Diva dan Yuda akhirnya menikah tiga bulan setelah kelulusan, dan sekitar enam bulan setelahnya, Aksa dan Nayla juga melangsungkan pernikahan mereka di luar negeri, tepatnya di Perancis. Semua biaya penerbangan ke Perancis dan biaya penginapan di hotel ditanggung oleh keluarga Aksa yang diketahui sangat kaya raya.
Ayi yang mendengar kabar bahwa Nayla akan menikah begitu girang, berbeda dengan Dhira yang sudah tau kalau Aksa akan segera menikahi Nayla secepatnya. Seperti sudah tidak tahan untuk menjadikan kekasihnya itu sebagai istrinya.
"Diva!" pekik Ayi saat melihat Diva dan Yuda yang baru sampai di hotel tempat mereka menginap di Perancis.
"Ayi, ini hotel, bukan lapangan. Kamu ribut banget, deh," tegur Dhira yang ada bersamanya saat itu.
"Hehehe ... maaf, Dhira. Tapi aku mau ketemu Diva. Udah lama banget soalnya gak ketemu dia," celetuk Ayi yang sudah memeluk Diva.
"Pelan-pelan peluk bini gue, Cil. Bukan boneka itu." Yuda berucap sambil menatap tajam pada Ayi.
"Ih! Kan, aku mau nyapa calon ponakan aku! Princess gondrong diem aja udah!" Yuda geleng-geleng kepala melihat Ayi yang asyik mengelus perut Diva yang sedang mengandung anak pertamanya yang sudah berusia enam bulan.
"Kangen banget lo sama gue, sampai langsung peluk gini," ucap Diva yang tidak dihiraukan oleh Ayi.
Tak lama kemudian, mereka di panggil oleh Raja dan Melvian karena acara pernikahan Aksa dan Nayla akan segera dimulai.
Gaun putih dengan hiasan rambut yang begitu indah menambah kesan cantik pada Nayla yang sudah cantik pada dasarnya. Semua orang sangat terpesona melihat Nayla masuk ke aula pernikahan didampingi ayah Aksa sebagai pengganti ayah Nayla yang sudah tiada.
Aksa tersenyum lebar saat Nayla tiba di hadapannya dengan senyuman yang tak kalah manis. Nayla tersipu malu saat Aksa mengecup singkat punggung tangannya. Acara hari itu berlangsung lancar tanpa gangguan, dan Nayla akhirnya sudah berstatus sebagai istri Aksa.
"Babe, kita kapan nikah?" bisik Melvian pada Ayi.
"Kalau kamu berani, temui Ayah langsung. Aku tunggu."
Melvian terbelalak mendengar itu. "Maksudnya, kamu mau nikah sama aku?" tanyanya memastikan.
Ayi tersenyum. "Aku punya Ayah sebagai pelindungku sampai aku bertemu kamu, Azzam. Kamu sudah seperti pelindungku setelah Ayah. Dan ... aku butuh kamu," ucapnya sedikit menunduk karena malu saat mengucapkan kalimat terakhir.
"Aku akan segera menikahi kamu, Rayita. I promise." Melvian mengecup singkat kening Ayi, membuat Ayi merasakan panas di pipinya seketika.
Dhira dan Raja yang mendengar ucapan Melvian tersenyum kecil. Raja kemudian menatap Dhira yang saat itu sedang memperhatikan Nayla dari kejauhan. "Semuanya udah punya rencana untuk menikah, apakah kita juga akan membuatnya, Dhira?"
Dhira tersenyum kecil menanggapi. "Kamu tau aku masih punya suatu hal yang ingin aku lakukan, Raja. Dan kamu udah janji buat dukung aku," jawab Dhira sambil menatap Raja.
"Aku tau. Aku hanya bertanya, mana tau kamu punya rencana lain."
"Setelah perusahaan Ayah stabil, saat itu aku akan siap kapanpun kamu datang ke rumah." Dhira tersenyum menatap Raja yang terbelalak saat itu.
"Baiklah. Aku akan menunggu sampai saat itu tiba."
💕 Really end 💕
Okaaay! Cerita College or Confess benar-benar berakhir di sini.
Hiks ... Kami terharu rasanya tapi sedih juga kalau cerita projek ini udah ending 🤧
Ini projek pertama yang dibuat oleh 4 author hebat. Siapa mereka?
diya821
rheinviophile
Nafelluve
JieppangKarena ini part terakhir, boleh dong, kasih kesan dan pesan untuk cerita ini, biar kami lebih semangat lagi untuk nulis karya selanjutnya. Silakan komen di sini, ya (✿^‿^)
Oh ya, sebagai penutup, kita akan tunjukkan foto keempat pasangan di cerita ini, ya.
Yuda dan Diva
Ayi dan Melvian
Nayla dan Aksa
Raja dan Dhira
.
.
.Akhir kata, terima kasih banyak untuk kalian semua yang udah support cerita ini dari awal sampai akhir. Luv u sekebon 🙆🏻♀️😘😘💚
Ketemu lagi di projek selanjutnya, ya. Babay 👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
College or Confess
FanfictionKehidupan perkuliahan yang cukup pelik di balik hiruk-pikuk dunia mengantarkan pada sebuah jalan yang berliku-liku. Bertemu dengan kisah romansa tak terkira pun jadi pelengkap yang begitu indah, dibalik kesibukan mengejar masa depan. "Kalian mau kul...