47

9.5K 742 122
                                    

“A hypocrite despises those whom he deceives, but has no respect for himself. He would make a dupe of himself too, if he could."
William Hazlitt

≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈

Arya memulai harinya dengan dering yang berasal dari handphonenya.
Dengan malas Arya meraba kasur disampingnya, mencari benda kecil yang sedari tadi tidak berhenti berbunyi.

Tanpa melihat nama yang tertera dilayar handphonenya Arya langsung mengangkat panggilan itu.

"Halo" Suara ucap Arya dengan suara seraknya sambil mengucak pelan matanya mencoba menarik seluruh kesadarannya.

"Halo mas, kamu baru bangun? Maaf aku ganggu ya, aku udah chat kamu dari tadi tapi kamu gak baca baca" Suara dari seberang telepon itu membuat kesadaran Arya penuh seketika.

Arya membuka matanya lalu duduk bersander pada dinding "Iya baru bangun sayang. Kenapa? Kalo sampe kamu nelfon gini pasti ada yang penting kan" Tanya Arya lagi.

"Aku gak mau kamu tau dari orang lain, Billy ada disini mas. Ternyata dia dari kemarin bantuin cari rumah sakit juga. Aku gatau, aku baru tau dari ka Angel tadi. Aku dari tadi chat kamu tapi ga kamu baca tuh aku kira kamu marah makanya aku coba telepon kamu terus" Manda menjawab dengan nada yang sedikit ragu.

Mendengar nama Billy disebut, emosi Arya mulai naik, tapi sebisa mungkin ia tahan karna tau semuanya akan berujung keributan yang panjang.

Arya menghela nafasnya sebelum menjawab omongan Manda itu "Terus sekarang kamu lagi sama dia? Berdua? Dari jam berapa dia disana?" Arya masih mencoba mengatur intonasi nada bicaranya.

"Ngga, aku ngga sama dia. Aku di depan kamar mammi sekarang. Dia lagi sama ka Angel kayanya. Dari tadi pagi mas. Jangan marah ya sayang" Bujuk Manda.

"Kalo bisa suruh pulang aja, aku gak mau kamu sampe harus ketemu apalagi ngobrol sama dia. Nanti kalo emang urusanku selesai lebih cepet aku langsung ke sana nemenin kamu" Nada tidak suka jelas terdengar dari Arya.

"Gak mungkin bisa aku suruh pulang dong mas, tapi aku bisa jamin kalo aku gak akan ngobrol sama dia. Kamu tenang aja ya. Aku bakal terus hubungin kamu kok mas. Yaudah aku matiin dulu ya teleponnya, kamu mandi dulu" Ucapan Manda barusan mampu memberikan sedikit ketenangan pada Arya.

"Yaudah, aku matiin ya sayang. Love you Man" Ucap Arya lalu mematikan panggilannya setelah Manda membalas ucapan cintanya barusan.

Arya memilih untuk mandi, mendinginkan pikirannya yang masih sedikit panas itu.
Arya benar benar harus menenangkan dirinya kalau tidak mau obrolannya nanti dengan kedua orang tuanya dan juga Putri menjadi pertengkaran yang alot.

~

Sedangkan di rumah Arya saat ini keadaannya sedikit lebih hening dari biasanya.
Putri yang terlihat lebih memilih menyibukan diri dengan hal hal yang sebenarnya tidak perlu dilakukannya cuma hanya untuk menghindari sang mertua sedikit lebih lama lagi.

Tapi sayangnya semua usaha Putri itu tidak berlangsung lama. Turunnya Arya dari kamar atas membuat Putri menghela nafasnya dalam seperti mempersiapkan tenaga untuk melalui hari ini lebih kuat lagi.

"Selamat pagi anak baba. Udah sarapan belum?" Tanya Arya pada Ibrahim yang saat ini sudah berada dalam gendongannya.

"Babbaabababbaaba" Jawab sang anak tidak jelas.

"Sarapan dulu" Suara Putri dari arah ruang makan membuat Arya menoleh spontan.

"Tumben, jangan karna ada bunda deh. Tenang aja, hal sepele gini mah gak bakal gue omongin Put. Lo aja yang sarapan, gue bisa bikin sendiri kok" Jawab Arya santai tapi menusuk tepat di dada Putri.

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang