9

11.2K 617 26
                                    

Manusia hidup bukan untuk masa lalu melainkan untuk masa depan.
Berdamai dan menerima masa lalu adalah bukti dari sebuah pendewasaan diri.

≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈

Arya memutuskan untuk pergi ke luar kamar menemui yang lain di basecamp. Arya ingin menanyakan sesuatu yang memang membutuhkan masukan orang banyak, setidaknya agar Arya tidak melakukan keputusan yang salah.

Ketika Arya membuka pintu basecamp masih sangat terlihah jelas ekspresi terkejud dari Mama rosa, glenca, chika dan evan. Bahkan glenca dan chika masih belum berhenti menangis.

Mama rosa yang melihat Arya masuk terlebih dahulu langsung menanyakan keadaan Manda "Manda gimana Ya?" Sambil terus memerhatikan Arya yang berjalan menuju kursi di depannya.
"Lagi tidur ma sekarang" Arya kembali terlihat memijat keningnya pelan "Lo juga jangan malah ikutan kaya gini lah Ya. Lo yang harusnya nguatin Manda pas dia lagu butuh semangat" Ucap Evan sambil menepuk-nepuk punggung Arya "Gue cuma ga ngerti aja. Seberat apa selama ini masalah yang dia tanggung sendiri. Gue kira dia udah cerita semua ke gue. Udah ngebagi rasa sakitnya ke gue. Tapi ternyata yang dia bagi ke gua gaada setengahnya. Gila ga sih? Kebayang ga lo cuma dijadiin bahan sex doang? Kebayang ga sih?" Tanya Arya yang kembali tersulut emosi "Tenang bro tenang, kalo kaya gini lo ga bakal bisa berhadapan dengan Manda. Emosi lo yang begini malah bisa bikin Manda makin drop" Evan terus mencoba menenangkan Arya

Mama rosa menggenggam tangan Arya "Arya, kita semua tau kamu marah banget sekarang. Tapi please kamu harus ngejalanin semua pake kepala dingin. Jangan biarin emosi kamu menghancurkan segalanya. Calm down Arya" Genggaman tangan mama Rosa semakin menguat ketika dilihatnya Arya menarik nafas panjang dan memejamkan matanya.

"Gue harus ketemu Billy. Gak bisa gini aja" Arya kembali bersuara "buat apa? Berantem? Nyelesaiin masalah ga? Mending lo fokus aja sama Manda. Jangan malah ngurusin hal yang ga penting" Ucap Evan sedikit lebih keras. Sepertinya Evan mulai gerah atas sikap Arya yang keras kepala ini

"Ya, gue tau lo sayang sama manda tapi apa yang Evan bilang itu bener. Kita harus fokus sama Mandanya dulu. Urusan billy bisa di pikirin nanti. Yang penting Mandanya dulu ya. Kita semua bakal bantuin lo buat balikin Manda kaya yang sebelumnya. Tapi disini yang lebih harus kuat itu lo. Karna yang bakal ngadepin Manda secara lebih dalam itu lo Ya. Manda gaakan se terbuka itu selain sama lo. Kuat ya Ya please" Kali ini Glenca yang memohon pada Arya.

Arya terdiam seperti memikirkan semuanya. Semua pikiran buruk, emosi, harapan pun bercampur di kepala Arya. Membuat Arya bingung yang mana sebetulnya yang harus dia pilih.
Keinginan untuk menghajar billy habis habisan sangat besar di diri Arya saat ini, tetapi dia juga mengerti apa maksud dari ucapan teman temannya ini.
Arya harus memilih prioritasnya. Emosi atau Manda.
Dan tentu saja Arya memilih Manda.

"Bantu gue buat balikin senyum Manda. Please bantu gue" Arya berucap sambil tertunduk lesu. Menuangkan segala ketakutan yang menghantuinya sedari tadi.

Chika sedikit berlari menghampiri Arya dan memeluk Arya "Poy lo tenang aja, lo ga bakal sendirian. Kita semua ada buat lo sama Manda. Kuat ya Poy. Harus kuat. Kita beresin ini sama sama. Urusan billy, biar gue aja duluan yang ngomong. Seenggaknya gue kenal billy udah lama banget. Gue tau gimana harus nanganin dia" Chika memeluk Arya

Arya mengangguk berulang kali setelah mendengar ucapan Chika. Entah menyetujui ucapan chika atau hanya meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia mampu untuk menyelesaikan semua ini. Meyakinkan dirinya bahwa semuanya akan baik baik saja. Yang Arya inginkan hanya Mandanya bahagia. Apapun caranya Arya akan memberikan kebahagiaan itu untuk Manda. Hanya itu yang Arya pikirkan

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang