik yang mengalir masuk dengan indah ke dalam telinganya. Kedua mata lentiknya terpejam, ia tampak begitu menikmati waktunya saat itu. Oh ya, nama gadis itu adalah Dhira Karuna Shalini.

"Permisi."

Menoleh ke samping karena merasa dirinya terpanggil, Dhira melepas sebelah airpod yang sedang ia gunakan. Dilihatnya seorang lelaki bertubuh tinggi berdiri disampingnya.

"Iya?" balas Dhira ramah.

"Aku boleh duduk di sini?"

"Tapi..."

Dhira baru sadar setelah melihat seisi kelas kalau sudah tidak ada bangku kosong selain di sebelahnya.

"Iya, silakan," sambung Dhira seraya tersenyum manis.

"Makasih."

Tak ingin melanjutkan pembicaraan lagi, Dhira berniat untuk kembali memasang airpod di telinganya. Namun tangannya di tahan lelaki yang duduk di sampingnya dengan cepat.

"Dosen datang," ucapnya sambil menunjuk arah depan dengan pandangannya.

"Makasih," balas Dhira setelah melihat kalau dosen baru saja duduk di tempatnya.

Penjelasan materi pun dimulai. Awalnya semua berjalan lancar, namun lambat laun keadaan kelas menjadi tidak tenang lantaran penjelasan dari dosen terasa membosankan bagi mereka. Tapi tidak dengan Dhira yang masih begitu fokus mencatat materi yang disampaikan.

"Kamu rajin banget ya," ungkap lelaki tadi sedikit berbisik.

"Nggak juga, ini karena penting aja." Dhira menjawab seadanya tanpa menoleh.

"Begitu, ya."

Lelaki itu tidak mencatat materi yang disampaikan oleh dosen. Dia tampak sibuk memainkan ponselnya karena rasa suntuk akibat pembelajaran yang membuat rasa kantuk bertengger di matanya.

"Kenapa nggak di catat?" heran Dhira melirik lelaki di sampingnya.

"Males. Nanti aja."

"Kamu niat kuliah gak sih?"

"Iya, tapi aku ngantuk."

"Simpan dulu ponsel kamu."

"Nanti. Aku begini biar nggak ngantuk."

"Terserah."

Dosen akhirnya keluar dari ruangan setelah begitu betahnya menyampaikan materi selama dua jam. Peregangan masal pun menjadi penutup kelas pagi itu, dan beberapa mahasiswa mulai keluar dari ruang kelas yang sudah terasa pengap.

Setelah membereskan bukunya, Dhira berjalan keluar kelas. Baru saja dirinya akan melangkah pergi, ujung tasnya di tarik pelan dari arah belakang, membuat gadis itu langsung berbalik arah.

College or ConfessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang