5. Tidak Jadi Kagum!

55 19 84
                                    

Happy Reading ✨

.
.
.

Sore hari duduk dibawah pohon yang rindang memang enak, sejuk, ditambah angin sepoi-sepoi yang sangat mendukung. Membuat kekesalan Diva sedikit demi sedikit menghilang.

Yap, saat ini Diva sedang dibuat kesal oleh banyak hal. Salah satunya karena kakak tingkatnya yang menyebalkan, masih ingat kejadian waktu dia sedang praktek? Yeah, Diva masih kesal dengan itu.

Ia pikir setelah jam pembelajaran itu selesai ia bisa bertemu dengan teman-teman nya untuk meluapkan segala kekesalannya, namun ternyata salah satu dosen dengan entengnya memajukan jam masuk. Dengan sangat terpaksa Diva harus kembali ke kelas kalau saja ia tidak ingat betapa pentingnya absen Diva pasti sudah bolos.

Dan yang paling membuatnya kesal adalah setelah berabad abad menunggu dosen, DOSENNYA TIDAK JADI MASUK KARENA ADA URUSAN MENDADAK. Ingin sekali rasanya Diva teriak namun ia harus menyimpan wajahnya dimana nanti.

Emang wajah bisa dipindahin?

Dan berakhirlah disini duduk lesehan di bawah pohon, tidak peduli celananya akan kotor nanti. Ia sudah mengirim pesan pada teman-teman nya namun tak kunjung mendapat balasan, mungkin mereka sedang ada kelas.

Suara perut berhasil mengalihkan perhatian nya, beralih menatap perut datarnya lalu mengusapnya. "Sampe lupa ngasih makan cacing cacing gue." Gumam Diva sambil beranjak dari duduknya.

Menepuk-nepuk pantat tepos nya lalu meraih tas dan pergi menuju kantin, kalo menuju toilet kan gak mungkin ygy beda server itu.

Setelah melewati beberapa belokan tanjakan dan turunan akhirnya Diva sampai di kantin, untungnya kantin tidak terlalu ramai membuat Diva senang karena tidak harus capek-capek mengantri.

Matanya menelusuri isi kantin untuk mencari makanan apa yang akan mengisi perutnya hari ini, dan mie ayam lah yang menjadi pemenangnya. Berjalan menuju tempat mie ayam lalu berdiri mengantri, tidak panjang hanya dua orang yang berada di depan Diva.

Dengan setia Diva menunggu walau perutnya sudah tidak sabar ingin segera diisi. Ingat orang sabar banyak duitnya.

Setelah mendapat semangkok mie ayam Diva berjalan menuju meja yang tersedia disana. Mendaratkan bokongnya di kursi lalu bersiap untuk menyantap mie ayam yang sudah melambai-lambai minta di makan.

Namun kegiatannya terhenti saat seseorang menyimpan satu gelas jus lemon segar. Diva pun mendongak untuk melihat siapa pelakunya.

"Apaan nih?" Tanya Diva bingung.

"Tuh." orang yang menyimpan jus tersebut menunjuk ke arah pintu kantin. Diva melihat orang yang sedang melambaikan tangan diakhiri dengan acungan jari tengah dan cengiran yang sudah seperti orang gila.

"Stres." gumam Diva. "Makasih ya." lanjut Diva, ia kembali menatap orang yang membawa jus lemon tadi.

"Sama sama, yaudah gue cabut dulu." si pelaku pergi setelah berpamitan, dijawab anggukan oleh Diva.

Diva menatap jus lemon nya sebentar "ini gue gak diracun kan?" Gumam Diva. "Eyy mana mungkin diracun, awas aja kalo ampe gue kenapa napa gue aduin bundahara lo." Setelah puas bermonolog, Diva kembali menyantap mie ayam yang tadi sempat terabaikan.

Setelah puas mengisi perutnya Diva pulang ke asrama kalo Rahmatullah belum waktunya. Ajaib memang, setelah perutnya terisi rasa kesal dalam dirinya seketika mulai hilang. Atau mungkin dari tadi dia kesal karena memang sedang lapar? Entahlah.

College or ConfessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang