"DUA MENIT LAGI!"
Marah, Abell menutup matanya dan menetralkan napasnya yang memburu. Ia lalu kembali membuka matanya dan berjalan mendekat, matanya fokus menyorot bola oranye yang sedang di pegang lawan.
Abell langsung merebutnya lalu mendribel nya cepat mendekati ring. Membuat semuanya terkejut, sang lawan kembali mengejar dan berusaha merebut bola ditangan ice girl itu.
Tangan kanan Abell mendribel dan tangan kirinya ia julurkan untuk benteng. Abell menatap ring tersebut dan tanpa basa-basi ia melompat dan melemparkannya.
Three points!
Bola menggelinding jatuh setelah memasuki ring, membuat seruan para cowok terdengar setelah melihat aksi Abell.
Abell menatap teamnya dengan tersenyum miring saat melihat wajah kesal dan iri anak teamnya dan lawan.
Bola ditangan Luna, teamnya. Dan gadis itu sedang di kepung lawan.
Abell melambaikan tangannya pada Luna dan Luna melihatnya, ia ragu akan memberikan bola tersebut pada Abell tapi melihat keyakinan pada mata Abell akhirnya ia melempar bola itu kencang dan segera di tangkap Abell dengan mudah.
Abell berlari menghindari lawan dan Hup! Dia melakukan lay up dengan indah.
Team Abell berhasil menyusul skor lawan dan skor mereka sama, itu semua berkat Abell.
Abell semakin serius dan mendengar waktu yang tersisa tinggal sedikit lagi, Abell yang sedang mendribel bola dan akan melompat untuk memasukkannya ke dalam ring, tetapi salah satu team lawan dengan sengaja mendorongnya hingga Abell terjatuh tersungkur dan bola meleset.
Semua menahan napas dan menatap Abell dalam diam.
Melihat itu, team lawan tersenyum penuh kemenangan. Orang yang sengaja mendorong Abell lantas menangkap bola dan langsung memasukkannya dalam ring.
Peluit di bunyikan tanda pertandingan berakhir.
Pak Jo mengatakan jika team lawan menang, dan team Abell tak terima karena mereka menang karena curang. Pak Jo tutup telinga dan segera pergi dari sana karena ia sedang mendapatkan telepon.
Tapi sebelum pergi ia memberitahu jika hukuman masih ada dan nanti sepulang sekolah team yang kalah akan menemuinya.
Team Abell bersorak tak terima dan mengumpat kasar.
Mereka menghujami Abell yang sedang berusaha bangkit itu dengan makian-makian kasar. Menyalahkan Abell karena tidak becus dan tidak bisa memasukkan bola. Apalagi melihat team lawan yang sedang menatap mereka dengan tatapan mengejek, membuat mereka gencar mencaci Abell.
Melihat Abell yang sedang dikerubungi itu membuat sebagian murid laki-laki melerai dan sebagian lagi melengos pergi menuju kantin.
Abell diam, dan ia sedang mati-matian tidak memukul serta mencakar wajah mereka. Gadis itu hanya menutup matanya, meredakan rasa nyeri dengan matanya yang memanas.
Menahan sekumpulan air hangat yang siap untuk jatuh dari pelupuk matanya.
"PERGI!"
"BUBAR-BUBAR!"
"UBRAKAN BANCI! WOI AYO BUBAR!!"
👻
Regan menatap datar punggung seorang gadis mungil yang bergetar di depannya ini. Mendadak hatinya merasa iba. Apalagi mendengar suara tangis itu.
Sedingin apapun seseorang jika melihat seorang kaum hawa menangis pasti hatinya ikut bersedih. Turut merasakan luka itu, meskipun mereka tidak saling mengenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo Twins
HorrorKami berbeda, dan tentu saja karena kami istimewa. ▶◀ Apa kalian percaya jika hantu itu ada dan selalu berada di sekitar kita? Kira-kira apa yang akan kalian lakukan jika kalian bisa melihat mereka'? Ini kisah si kembar dan dua pemuda tampan yang si...