3

12.6K 667 15
                                    

Manda terbangun dari tidur ternyenyaknya dari beberapa waktu belakangan ini dengan langsung disuguhkan dengan pemandangan yang luar biasa indah. Arya masih tertidur disebelahnya dengan tangan yang masih memeluk pinggang Manda. Dalam hati manda berucap "boleh ga sih kaya gini setiap hari di sepanjang hidup gue? Gue ga minta buat gue banyak duit. Gue ga minta buat gue terkenal. Gue cuma minta pria ini selalu ada di hidup gue, di tiap pagi gue buka mata. Pria ini yang selalu bersedia meluk gue saat gue ngerasa capek. Boleh ga sih Tuhan? Manda cuma mau bahagia lagi aja" Manda mengelus lembut bagian wajah Arya. Mulai dari pipi, lalu kehidung mancungnya, alis yang lebat lalu turun lagi ke pipi arya dan berakhir di bibir tipis yang sedikit agak gelap ini. Usapan lembut itu sedikit mengganggu Arya yang masih terlelap. Apa manda berhenti? Tentu tidak. Manda tetap mengusap lembut pipi dan bibir Arya sampai sang empunya pun terbangun "kamu ngapain sih man?" Tanya Arya masih dengan mata tertutup "Selamat pagi juga mas" Manda menyindir Arya "hmm pagi, kamu ngapain?" Arya masih tetap dengan pertanyaannya "gak ngapa ngapain. Aku cuma seneng aja bangun tidur terus ngeliat kamu tidur. Kamu tidur kaya anak bayi. Anteng banget. Jangan jangan aim kalo tidur kaya kamu kali ya?" Tanya Manda sambil tersenyum membayangkan anak Arya yang sejujurnya memang sangat lucu itu. "Nanti kapan kapan kamu liat sendiri aja ya gimana kalo dia tidur. Beda sama saya. Dia gabisa diem. Makanya kalo dirumah saya tidur dibawah atau di luar, beda kamar sama dia sama mamanya. Jangan tertipu sama wajah lucunya sayang" Arya tersenyum menjawab ocehan manda. Manda tertegun mendengarnya. Hatinya berbunga-bunga dan juga tertusuk disaat yang bersamaan. Manda bahagia dipanggil sayang oleh Arya tapi di saat yang bersamaan Manda kembali tertampar dengan ucapan Arya yang menyebut kata mamanya. Ya, Manda sempat lupa bahwa ada Putri yang menemani Ibrahim. Senyum miris terukir di bibir Manda. Arya yang tidak mendengar jawaban dari Manda memilih membuka matanya "kenapa diem aja?" Tanya Arya sambil merapihkan sedikit rambut Manda yang agak berantakan "gapapa hehe aku lupa aja kalo tiap kamu pulang ya kalian tidur bertiga" Jawab manda sambil tetap mencoba tersenyum. Terdengar helaan nafas panjang dari Arya "gak tidur yang kaya kamu pikirn ko. Ga kaya gini juga. Aku banyakan tidur dibawah atau di luar. Gak kaya gini beneran" Arya mencoba meyakinkan Manda agar manda tidak memikirkan hal-hal yang seharusnya tidak dia pikirkan "ih pelukan juga gapapa ko, kan dia istri kamu. Kenapa juga mesti kamu jelasin ke aku mas?" Tanya manda sambil mencoba bangun dari tempat tidur. Arya tau senyuman manda saat ini bukan senyum tulusnya. Arya terlalu mengenal Manda. Ditahannya tangan manda dan ditariknya kembali kepelukannya "Masih pagi, bisa ga gausah overthinking? Hari ini masih panjang, jangan malah kamu pilih untuk nyakitin diri kamu dengan hal yang kamu tau itu ga bener Manda. Kamu tau aku sama dia udah ga sebaik itu hubungannya. Kamu lebih tau dari semua orang yang ada disini. Kenapa malah kamu lebih milih pikiran kamu yang nyatanya nyakitin kamu itu sih?" Tanya Arya serius. Manda bisa melihat dengan jelas kefrustasian dari tatapan Arya "apa sih? Aku gapapa padahal. Aku ga mikirin apa apa" Bantah Manda masih mencoba melepaskan pelukan Arya "aduh Man aku tuh tau kamu gimana ya Manda. Gausah coba buat bohong sama aku. Kamu mikirnya apa? Kamu mau aku buktiin ke kamu kalo aku sama dia itu emang udah ga baik baik aja? Perlu aku telepon dia sekarang? Kalau perlu vidio call biar dia tau sekarang aku lagi sama kamu? Biar bisa bikin kamu yakin kalo saat ini cuma kamu yang aku utamain?" Tanya Arya serius. Manda mendengar itu seketika terdiam. Ketulusan yang terpancar dari mata Arya saat ini mengantarkan gelenyar hangat di dalam dada dan di perut Manda. Manda yang terharu mendengar ucapan Arya langsung memeluk Arya erat "padahal aku ngga mikir apa apa beneran mas. Kenapa sih kamu tuh" Manda menangis bahagia dipelukan Arya. Manda merasa sangat diinginkan, sangat di sayangi dan sangat dicintai oleh Arya. Manda benar-benar sudah tidak peduli dengan apapun status Arya saat ini, yang Manda tau dia hanya ingin bahagia dan membahagiakan lelaki didepannya ini. Pelukan erat mereka sama sekali tidak terlihat akan terlepas dalam waktu dekat. Bahkan Manda entah keberanian dari mana saat ini sedang mengecup pipi Arya berulang kali. Arya memejamkan mata seraya menikmati kecupan ringan dari Manda. Manda sangat menyayangi lelaki ini, pusat kebahagiaan Mandat saat ini berada di lelaki ini. Entah dorongan dari mana Arya berani memiringkan wajahnya menjadi menghadap Manda, manda yang tidak sadar pergerakan Arya tidak sengaja mengecup tepat di bibir Arya. Arya membuka matanya dan menatap Manda yang ternyata saat ini juga sedang menatapnya dengan ekspresi kaget "boleh ga?" Satu pertanyaan simple yang keluar dari mulut Arya membawa sekelompok kupu-kupu terbang diperut Manda. Manda tau kearah mana pertanyaan ini tapi Manda juga bingung harus menjawab apa. Jelas manda sangat tau dia juga menginginkan ini, tapi Manda juga tau ini salah "Man, boleh ga?" Arya kembali bertanya dengan nada suaranya yang semakin rendah. Manda menganggukkan kepalanya dan memejamkan matanya. Arya yang mengetahui bahwa Manda mengizinkannya pun langsung memajukan kepalanya sampai bibirnya dan bibir Manda bersatu. Kecupan ringan diberikan Arya untuk wanitanya ini. Arya tau, langkahnya kali ini salah. Karna tidak mungkin dia bisa puas hanya dengan mengecup bibir wanita idamannya ini. Kecupan ringan kini berubah menjadi lumatan lumatan yang menuntut, Arya menarik Manda semakin menyatu dengannya tanpa melepaskan pagutan bibir mereka. Arya mencurahkan segala perasaannya melalui ciumannya kali ini. Dia sama sekali tidak menahan apapun yang ia rasakan untuk Manda. Begitu juga dengan Manda, tangannya kini bergerak membelai kepala bagian belakang Arya, memberitahu secara tidak langsung bahwa ia sungguh tidak keberatan atas ciuman ini. Arya menarik manda sehingga sekarang Manda tepat berada di atas badan arya tanpa perlu repot repot menyudahi ciuman mereka. Arya membelai lembut punggung Manda, memberikan rasa ternyaman yang bisa arya berikan. Entah sudah berapa lama mereka berciuman akhirnya Manda menyudahinya karna pasokan oksigen diparu parunya sudah mulai melemah. Tangan Arya masih tidak berhenti dari kegiatannya mengelus kepala sampai punggung Manda. "Aku sayang banget sama kamu mas" Manda merebahkan kepalanya di dada bidang Arya sehingga dia bisa mendengar dengan jelas irama detak jantung Arya yang berpacu sangat cepat sama persis dengan jantung Manda "aku juga sayang sama kamu manda" Arya kembali memeluk Manda.
Keheningan kembali menerpa Manda dan Arya, bukan karna mereka menyesali apa yang telah terjadi, tapi karna ingin menikmati waktu berdua. Tanpa sadar sekarang sudah pukul 08.00 pagi. Mereka harus bersiap siap untuk kembali shooting. "Aku balik kekamar dulu ya mas. Mau siap siap. Kamu juga bangun ayo siap siap, biar bisa sarapan juga" Manda pun beranjak dengan malas dari atas badan Arya "iya, tapi aku sarapan disini aja deh nanti minta dianterin aja kateringnya" Arya pun bangun dan duduk di pinggir tempat tidur "Vitaminnya masih ada ga? Kalo gaada nanti aku anterin stok yang dikamar. Jangan ga diminum vitaminnya" Tanya Manda "masih ada kok dikit lagi, iya diminum juga tiap hari" Arya mengambil botol vitamin yang beberapa waktu lalu diberikan Manda padanya "yaudah, aku keluar ya" Pamit manda langsung keluar dari kamar Arya.

Arya masih terpaku ditempat duduknya memikirkan kejadian tadi "gua harus cepet cepet selesaiin semuanya. Gua gabisa gini terus" Ucap Arya sambil mengambil handphone nya yang tergeletak di meja samping kasurnya. Di bukanya aplikasi whatsapp dan mencari kontak Putri lalu menelponnya. Terdengar nada tunggu dari seberang sana yang tidak lama lalu diangkat "Assalamu'alaikum" Sapaan dari seberang sana "wa'alaikumsalam, put kayanya kita harus bicara deh" Suara Arya terdengar serius "tentang apa? Ya pulang aja kalo mau ngomong, emang gabisa pulang sampe harus telepon?" Jawaban tak bersahabat dari Putri membuat Arya menarik nafas mencoba menahan segala rasa jenuh yang ada "tentang kita. Iya maksudnya nanti kalo pulang kita harus ngobrol. Besok pulang, kalau bisa tenangin pikiran biar kita bisa bicara dengan kepala dingin. Gausah pake ribut ribut" Arya masih mencoba tenang "Yaudah pulang aja lu dulu ba, ngomong dirumah. Kayanya gua juga tau apa yang bakal lu omongin. Inget aja disini ada bude bude yang udah tau semuanya. Ati ati kalo mau ngomong ntar" Ini yang Arya ga suka, semua orang harus disangkut pautkan dengan urusan pribadinya. Yang harusnya orang tidak tau malah kini merasa paling tau. "Aim lagi ngapain? Mau vidiocall bisa?" Arya memilih untuk merubah topik pembicaraan karna merasa tidak akan baik baik saja bila terus dilanjutkan "bisa bisa" Panggilan pun berubah menjadi vidiocall. Terlihat diseberang layar ada Ibrahim yang sedang memakan pisang goreng "aduh aduh anak baba lagi makan apa?" Terlihat jelas perbedaan raut wajah Arya saat ini, kerinduan yang begitu besar terlihat dengan jelas ketika Ibrahim muncul didepan layar "Lagi mam pisang goreng buatan mamaw ba" Jawab Putri "besok baba pulang ya nak. Main ya besok sama baba ya" Ibrahim yang diajak ngomong hanya merengut tanda tidak mengerti apa yang diucapkan babanya. Lalu tidak lama sambungan vidio call itu pun disudahi karna Arya harus siap siap untuk shooting.

Sedangkan kondisi dikamar Manda berbanding terbalik. Disana sudah sangat ramai diisi oleh ichan, atun, cokro, dan chika
"Ini dia si empunya kamar yang memilih tidur dikamar orang lain wkwkwk" Ledek cokro pada Manda yang baru masuk kekamarnya "disini berisik kaya tempat pengungsian, ya mending cari tempat tidur yang layak lah" Jawab manda sambil berjalan ke kamar mandi " Langsung mandi? Abis ngapain nok dikamar papa al? Hahaha" Sekarang giliran Ichan yang menggoda manda "mau shooting ya! Gua tonjok ni ya can. Udah gua bilang gua cuma pengen tidur yang beneran tidur loh. Yaampun" Manda mengibaskan tangannya sambil berlalu ke kamar mandi. Sedangkan mereka semua tertawa karna berhasil menggoda Manda.
Ichan terlihat sedang menyiapkan peralatan yang setiap hari harus dibawa olehnya ke lokasi shooting, sedangkan atun bersiap siap untuk memakeupkan dan menghairdokan Manda. Kalau cokro dan chika tidak usah ditanya. Mereka sedang menikmati santap paginya.
"Eh kalo kata gua ni ya, kayanya Manda emang butuh tempat tenang untuk istirahat deh, dia terlalu mengutamakan orang lain sampe ke kamar aja dia bebasin kan buat siapa aja. Kadang kadang kasian gua liat manda, masa mau tidur aja ga bisa karna bulak balik orang keluar masuk kamarnya cuma buat ambil makan lah, ambil jajanan lah. Gua setuju deh kalo dia tidur dikamar Arya, atau kalau perlu ya buka kamar lagi khusus buat dia istirahat abis shooting atau pas dia lagi mau sendirian gitu" Tiba-tiba chika mengeluarkan pendapat pribadinya "gua udah bilang sama dia, ya pintu kamarnya kunci aja kalo dia mau tidur. Sama kaya yang lain juga kan kamar mah dikunci pas malem. Cuma dia doang yang kaga. Gua juga udah bilang begitu, dia butuh istirahat juga tapi jawabannya malah gitu, malah bilang biarin aja mereka juga butuh makanan butuh cemilan. Biar aja mereka cari sendiri apa yang mereka perlu. Gatau dah, antara baik sama oon beda tipis kan ci? Hahaha" Cokro menimpali omongan Chika. Ternyata Manda mendengar itu semua "bukan gitu, gua dari pertama bikin kaya gini kan udah bilang, siapapun yang mau makan mau jajanan boleh ambil bebas ke kamar gua. Kalo sekarang tiba tiba gua kunci pintu yang ada gua disangka gak mau bagi-bagi lagi. Biarin aja lah kaya gini. Gua juga seneng ko jalaninnya" Jawab manda sambil berjalan menuju kursi dimana biasanya atun dan ichan beraksi memoles Manda "ya bener sih nok tapi kalo gini jadi lu yang kesiksa mau tidur aja susah" Ucap chika "gua mah gampang tinggal pindah pindah. Ke kamar lu bisa ci, ke kamar glenca, ke kamar Arya. Kemana mana bisa gua mah. Udah gapapa gua mah gak usah di pikirin. Jangan malah jadi kalian yang kurang istirahat karna mikirin gua yang ternyata gak kenapa-napa. Jangan bikin gua kerja cuma buat biayain kalian masuk rumah sakit karna stres mikirin Amanda Mandopo tidur dimana ya. Gua tonjok yang ada kalian." Gurauan Manda mengartikan bahwa dia benar-benar tidak keberatan akan apa yang saat ini terjadi. Dia tidak mempermasalahkan dimana dia harus tidur atau dimana dia harus istirahat karna begitulah Manda. Berbagi adalah hal paling penting dan harus dilakukan Manda. Tidak peduli siapa orangnya dan tidak peduli apa pekerjaannya selama dia bisa memberi, dia akan terus memberi.

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang