50

7.1K 703 72
                                    

"The dead never truly die. They simply change form." - Suzy Kassem

≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈

Sudah beberapa hari ini Manda melalui harinya dengan beban yang tertumpuk dipundaknya.
Kondisi sang ibu yang belum menunjukan perubahan kearah yang baik seakan membuat Manda tertarik semakin jauh masuk kedalam rasa takut yangenghantuinya begitu besar.

Waktu yang sedikit dimiliki Manda semakin menambah rasa sakit disetiap Manda menjalani hari-harinya.

Manda memang tidak pernah dibiarkan sendiri oleh Arya atau teman-temannya yang lain.
Sama seperti saat ini, ketika Arya tidak bisa menemaninya karna pekerjaan lain yang mengharuskan Arya meninggalkan BKT pun Arya tetap meminta beberapa pemain lain untuk tetap menemani Manda.

"Keadaan mami gimana sekarang moy?" Tanya Chika yang saat ini sudah berbaring tepat disebelah Manda yang sedang memainkan handphonenya.
Membalas beberapa chat yang masuk.

"Masih sama kaya kemarin kemarin ci. Belum ada perubahan yang mengarah kearah yang lebih baik. Takut gua sebenernya ci. Berisik banget isi kepala gua" Keluh Manda sambil melempar pelan handphonenya ke arah atas kepalanya.

Chika menepuk pelan pipi Manda "husttt gak boleh gitu ngomongnya. Tetep harus mikir yang positif moy. Kalo lo sendiri aja udah gak yakin ya gimana lo bisa ngeyakinin mami kalo semua bakal baik-baik aja?" Chika menegur Manda pelan.

Sejujurnya, Chika sangat mengerti apa yang dirasakan Manda saat ini.
Rasa takut akan hal yang bisa saja terjadi pasti membuat mental Manda sedikit banyak terguncang.
Ditambah dengan pekerjaan yang mengharuskan Manda tetap berada jauh dari maminya semakin membuat pikirannya mengira-ngira hal yang menakutkan.

"Gak tau gua ci. Bingung" Manda terdengar frustasi.

Belum sempat Chika menjawab ucapan Manda, Ais terlebih dahulu sudah menghampiri Manda.

"Man, ini anak paguyuban bikin acara doa bareng buat mami lewat Zoom. Nanti bisa gabung gak? Sebentar aja sih kaya sapa mereka aja. Bisa gak?" Tanya Ais sedikit ragu karna takut Manda tidak nyaman.

Manda menatap Ais dengan sorot mata yang terkejut.
"Sampe bikin doa bareng? Kenapa mereka pada baik banget sih padahal kenal juga ngga" Air mata Manda sudah hampir menetes ketika mengucapkan kalimat barusan.

"Lo orang baik moy. Makanya banyak juga yang sayang sama lo sampe ikut doain mami. Makanya lo jangan mikir yang aneh-aneh lagi sekarang ya" Chika menyemangati Manda lagi.

"Bisa Is gue. Nanti kabarin aja. Tapi paling gua kelarin take dulu ya? Nanti pas istirahat baru gue gabung. Gapapa?" Tanya Manda lagi pada Ais.

"Gapapa, nanti selesai kegiatan mereka aja gabungnya. Ini aku juga kontekan sama anak paguyubannya juga. Yaudah nanti aku infoin lagi ya. Kamu makan dulu aja Man, atau ngemil kek setidaknya. Jangan kosong perut ya" Manda menganggukkan kepalanya tanda menyetujui ucapan Ais padanya.

Ais kembali pergi meninggalkan Manda dan Chika berdua dikamar.
Chika kembali menatap Manda yang saat ini tengah memainkan handphonenya.

"Jangan dipendem terus moy. Lo mau nangis ya nangis jangan ditahan mulu" Chika berucap sambil mengusap lembut lengan Manda.

Manda menoleh pada Chika kan tersenyum kecil "Gue bukan nahan ci, cuma gue gatau lagi gimana caranya ngeluarin semuanya. Ketahan sendiri padahal gue gamau nahan. Sakit ci di dada tuh nyesek rasanya pas lo sedih tapi lo diharuskan buat terlihat happy. Gue juga gamau kayak gini, tapi ya emang gak bisa" Sorot mata Manda sudah mewakili isi hatinya ketika Chika menatapnya dalam.

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang