Adell mengetuk-ketukan jari-jari lentiknya pada meja. Saat ini ia sedang berada di kantin dan sedang menunggu Sinta yang sedang memesan makanan untuk mereka.
Tak lama Sinta datang dengan dua mangkuk bakso dan juga jus strawberry.
Adell tersenyum lalu segera melahapnya tanpa saus tomat maupun sambal. Berbeda dengan Sinta yang menyukai pedas, seperti Abell.
Sinta menatap Adell yang dengan lahapnya memakan bakso tanpa saus itu, dirinya jadi membayangkan jika ia yang makan kuah tanpa sambal itu bagaimana rasanya. Padahal menurutnya sambal itu nikmat dunia.
Hahaha, tapi ya mau bagaimana lagi selera orang kan beda-beda.
Adell menyeruput jus nya sambil mengedarkan pandangannya. Lantas ia terbatuk karena tersedak saat matanya menatap seseorang yang selalu bisa membuat hatinya berdebar sedang berkumpul dengan teman-temannya di tengah kantin.
"Kamu ngeliatin... kak Ganesha?" Pekik Sinta mengikuti arah pandang Adell. Senyum jahil terbit pada bibirnya yang memerah akibat saus.
Dengan cepat Adell menatap Sinta. Ia mengerjab beberapa kali lalu menggeleng.
"Jangan bohong, deh!"
Adell membasahi bibirnya, bagaimana Sinta bisa tau? Akh! Ini bisa gawat! , Pikir padis berbando pink, Adell.
"Siapa juga yang bohong?" Elak Adell. Ia berkali-kali meminta maaf pada Sinta lewat batinnya, ia belum bisa cerita kepada siapapun tentang ini.
"Aku tahu soalnya setiap dia lewat, kamu selalu perhatiin." Sinta tersenyum miring. "Dan kali ini aku memergokinya lagi."
Adell menunduk, ia meremas tangannya. Mendongak, menatap Sinta lalu berbisik di telinganya. "Nanti aku jelasin, please jangan kasih tahu siapa-siapa!"
Sinta hanya mengangguk dan kembali makan.
👻
Ganesha Redrana, siswa most wanted yang paling banyak penggemarnya. Murah senyum, dan baik hati. Hal itu sangat melekat dalam dirinya. Mempunyai banyak teman dan selalu menjadi peringkat pertama di kelas. Kakak kelasnya yang selalu bisa menarik perhatiannya.Adell membayangkan wajah Ganesha saat sedang tersenyum. Membuatnya tanpa sadar ikut tersenyum juga.
Sinta yang berada di sampingnya menatap sahabatnya itu heran. Ia menyentil dahi Adell, membuatnya tersadar lalu nyengir lebar.
"So, mau cerita gak nih?" Tanya Sinta dengan alis yang terangkat. Saat ini mereka sudah berada di kelas dan guru yang mengajar baru saja pergi karena sedang mengangkat telepon. Moment ini tak disia-siakan Sinta untuk mengintrogasi Adell.
Adell tampak berpikir lalu menghembuskan napasnya. Ia menopang dagunya, melirik Sinta. Ia tersenyum malu. "Gatau mau mulai dari mana."
Sinta memutar matanya, "Biar aku yang tanya terus kamu jawab!"
Adell mengangguk, dan sesi interogasi pun dimulai.
"Kamu beneran suka sama kak Ganesha?"
"I--iya! Jangan kencang-kencang ngomongnya." Rengek Adell membuat Sinta terkekeh.
"Sejak kapan, hm?"
Ia mencoba mengingat-ingat, "Sejak liat kak Ganesha main basket. Keren banget, hehe. Tapi sebenarnya pas aku pertama kali masuk sini sudah suka sama dia karena dia baik dan juga ganteng." Adell nyengir lebar.
Sinta mengangguk. "Jadi.. maksudnya sekarang rasa suka itu berubah menjadi cinta?"
Adell mengedikkan bahunya, "Aku juga gatau, sih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo Twins
TerrorKami berbeda, dan tentu saja karena kami istimewa. ▶◀ Apa kalian percaya jika hantu itu ada dan selalu berada di sekitar kita? Kira-kira apa yang akan kalian lakukan jika kalian bisa melihat mereka'? Ini kisah si kembar dan dua pemuda tampan yang si...