Nampak seorang pemuda tampan yang kini berjalan menuju lantai dua dengan semangkuk bubur dan segelas susu putih hangat.
Rambutnya yang basah menandakan pemuda itu habis mandi dan langsung mengambil makan.
Pemuda itu memasuki kamarnya yang biasanya dengan suhu sangat dingin kini lebih hangat.
Regan, pemuda tinggi itu menaruh nampan di atas nakas. Tubuhnya berdiri dengan sorot datar menatap seorang gadis yang terbaring pulas di kasurnya.
Gadis ini.... adalah gadis pertama atau orang asing pertama yang boleh masuk kamarnya, ah atau bahkan lebih tepatnya tidur di kasur King sizd miliknya.
Keheningan menyelimuti, sudah tiga jam Abell belum sadar.
Tangan Regan tanpa sadar terulur mengusap dahi Abell yang berkerut. Mendekat, Regan bisa melihat ada memar di dahi gadis itu.
"Pergi... pergi... jangan ganggu! Aku... ca--capek. Hiks, sakit." Gadis itu meracau hingga menangis.
Regan yang kaku bingung harus berbuat apa, dengan perlahan ia duduk di samping Abell. Mengusap kepala Abell dengan ragu, awalnya gerakan kaku namun kini usapannya berubah lembut.
"Tenang, mereka sudah pergi." Gumamnya lirih.
Namun Abell ternyata merespon, entah sadar atau tidak. Karena gadis itu mengangguk patuh lalu kembali tenang.
Regan terpaku, menatap tak percaya ini semua. Dari dirinya yang anti perempuan, cuek dengan sekitar, dan membenci semua hal yang merepotkan.
Kini?
Ah, sudahlah Regan tak mau memikirkan hal seperti ini. Menggelikan.
Usapan tangan Regan melambat, matanya menajam saat melihat tangan Abell yang banyak luka sayat bahkan ada bekas cakaran.
Sebelah tangan Regan yang bebas meraih tangan kecil putih pucat ini. Rahangnya mengeras, entah apa yang diperbuat gadis ini hingga menyakiti tangannya sendiri. Atau bukan hanya tangannya?
"AKHHHH!"
Regan tersentak saat gadis itu tiba-tiba berteriak nyaring, Regan panik karena kini kedua tangan Abell seperti ingin menggapai sesuatu.
"Hei gadis aneh, sadarlah!" Regan meraih kedua tangan itu lalu menggenggamnya dan di balas genggaman erat dari Abell.
Tak lama Abell membuka matanya tiba-tiba, matanya yang tampak sayu dan memerah bergerak ketakutan. Saat matanya bertemu dengan Regan ia langsung menubrukkan diri kepemuda itu.
Abell memeluk Regan sangat erat disusul isakannya yang menyedihkan. Menyembunyikan kepalanya di ceruk leher dingin Regan.Regan sendiri membeku, di pegang tangannya sama cewek aja dia marah apalagi di peluk begini. Ini pertama kalinya dia di peluk lawan jenis.
Regan menepuk dua kali kepala gadis itu karena merasa sesak dipeluk sangat erat seperti ini. "Tenang."
"Jangan pergi! Gue takut!" Sentaknya saat Regan berusaha melepas pelukannya.
"Oke, tapi longgarin pelukannya. Gue sesak." Balasnya dengan suara serak basahnya.
Abell pun menurut, ia sedikit, ingat hanya se-di-kit. Hanya dua centi meter, membuat Regan gemas sendiri.
Merasa tak nyaman berada di posisi ini, Regan dengan halusnya mengangkat tubuh Abell hingga berada di pangkuannya.
Tubuh Abell masih menempel dengan kedua tangan yang melingkar di pinggangnya. Regan mendengus geli. Tak percaya gadis jutek ini bisa memeluknya bahkan berada di pangkuannya.
Regan menaruh dagunya di atas puncak kepala Abell. Dengan kedua tangan yang mengusap punggung gadis itu agar semakin tenang.
Cukup lama mereka berpelukan hingga Regan sadar jika Abell tertidur di pelukannya. Regan tertawa kecil, astaga menggemaskan sekali.
Karena Abell yang tak bisa di lepaskan dari tubuhnya seolah magnet, akhirnya Regan mengubah posisinya hingga bersandar pada kepala ranjang.
Matanya memberat, lalu tertutup untuk pergi ke alam mimpi dengan Abell yang masih berada di pangkuannya.
Sungguh romantis sekali.
"Re--" ucapan Opa terhenti, dirinya tersenyum penuh arti melihat pemandangan di depannya. Dengan senyum geli ia kembali menutup pintu dengan pelan.
Ia berbalik badan, "Jangan ada yang ganggu mereka. Kabari keluarga gadis itu jika gadis itu baik-baik saja dan berada di sini." Titahnya tegas kepada bawahannya lalu melangkah pergi menuju kamarnya.
"Dasar anak muda." Dengusnya jengah menahan tawa.
👻
Gimana menurut kalian?
Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo Twins
HorrorKami berbeda, dan tentu saja karena kami istimewa. ▶◀ Apa kalian percaya jika hantu itu ada dan selalu berada di sekitar kita? Kira-kira apa yang akan kalian lakukan jika kalian bisa melihat mereka'? Ini kisah si kembar dan dua pemuda tampan yang si...