👻12. Tolong!!

1.8K 132 4
                                    

Paginya, Abell sudah bangun karena ini hari Senin dimana seluruh murid di Indonesia akan melaksanakan upacara untuk menghormati para pahlawan.

Dengan malas ia menyeret kakinya yang sudah terbalut sepatu hitam itu keluar kamar menuju dapur karena dia akan sarapan bersama keluarganya.

Sesampainya di sana, Abell sudah melihat mereka semua berkumpul dan hanya tinggal dirinya saja.

Dengan keras ia menghempaskan pantatnya pada kursi, membuat Adell yang sedang bermain ponsel terkejut.

"Ngapain lihat-lihat? Suka ya?" Ketus Abell bercanda, membuat Adell mendengus sebal dan mengalihkan pandangannya, kembali fokus pada ponselnya.

Mereka mulai sarapan, dan setelahnya mereka gegas pergi menuju sekolah sebelum terlambat.

Mobil si kembar sudah terparkir rapi. Adell sudah berlari terlebih dahulu untuk menyusul temannya yang baru saja memasuki lobby.

Berbeda dengan Abell yang memilih untuk berjalan santai. Kedua tangannya masuk kedalam saku Hoodie dan sedang menggenggam ponselnya.

Dia berbelok menuju kelasnya dan seketika satu kelas yang tadinya ribut langsung hening. Menatap Abell dengan rajut wajah bingung serta kesal.

Mereka bingung karena Abell yang masuk sekolah dan sekarang berjalan dengan lancar padahal jelas-jelas kemarin gadis itu cidera. Dan gosip hoax  tentang Abell yang memakai ilmu hitam dan pergi ke dukun langsung menyebar seantero sekolah.

Padahal kaki Abell sudah baikan karena semalam dipijat oleh salah satu rumah tangganya yang pintar memijat. Yah, memang pada dasarnya netijen maha benar.

Menghembuskan napas berat, Abell duduk di tempatnya. Dan tak lama Regan juga tiba. Mereka hanya diam, seolah-olah tak menganggap satu sama lain ada.

Bel berdering tanda upacara akan segera di mulai. Semua siswa siswi langsung berhambur keluar kelas menuju lapangan untuk menempati tempat paling enak saat upacara.

Yaitu di dekat atau bawah pohon, barisan paling belakang sendiri agar kalau capek bisa jongkok bentaran, dan juga memilih berdiri di belakang anak yang punya tubuh gede.

Abell sendiri harus mengatupkan bibirnya rapat-rapat saat dia selalu saja saat upacara di taruh di depan sendiri. Tapi menurut Abell tak buruk, karena jika dia dibelakang maka dia akan terkena bullying anak kelas.

Semua hormat pada tiang bendera. cuaca kali ini sangat panas, membuat semuanya berkeringat dan merasa pusing.

Hidung Abell bergerak saat merasakan bau sesuatu. Dia terus mengendus-endus hingga,

"Menyadari keberadaan gue, eh?"

Abell langsung menoleh dan mendapatkan sosok hantu pemuda kemarin waktu di taman. Abell terkejut, apalagi wajah pemuda itu semakin pucat. Abell buru-buru memalingkan muka dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa.

Pemuda itu tersenyum licik saat lagi-lagi dirinya di acuhkan. Dia semakin merapatkan tubuhnya pada Abell, membuat Abell merinding.

"Kepanasan, yah?"

Abell diam, kepalanya sedikit pusing saat ada makhluk halus yang menempel pada tubuhnya.

"Kenapa pucat gitu? Sakit? Atau... Terpana dengan wajah gue ini?" Katanya sambil tersenyum lebar, memajukan wajahnya agar semakin dekat dengan Abell.

Abell memundurkan kepalanya, "Pergi!" Desis Abell kesal. Mendengar desisan Abell, membuat teman sekelasnya yang berada disampingnya menatap Abell aneh, namanya Tya.

"Kenapa harus pergi?"

"PERGI!"

Tya kembali menoleh dengan raut wajah kebingungan. "Apa? Pergi?"

"Wah.. ternyata suara lo keras juga ya. Well, seharusnya suara lo ini dapat penghargaan karena bisa mengalahkan toa nya tahu bulat!"

"AKU BILANG PERGI!!"

"Kenapa gue harus pergi?" Teriak Tya karena marah dengan sikap Abell yang tidak jelas.

Tya tidak tahu jika yang disuruh Abell pergi itu sosok hantu bukan Tya. Tapi karena Tya yang berada di samping Abell, jadi gadis itu yang merasa.

Semua langsung bisik-bisik dan menoleh kearah Abell dan Tya. Tak terkecuali guru dan kepala sekolah yang berada di depan. Wajah guru-guru tampak menatap kedua gadis itu dengan wajah garang.

"Nah, kan.. semuanya pada liat kesini. Siap-siap deh.."

Abell menelan ludah saat kepalanya semakin pusing. Dia menelan ludahnya dengan kedua tangan yang memijit pangkal hidung.

Abell mendongak saat melihat sosok pemuda itu berada di depannya dengan keadaan yang mengerikan, tidak seperti sebelumnya.

Abell memelotkan matanya. Pemuda itu tampak lusuh dan darah keluar dimana-mana. Wajahnya bonyok, membiru, dan juga tersayat. Mulutnya perlahan terbuka lebar-lebar hingga darah berwarna hitam mengucur keluar.

Tolong.. Tolong... Tolong!!!!!

Abell merasa semuanya berputar-putar. Semakin lama semakin cepat dan akhirnya,

Brukkkkkk

Abell pingsan.

👻

Vote + coment?
(:

Indigo TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang