1. Meet Yuda

146 26 73
                                    

Happy Reading


.
.
.

Senin, memang hari yang tidak disukai oleh banyak orang karena mengharuskan kita untuk memulai semua aktivitas yang bisa dibilang menyebalkan namun tetap harus dijalani. Cuaca yang cukup cerah sangat cocok untuk memulai kegiatan pagi ini seperti pergi menuntut ilmu. Walau ilmu tidak salah tapi tetap saja dituntut.

Setelah berpisah dengan teman temannya karena jurusan yang berbeda, Seorang gadis berjalan menelusuri lorong yang menuju ke kelasnya.

Memasuki ruang kelas karena sudah waktunya masuk dan pembelajaran akan dimulai sebentar lagi.

Seolah sudah biasa dengan pemandangan kelas yang isinya dipenuhi oleh kaum Adam, hanya ada beberapa perempuan yang sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Seorang gadis berjalan menuju sebuah bangku kosong yang berada di belakang. 

Bukannya mengeluarkan buku untuk bersiap siap karena pembelajaran akan dimulai, ia lebih memilih untuk menidurkan kepalanya di meja. Menjadikan tas sebagai bantal, dan jangan lupakan earphone yang menyumbat telinganya.

Kita panggil saja gadis ini Diva Athalia atau yang akrab disapa Diva. Si cantik, itu kata ibunya kalau beliau menyuruh Diva untuk membeli sesuatu di warung, namun sekarang sudah tidak ada panggilan dan suruhan seperti itu karena Diva memilih untuk melanjutkan pendidikan di Glory University yang jauh dari rumahnya bahkan berbeda kota, dan akhirnya ia tinggal di asrama yang disediakan oleh pihak kampus.

Teknik Mesin menjadi jurusan yang ia ambil, dan itu adalah jurusan yang kata dia paling menarik hatinya. Aneh memang, saat perempuan lain lebih memilih jurusan Sastra, Seni, Bahasa dan lainnya ia justru lebih memilih Teknik Mesin. Tentu saja tidak mudah untuk masuk ke jurusan tersebut karena harus mendapat izin dari kedua orang tuanya. 

"Kamu itu perempuan, masa mau masuk Teknik Mesin?" Itu perkataan ayahnya dulu saat Diva meminta izin untuk masuk jurusan itu. 

Sedangkan ibunya berkata "terserah kamu aja, kan yang jalani juga kamu bukan ibu. Yang ngerjain tugas dan lain lain juga kamu." Itu kata ibunya. Perkataan ibu ini sangat disetujui oleh Diva, memang benar kan yang menjalani semuanya Diva bukan orang tuanya. 

Ayahnya tetap tidak setuju, namun Diva tetaplah Diva si gadis keras kepala yang kalau mau itu ya itu tidak bisa diubah lagi. Dengan sekuat tenaga meyakinkan dan merayu ayahnya dengan iming-iming kalau lulusan Teknik Mesin itu nanti kalau kerja gaji yang didapat lumayan besar. Dan tau apa yang terjadi? 

Yap, ayahnya mengizinkan Diva untuk masuk jurusan itu. Uang memang segalanya di zaman sekarang ini. Benar? Atau salah? Coba kalian lihat di wc umum pasti ada saja tulisan 2000,  Oke lupakan. Uang memang bukan segalanya tapi segalanya butuh uang. 

Dan yang terjadi sekarang adalah PENYESALAN! Diva menyesal memilih jurusan itu. Ia kira itu adalah jurusan yang cukup mudah namun ternyata itu malah sebaliknya. Ilmu Matematika dan Fisika yang sangat berpengaruh di jurusan Teknik Mesin itu membuat otak Diva ingin meledak. Karena dua ilmu tersebut adalah hal yang paling tidak disukai oleh Diva. 

Baru beberapa menit menutup mata, sudah ada yang mengetuk meja nya. Diva langsung mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang sudah mengganggunya. Dan ternyata seseorang yang duduk di depannya. 

"DIVA ATHALIA!" Teriakan dari seorang pria yang berada di depan berhasil membuat Diva terlonjak kaget dan langsung melepas earphone yang ada di telinganya.

Ia melihat dosen yang sudah berdiri di depan. "Kamu kalau mau tidur mending dirumah!" Ucap dosen tersebut. 

"Rumah saya jauh pak, kalau harus tidur di rumah nanti harus naik bis dulu, terus naik angkot atau ojek pak. Ribet, ini aja saya tinggal di asrama." jawab Diva santai. Terdengar kekehan dari beberapa orang.

College or ConfessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang