6. Emoji Love Beranak

54 18 116
                                    

🍄Happy Reading🍄

.
.
.

Kembali lagi berpisah kelas dengan Dhira. Ayi sebenarnya bingung kenapa dirinya tidak bisa mendapat kelas yang sama dengan gadis itu. Padahal sudah satu semester, satu fakultas, satu jurusan, satu kamar asrama, satu gedung kuliah. Tapi kenapa untuk satu kelas rasanya susah sekali?

Ada yang kemusuhan sepertinya.

Soal kemusuhan, Ayi masih jengkel dengan Diva karena kemarin. Sungguh kalau dia ingat kembali, kalau saja bukan karena kebelet ingin buang air kecil, muka anak itu mungkin masih sempat dia garuk sedikit.

Beruntung tadi pagi dia duluan masuk kamar mandi. Sedikit lama-lama biar Diva agak telat masuk kampus. Balas dendam maksudnya. Tapi entahlah, gadis tomboy itu telat atau tidak, Ayi tidak tahu.

Didalam kelas yang sudah ramai itu, seperti biasa Ayi yang memilih tempat duduk sendiri. Kali ini tidak seperti hari dimana dirinya diketuk dengan spidol. Sekarang aman karena tempatnya agak sedikit kebelakang. Mana kursi tempatnya lumayan berada diposisi tinggi, dia jadi merasa kalau dirinya juga tinggi. Udaranya pun terasa berbeda.

Menunggu sudah lewat lima belas menit dari jam masuk kelas. Bukannya dosen datang, kelasnya malah ribut sama mereka yang tengah komat-kamit berjamaah. Bahkan sudah ada yang main game bersama. Ayi cuman jadi penonton melihat teman kelasnya sambil topang dagu.

"Ayi, lo asli dari mana?"

Kumpulan anak cewek yang didepannya namun agak serong kekiri menyahut. Dirinya menoleh walau tidak sempurna.

"Asli dari Mama sama Papa," jawab Ayi.

Mereka terkekeh. "Gak gitu maksudnya. Dari daerah mana?"

"Ah, jauh. Beda pulau."

"Gue kira beda dunia."

"Aku bukan alien, enak saja."

Mereka hanya membalas dengan tawa ringan dan kembali melanjutkan gosipnya. Sedangkan Ayi hanya mendengus setelah disindir akan perbedaan dunia. Walau dirinya akui memang kadang aneh dan lebih mungil dari yang lainnya. Bukan berarti dia alien.

Memangnya alien pada pendek-pendek? Lihat saja belum pernah, kan?

"Dosennya gak masuk. Ada acara keluarga. Tapi titip tugas esai, nih."

Semua orang yang mendengar sahutan ketua tingkat itu lantas berseru lemah. Termasuk Ayi yang ditambah dengan decakan singkat.

"Hobi banget main titip tugas," gumamnya.

"Isi esainya bahas soal perbedaan budaya negara. Terserah mau pilih negara apa. Dideskripsikan, terus kasih penjelasan arti dari budaya-budaya mereka lalu bandingkan sama negara kita sendiri."

"Ngelunjak tugasnya."

"Oke, guys? Cuman itu. Soal kumpul tugasnya aman, kok. Lusa nanti."

Ayi mengangguk setelah mencatat tugas yang diberikan. "Boleh, boleh. Kali ini Bapaknya gak ngelunjak, gak apa. Aku maafin," ucapnya seorang diri.

College or ConfessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang