03. UKS👻

2.5K 180 4
                                        

Mata itu mengerjab beberapa kali, kedua tangannya menyentuh kepalanya yang terasa berdenyut. Dengan melihat sekitar, dia tahu jika dirinya sedang berada di UKS.

Abell mencoba mengingat-ingat apa yang barusan terjadi. Dan gadis itu sadar jika tadi dirinya pingsan?!

Abell merenung, apa benar jika aura sekuat itu bisa membuatnya pingsan? Lalu, sekarang dirinya akan duduk sebangku dengan seorang pemilik aura itu, apa dia akan pingsan setiap hari?

Huhh... Melelahkan sekaligus menyebalkan!

Telinganya mendengar suara deheman, refleks Abell menoleh dan berjinggat kaget.

Co-- cowok itu...

"Ngapain disini?" Tanya Abell dengan melotot. Menghiraukan hantu tanpa tangan dengan wajah tanpa alis, mata, hidung, serta mulut sedang mengintip di balik jendela. Wajahnya Rata, membuat Abell sempat bergidik.

Regan,

Regan menatap datar Abell. "Pak Didi yang nyuruh."

Abell masih tidak paham. Regan tahu, akhirnya ia menghela dan mencoba menjelaskan. "Kamu pingsan, dan pak Didi nyuruh aku buat jaga kamu."

Akhirnya Abell paham, kemudian dia mengalihkan pandangannya. Tidak mau repot-repot untuk mengucapkan terimakasih kepada Regan. Karena ia malas.

Abell bangkit lalu turun dari ranjang. Membuat alis Regan naik sebelah. Tapi cowok itu mengatupkan bibirnya rapat, enggan berkomentar.

Melihat Abell yang akan pergi, Regan mengekorinya dari belakang.

"Ngapain ngikutin?" Ketus Abell kesal karena mengetahui Regan yang membuntutinya sedari keluar dari UKS.

"Ha? Ge-er! Orang mau ke kelas juga." Bela Regan tak mau kalah.

"Kelas itu belok ke kanan, dan kamu ngikutin aku buat belok kiri yang artinya pergi ke toilet! Masih mau mengelak?" Nada mengejek nan ketus Abell terdengar. Membuat cowok itu kesal tapi ia hanya menatap Abell datar.

Regan berdehem, mengalihkan pandangannya. "Oh, gue murid baru. Jadi wajar gak tau jalan kelas."

Abell berdecak, akhirnya ia memutar badan dan pergi menuju kelas dengan Regan di sampingnya. Mereka hanya diam hingga tiba di kelas.

Abell duduk dan menatap tak suka Regan yang juga duduk di sampingnya. "Kamu duduk di sini? Pindah gih!" Usirnya secara gamblang. Menghiraukan Regan yang menatapnya tajam dengan wajah tak bersahabat.

"Pak Didi yang nyuruh, kalau kamu mau pindah ya silahkan!"

"Heh! Aku pemilik bangku ini, jadi aku berhak disini!"

Regan tersenyum meremehkan, "Kamu? Pemilik bangku ini? Lucu banget sih."

Abell menaikkan sebelah alisnya tinggi. "Apanya yang lucu?!" Nadanya terdengar sewot. Membuat Regan puas.

"Yang punya ini itu sekolahan, bukan kamu! Jadi jangan sok!!" Regan memutuskan pandangannya, pemuda itu menatap layar ponselnya dan mulai bermain game online. Menghiraukan Abell yang mendidih di sampingnya karena ucapannya.

Abell hendak membuka mulutnya, namun terhenti karena melihat keberadaan Adell yang berdiri di luar kelasnya.

Mata saudari kembar itu bertemu. Seakan-akan saling berbicara dengan tatap. Telepati.

Adell mengayunkan tangannya, mengkode Abell agar menghampirinya.

Abell menggeleng, ia menggerakkan bibirnya tanpa suara. "Males!" Membuat Adell memutar matanya dan buru-buru menghampiri Abell dengan Sinta di belakangnya.

Indigo TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang