Jam pergantian pelajaran berdering, setelah guru yang mengajar keluar semua murid kelas A-1 bergegas menuju toilet untuk berganti seragam menjadi seragam ohlaraga.
Disaat semuanya bersiap-siap untuk pergi, lain halnya dengan Abell dan Regan. Mereka masih duduk anteng ditempatnya dengan memasang wajah sama-sama datarnya.
Leon dan Pandu, datang menghampiri meja Abell. Tapi tujuan mereka kesini adalah untuk mengajak Regan berkenalan dan menjadikannya sebagai teman.
Walaupun mereka ragu karena yang mereka dapatkan setelah sampai di samping meja itu adalah tatapan yang memincing tajam.
"Hy, Abell." Dengan ragu Pandu menyapa dan yang ia dapatkan hanya lirikan sekilas dari Abell. Membuat keduanya menghela.
"Hy, Gue Pandu dan dia Leon." Pandu mengulurkan tangannya dan Regan menyambutnya.
"Regan."
"Leon."
"Regan."
"Salam kenal ya, bro. Semoga kita bisa jadi sohib. Hahaha,"
Regan tersenyum simpul sambil mengangguk. Ia lega karena disini ia bisa mendapatkan teman. Walaupun Regan tak tahu apakah pertemanan mereka akan berjalan lancar dan bertahan lama karena sifat Regan yang dingin.
Abel mendorong kursinya, lalu berjalan menjauh dengan tangan yang memeluk seragam ohlaraga. Karena kelas sudah sepi, hanya tinggal mereka berempat saja. Jadi ia memutuskan untuk segera pergi ke toilet.
Abell mengabaikan tatapan ketiga cowok itu. Dan terus berjalan keluar kelas tanpa menoleh lagi.
Tak lama kemudian, Regan, Leon, dan Pandu pergi keluar kelas untuk mengganti seragam ohlaraga. Dalam perjalanan tidak ada kecanggungan di antara mereka, karena mereka membuang jauh-jauh rasa canggung dan gengsi.
Membuat beberapa murid yang satu kelas dengan mereka yang tak sengaja berpapasan melongo lebar melihat Regan yang tertawa.
Mereka telah berganti seragam, dan saat keluar dari toilet mereka berpapasan dengan Abell yang juga baru saja keluar.
Mereka saling tatap tapi tak lama karena Abell memilih melengos pergi daripada menyapa ketiganya.
"Kebiasaan!"
"Re, jangan di bawa hati atau marah kalau sama, Abell. Dia itu sifatnya emang gitu." Ucap Pandu tiba-tiba. Mencoba meluruskan keadaan ketika ia melihat tatapan Abell dan Regan yang seperti musuh.
Mereka berjalan menjauh dari toilet menuju kelas. "Emang sifatnya gimana?" Tanyanya Regan cuek. Meskipun dalam hatinya ia dongkol dan penasaran.
Leon yang sedang menata rambutnya menyahut. "Dia aneh, cuek, dingin, jutek, galak, ceplas-ceplos, dan..."
"Dan?" Beo Regan dengan menatap Leon.
"Dan manis! Hahaha!" Leon terbahak dan langsung mendapat jitakan dari Pandu.
"Si bego! Habis ngejelek-jelekin malah muji." Cibirnya.
"Iya-iya. Gue cuma berkata jujur."
Regan tampak berpikir, lalu ia berkata. "Gue setuju sama pendapat, Leon. Walaupun gue baru kenal dia dua hari."
![](https://img.wattpad.com/cover/165761844-288-k193753.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo Twins
HorrorKami berbeda, dan tentu saja karena kami istimewa. ▶◀ Apa kalian percaya jika hantu itu ada dan selalu berada di sekitar kita? Kira-kira apa yang akan kalian lakukan jika kalian bisa melihat mereka'? Ini kisah si kembar dan dua pemuda tampan yang si...