👻8. Lagi?

1.8K 146 2
                                    

Adell sedang berada di bangku taman dekat parkiran mobil, menunggu Abell yang belum juga menunjukkan batang hidungnya.

Adell semakin menggerutu sendiri apalagi mengingat kejadian memalukan tadi. Walaupun ia senang karena bisa berkenalan dan menyentuh tangan Ganesha. Hehe,

Sepuluh menit,

Abell tak kunjung datang membuat Adell memekik frustasi. Ia hanya ingin pulang! Ia berjanji akan menyembur Abell dengan berbagai hal nanti kalau gadis itu tiba.

"Nyebelin banget sih! Ntar, kalau aku ketemu kak Ganesha lagi gimana coba? Kan jadi malu! Si Sinta rese banget lagi! Kak Abell juga, kemana sih dia? Menunggu itu capek! Apa dia tidak tahu,huh? Keselll!"

Adell bersedekap dada seraya menatap sekitar dengan bibir yang berkomat-kamit. Dan saat melihatnya kakaknya yang sedang berjalan ke arahnya Adell langsung berdiri tegak, bibirnya juga sudah siap mengeluarkan keluh kesah nya.

Tapi, ia menajamkan pengelihatannya. Adell mengucek matanya dan menatap ke arah Abell lagi. Ia melihat jika Abell sedang berjalan ke arahnya dengan terpincang-pincang?

Khawatir? Jangan di tanya!!

Adell buru-buru menghampiri Abell dan langsung melupakan niatnya yang ingin menyembur Abell.

Mata Adell memindai tubuh Abell dari atas hingga bawah, dan wajahnya langsung memucat.

"Kak.. Ke-- kenapa bisa begini?" Gagap Adell menganga. Lalu pandangannya beralih ke arah sebelah Abell.

Regan?

Regan yang ditatap seperti itu oleh Adell pun membuang pandangannya. Ia memasang wajah sedatar mungkin.

Baru saja Adell akan membuka mulutnya, Abell sudah menyeretnya menjauh. Meninggalkan Regan sendirian seperti jomblo ngenes.

Abell menyuruh Adell supaya segera masuk dan tak butuh waktu lama mobil itu pergi meninggalkan sekolah.

Regan mengedikkan bahu acuh, dengan tersenyum miring ia berbalik. Berjalan menuju parkiran. Ia jadi tersenyum ketika melihat wajah kesal dan marah Abell tadi.

Sangat menggemaskan, eh...

**❤**

Abell mendesah sebal saat adiknya itu tak berhenti-hentinya menggerutu dan memberikannya berbagai pertanyaan.

"Bisa diem gak sih? Panas telinga aku lama-lama!" Kesalnya lalu memutar setir ke kanan.

Adell bersedekap dada, ia cemberut. "Galak banget sih! Aku kan lagi tanya..... Ih!"

"Iya-iya tahu... Tapi nanti aja ya di rumah. Sekarang aku lagi males. Bete banget dari tadi. Badmood!"

"Iya-iya... Tapi ada satu pertanyaan yang harus di jawab! Itu lutut kamu kenapa, kak? Jatuh, ya?"

Abell tak langsung menjawab, membuat Adell semakin kesal namun ia memilih diam.

"Iya, tadi gak sengaja jatuh."

Adell tertarik, ia mengubah posisinya hingga menghadap Abell. "Terus-terus? Kok bisa?"

"Gak liat kalau ada batu." Bohong Abell. Ia hanya tidak mau membuat Adell khawatir dan marah kepada murid kelasnya, seperti dulu.

"Kok teledor banget, sih? Jangan bohong ya, aku tau kamu orangnya gak teledor!" Selidik Adell sambil mengacungkan telunjuknya dan tak lupa matanya yang menyipit tajam.

Indigo TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang