🍁 Happy Reading 🍁
.
.
.
Drrtt! Drrtt!Ponsel yang bergetar di atas nakas mengalihkan perhatian Dhira yang baru saja selesai bersiap-siap untuk ke kampus. Diambilnya benda pipih itu, seulas senyum manis merekah di wajah cantik gadis itu melihat nama si penelepon.
"Halo?"
"Udah bangun?"
"Udah. Bentar lagi berangkat. Kenapa?"
"Cuma tanya. Mana tau kamu belum bangun."
"Aku bangun cepat."
"Ya, aku tau itu. Udah sarapan?"
"Belum."
"Kalau gitu ayo sarapan bersama nanti. Jumpai aku di kampus."
"Kampus? Di mana?"
"Kantin. Aku tunggu."
"Oke. Aku sebentar lagi berangkat."
"Ya udah, aku tunggu, ya."
"Iyaa."
PIP!
"Siapa?"
"Astaga!"
Dhira langsung menoleh ke samping, ternyata Ayi yang saat itu tengah berdiri menatapnya bingung. "Ayi. Kukira siapa tadi, bikin kaget aja." Ayi hanya cengengesan dengan watadosnya.
"Siapa yang telfon tadi, Dhira?"
"Kakak."
Dhira berjalan ke arah dapur untuk mengambil segelas air minum dan susu.
"Kakak?"
Ayi berpindah duduk di sofa ruang tengah, di susul Dhira yang juga ikut duduk sambil menyerahkan segelas susu pada Ayi.
"Ya. Kak Arun. Kenapa?"
"Kalian mesra banget pas nelpon. Kukira itu Raja tadi."
"Uhuk.. uhuk..."
Ayi langsung mengambil tisu yang ada di hadapannya dan memberikannya pada Dhira yang tersedak air minum.
"Ngomong apa sih, kamu? Pagi-pagi udah ngelantur aja."
"Ya, mana tau, kan? Kalian nampaknya dekat soalnya."
"Kita cuma teman, oke? Sekarang aku mau pergi, mau sarapan sama Kak Arun. Kamu gak masuk pagi, kan?"
"Gak. Aku masuk agak siang. Salam buat Kak Arun, ya!" Dhira hanya mengacungkan jempol pada Ayi sebelum keluar dari kamarnya.
Berjalan sendirian di pagi hari yang cerah membuat perasaan Dhira jadi tenang. Semilir angin yang berhembus pelan menyapa dirinya seraya menyibak rambut panjang gadis itu. Tak butuh waktu lama, Dhira akhirnya tiba di kampusnya dan segera menuju kantin yang jaraknya tak terlalu jauh dari gedung fakultasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
College or Confess
FanfictionKehidupan perkuliahan yang cukup pelik di balik hiruk-pikuk dunia mengantarkan pada sebuah jalan yang berliku-liku. Bertemu dengan kisah romansa tak terkira pun jadi pelengkap yang begitu indah, dibalik kesibukan mengejar masa depan. "Kalian mau kul...