🍃Happy Reading🍃
.
.
.Pagi ini hujan turun membasahi permukaan bumi. Nayla yang tengah lelap dalam tidur akhirnya terbangun karena senandung merdu gemericik air hujan yang jatuh menimpa dedaunan. Nayla menyibak selimut dan mulai beranjak turun dari atas ranjang. Kening gadia cantik itu mengerut menyadari ketiga teman sekamarnya sudah tak lagi ada.
Gadis cantik itu melirik sekilas ke arah jam dinding yang tengah menunjukkan pukul sembilan tepat. Disitulah Nayla mengingat jika ketiga teman sekamarnya memang sedang ada jam kuliah pagi.
Merasa bosan, Nayla menghidupkan musik sendu yang begitu kontras dengan suasana saat itu. Ia mendudukkan diri di depan meja belajar miliknya dan mulai bernyanyi lirih mengikuti alunan nada suara yang di perdengarkan oleh speaker berukuran kecil yang bertengger diatas meja.
"Hari ini mau malas-malasan seharian." Tutur Nayla berniat untuk bolos kuliah. Hujan yang semakin lama semakin deras membuat semangat Nayla melebur. Yang ada di dalam pikiran Nayla hanyalah berbaring dan melakukan sesuatu yang tak perlu menguras banyak tenaga.
Nayla meraih kotak plastik yang ternyata berisi tabungan cemilan miliknya dengan berbagai macam jenis isian. Sekantung snack rasa keju menjadi pilihan Nayla. Suara renyah mulai terdengar. Nayla bangkit dan mulai membereskan ranjang yang sebenarnya akan kembali ia tiduri pagi ini.
"Bolos nggak ya?" Nayla mulai merasa ragu. Pasalnya ia ingat betul bagaimana garang dan menyeramkan sosok teman-temannya jika tahu ia membolos kuliah hari ini. Belum lagi saat wajah kedua orang tuanya melintas seolah tengah memberikan ancaman mematikan untuk dirinya.
"Tapi saat ini hujan deras. Kalau aku memaksakan diri buat keluar, nanti aku bisa sakit. Dan kalau aku sakit, mereka juga nanti yang repot. Iya bener. Kayaknya mending bolos ajah deh biar nggak pilek nanti." Putus Nayla pada akhirnya. Tangan kanan Nayla bergerak melempar bungkus kosong bekas cemilan yang telah ia habiskan ke tempat sampah.
Boom, chicka-boom, chicka-chicka
Boom-boom, chicka-boom, chicka-boom
Everywhere I go bring the beatboxBaru saja Nayla ingin membaringkan tubuh, ponsel miliknya berbunyi. Dengan sedikit malas Nayla mengambil ponsel tersebut yang menampilkan nama Dhira diatas layarnya. Tanpa banyak membuang waktu Nayla segera menerima panggilan masuk terseebut.
"Iya Dhira, kenapa?" Nayla membuka percakapan. Dapat ia dengar di seberang sana Dhira sedang bersama dengan seseorang. Suara berat yang sudah sangat familiar di telinga Nayla. Suara berat itu jelas milik Raja. Sepertinya Dhira dan Raja sedang bersama atau bisa di bilang sedang berdua.
"Kamu belum berangkat? Hujannya deras banget. Kamu nggak ada niatan buat bolos kuliah kan?" Sial, Nayla mendengus karena Dhira tahu niat buruknya. Pasti setelah ini Dhira akan berceramah panjang lebar untuk membuka pikirannya yang memang sudah mulai tertutup. Nayla tak langsung menjawab dan itu jelas membuat Dhira semakin yakin kalau teman satu kamarnya itu memang akan bolos kuliah hari ini.
"Nggak usah macem-macem Nay. Ingat kalau kita disini untuk mencari ilmu. Untuk memperbaiki masa depan kita. Kita berempat harus sama-sama jadi orang yang sukses. Aku nggak mau kamu bolos kuliah." Nayla menghela napas berat.
"Tapi kalau aku hujan-hujana nanti bisa pilek. Aku nggak mau ngerepotin kalian bertiga." Nayla masih berusaha untuk mempertahankan apa yang menjadi niat awalnya.
"Yang nyuruh hujan-hujanan juga siapa. Itu di ujung ruangan ada payung. Jangan banyak alasan lagi. Kalau pilek ya tinggal minum obat. Udah aku tunggu disini kamu. Awas ajah kalau kamu beneran bolos." Dhira memutus sambungan teleponnya secara sepihak. Membuat Nayla hanya mampu mengacak rambut panjangnya kasar. Jika sudah begini mau tidak mau ia harus tetap kuliah.
KAMU SEDANG MEMBACA
College or Confess
FanfictionKehidupan perkuliahan yang cukup pelik di balik hiruk-pikuk dunia mengantarkan pada sebuah jalan yang berliku-liku. Bertemu dengan kisah romansa tak terkira pun jadi pelengkap yang begitu indah, dibalik kesibukan mengejar masa depan. "Kalian mau kul...