15. Pocong👻

1.9K 138 1
                                    

Malam harinya, Abell sedang duduk di sebuah sofa warna coklat tua.  Didepannya sebuah tv besar sedang menyala menayangkan sebuah kartun.

Tak lama kemudian ada seseorang yang datang lalu duduk di sebelah Abell.  Abell tak menyadarinya karena tatapannya kosong.

Memikirkan suatu hal yang mampu menarik perhatiannya.

"Kamu kenapa?" Nadanya lembut, tapi entah mengapa Abell malah terperanjat mendengarnya.  Mungkin karena melamun? Atau karena sosok pocong yang berada di belakang seseorang itu.

"Kenapa tidak salam? Cepetan sana cuci kaki!!" Tegas Abell dengan serius. Hantu yang bisa membuatnya takut sedang berdiri di hadapannya dengan mata yang merah menyala dan wajah gosong. Pocong!!!

Apalagi aromanya yang... busuk dan aneh membuat Abell menelan ludah kasar.

"Ih... cape! Mager juga, ntar aja deh."

Abell menghela, "Ada hantu yang mengikutimu, Adell.  Masih tidak mau cuci kaki?"

Adell melebarkan matanya, langsung terduduk tegak dengan bulu kuduknya yang merinding. "Serius?"

"Iya."

"Hantu apa?" Cicitnya takut, beringsut mendekati Abell yang sedikit menjauh. "Jangan jauh-jauh!!"

"Mangkannya cepetan cuci kaki terus shalat, Adell! Risih banget kalau hantu itu ada di rumah kita!" Kesal Abell, berdiri lalu segera memakai sandal rumahnya, lekas pergi menuju kamarnya setelah mematikan tv.

Adell menjerit takut, Dengan langkah seribu dan jantung yang berdegup kencang dia menyusul Abell yang sudah ngacir duluan.

Adell menyesal, dia janji tidak akan mengulangi lagi. Melihat Abell yang juga ketakutan dan wajahnya berubah serius,  Adell yakin jika hantu yang mengikutinya itu berbahaya!

Abell menghela panjang, karena kejadian tadi Adell jadi tour bersamanya malam ini. Abell sih tk masalah, tapi yang menjadi masalahnya itu Adell tidur sangat dekat dengannya, bahkan tanpa ada jarak. Dan juga kedua tangan adiknya itu memeluk lengannya erat. Seolah takut di tinggal Abell.

Membuat Abell tak bisa bergerak bebas! Ingin beli Abell kentut agar Adell sedikit menjauh, memberikannya ruang untuk bernapas.

Tiba-tiba terdengar suara berisik dari langit-langit kamar. Seperti seorang yang berlari-larian dan suara merayap. Terdengar jelas! Dan itu sangat menganggu.

Mata Abell melirik jam dinding di kamar, masih jam dua pagi. Matahari muncul masih lama.

Abell menutup mata, karena tak ingin bermain dengan makhluk tak kasat mata yang akan selalu mengajaknya 'bermain' ketika malam hari.

Karena Abell tau, sekali dia merasa nyaman dengan kehadiran mereka maka dia tidak akan bisa lepas dari mereka.

Suara-suara di atas semakin keras, seoalah-olah atap kamar akan runtuh. Abell masih memejamkan matanya erat, walau tau banyak mata yang sedang menatapnya dan menunggunya dari berbagai arah.

Hingga akhirnya Abell tidur terlelap sambil balas memeluk Adell.

👀

"Pssst! Pssst!"

Abell menoleh, menatap heran Adell yang seperti ingin mengatakan sesuatu. Adell memajukan tubuhnya, " hantu nya masih di sini tidak?"

Berkedip dua kali, Abell menghela dan mulai sarapan. "Gak ada"

Adell menghembuskan napas lega kemudian  mengolesi roti dengan selai strawberry. Setelah selesai sarapan, keduanya pun pergi sekolah.

"Hemm, Aku mau tanya sama kamu."

Abell membelokkan setir, "Apa?"

"Tadi malam aku merasa aneh, dan.. ada suara berisik. Sangat! Apa kamu juga mendengarnya?"

Abell masih memandang jalanan, fokus. Dan setelah lama terdiam Abell menjawab, "Mungkin itu hanya mimpi mu."

Dahi Adell berkerut, "Masa sih? Apa iya? Aku juga antara sadar dan tidak sadar."

Abell jelas tahu, jika apa yang di katakan Adell benar adanya. Tapi dia tak mau membenarkan karena tak mau membuat Adell takut.

"Sudah sampai."

Adell mengalihkan pandangannya, "Ah, iya! Kalau gitu aku duluan ya. Ada urusan sebentar. Bye-bye, kak!"

"Hmm."

Pintu mobil tertutup setelah Adell pergi. Abell menyugar rambutnya ke belakang. Membasahi bibi bawahnya lalu tangannya melepaskan seltbeat.

Saat hendak keluar, matanya beralih memandang kaca atas. Abell bisa melihat sorang gadis kecil berkulit sangat pucat dengan rambut panjang semata kaki yang menutupi wajahnya dan menunduk dalam sedang duduk di jok belakang.

Tanpa ambil pusing Abell keluar dan menutup mobil rapat. Berjalan masuk menuju kelasnya.

Saat melewati ruang guru, dia berpapasan dengan seorang pemuda. Pemuda itu berhenti dan tersenyum manis saat bertatapan dengan Abell.

Abell tak membalas senyum itu, dia kembali berjalan dan memikirkan suatu hal. Kenapa wajah pemuda itu pucat dan sepagi ini sudah ketempelan?

Abell tak habis pikir.

Dosa apa yang pemuda itu lakukan semasa hidupnya hingga banyak hantu yang suka menempel dan mengikutinya.

Ganesha yang malang.

Indigo TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang